• Breaking News

    Sabtu, 06 April 2019

    Chapter 5 - Wanita Naga Bagian 4

    Translator : TAKI-KUN
    Selamat Membaca

    --------------------------------------------------------------------------------------------
    "Teeeyyimmaa kkkaaaciih banyyuaakkk!"

    Aku membeli bahan-bahan di sebuah supermarket berukuran sedang.

    Memang sangat menyenangkan saat bersemangat, tetapi aku tidak tahu apa yang dikatakan kasir, aku hanya memberinya anggukan dan meninggalkan toko.

    Supermarket yang berada di sepanjang jalan raya besar memiliki tempat parkir yang bahkan lebih besar daripada toko pada umumnya. Aku menghabiskan beberapa waktu untuk menemukan supermarket ini.

    Tidak perlu menebak, aku bisa merasakan bahwa aku berjalan cukup jauh. Akan melelahkan untuk berjalan sejauh ini setiap hari.

    Namun, meskipun rumah kami dikelilingi oleh hutan, ada area perumahan jika kamu berjalan sebentar. Aku yakin bahwa jika aku hanya berjalan sebentar, aku dapat menemukan toko atau supermarket yang lebih dekat.

    "Haruskah aku kembali?"

    Aku memiliki kebiasaan buruk berbicara pada diriku sendiri. Itu pasti karena aku jarang melakukan percakapan dengan siapa pun kecuali dengan keluargaku di rumah. Aku membawa tas belanja dan meninggalkan tempat parkir. Jalan raya besar ada di dihadapanku.

    Aku menunggu lampu lalu lintas untuk menyeberang jalan.

    Jalan ini terdiri dari 3 lajur di setiap sisi yang penuh dengan kendaraan. Jika kamu mengikuti jalan ini, kamu bisa tiba ke Kanto. Padahal, ada juga banyak truk dan semi trailer, jadi rasanya ada lebih banyak mobil daripada yang sebenarnya.

    "Jalan ini benar-benar panjang ..."

    Perutku hampir keroncongan. Setelah kuperhatikan keadaan sekitar, ternyata sudah malam.

    Ketika aku memikirkan bagaimana caraku untuk segera kembali ke rumah, aku melihat ke arah batu besar itu.

    Aku bisa melihat batu besar bahkan dari sini, itu tepat berada di bawah beberapa awan rendah.

    Pemandangan itu tampak seperti pemandangan dari negeri dongeng.

    Aku mengagumi pemandangan ini selama beberapa waktu, seorang wanita bertelinga kucing ditemani dengan seorang anak kecil bertelinga kucing berdiri di sampingku. Sepertinya mereka adalah orang tua dan anak. Mereka berpegangan tangan dengan erat dan berbicara sambil tersenyum.

    "Bu! Apa makan malam hari ini? "

    “Bukankah tadi kamu baru saja bertanya? Apakah kamu sebebahagia itu? Makan malam hari ini ada kari."

    "Yay! Hore! Aku suka kari! "

    Betapa damainya. Sudut mataku menurun saat aku memandangi bocah itu. Menyenangkan sekali. Aku sangat menyukai anak-anak yang baik seperti itu.

    Ada juga waktu dimana Shouhei menjadi seperti itu. Sekarang, dia telah menjadi kurang sopan dan menggunakan alasan untuk berdebat, jadi dia sudah tidak menggemaskan sama sekali.

    Yah, dia tampan, jadi tidak masalah. Tapi aku tidak tahu apa ini baik-baik saja untuk adik lelakiku itu.

    Ketika aku merasa sedih karena berjalannya waktu, ibu bertelinga kucing tersebut memperhatikan diriku, dan segera bergegas pergi.

    Sial.

    Aku lupa tentang ekspresi jahatku.

    Bukannya aku sedang memandang mereka dengan pikiran jahat. Hal seperti ini sering terjadi. Aku lumayan tinggi, memiliki rambut yang kasar dan tubuhku juga cukup kekar karena aku sering berolahraga. Mataku yang miring ke atas yang membuatnya tampak seperti aku sedang memandang rendah orang lain, jadi mereka sering salah paham tentangku.

    Aku sudah terbiasa akan hal itu. Itu sebabnya, aku tidak merasa kaget sama sekali!

    "A-apa itu!"

    Aku mendengar suara dari jauh. Suara berat dari pria paruh baya.

    Aku melihat dari atas bahuku dan melihat seorang pria paruh baya mengenakan jersey yang cukup mencolok. Dan dia sedang menunjuk sesuatu.

    Wajahnya terlihat memerah dan ketakutan, sepertinya dia habis bermimpi buruk. Bahkan lebih jelek lagi karena adanya wajah harimau yang dibordir di belakang baju kaosnya.

    Di sebelah kakinya, ada seekor anjing kecil yang sedang mengenakan sweter berbulu dan menggonggong. Itu anjing corgi, bukan? Entah bagaimana, kupikir anjing itu terlihat menyedihkan. Meskipun sudah terlihat sangat imut bahkan tanpa sweter.
    TL Note : untuk lebih jelas bagaimana tampilan anjing corgi, silakan cek saja di google ada banyak kok

    Si ibu bertelinga kucing mengkonfirmasi apa yang ada di arah yang ditunjuk oleh lelaki paruh baya itu, sambil menggendong anak laki-lakinya itu dan mulai berlari.

    Pada saat itu, aku akhirnya merasa terganggu oleh tempat dimana pria paruh baya itu tunjuk.

    "Ah?"

    Ada awan hitam.

    Awan hitam rendah yang berbentuk aneh mendekat dengan kecepatan yang mengejutkan sambil berputar-putar. Selain itu juga awan tersebut menyebarkan kilat tebal.

    "Eh?"

    Kupikir akan ada hujan dengan kilat yang besar. Aku merasa sedih melihat pemandangan yang tidak realistis ini.

    Para pelanggan took yang ada di sekitarku mulai naik ke mobil mereka satu demi satu atau berlari ke dalam toko untuk melarikan diri.

    Apakah ini terlihat seperti kekacauan?

    Aku dikejutkan oleh jeritan melengking yang biasanya tidak cocok untuk-ku, aku akhirnya mundur selangkah.

    Lalu, kuperhatikan lagi.

    Siluet besar mendekat dengan kecepatan yang sama dengan awan hitam.

    Benda itu sangat panjang, secara horizontal. Bagian tengahnya sangat besar, tetapi menjadi lebih mengecil pada kedua ujungnya.

    Keingintahuanku menjadi semakin besar. Aku berhenti berjalan dan menatap siluet tersebut.

    Ini mungkin pertama kalinya aku merasa bahaya di dalam hidupku. Sebuah petir tebal menghantam tiang listrik yang berada 20 meter dari tempatku berdiri.

    Tanah bergetar dan hancur berkeping-keping, suara bernada tinggi menembus tubuhku.

    Suara tersebut langsung menembus tubuhku dan membuat diriku menjadi tidak stabil.

    Meski begitu, diriku yang bodoh ini bisa mengetahui wujud dari siluet misterius tersbut. Tepat di bawahnya, aku melihat sebuah sosok.

    Itu adalah sosok manusia. Yah, kukira aku sedikit salah untuk mengatakan sosok itu adalah manusia?

    Akhirnya, aku bisa mulai melihat siluet yang mendekat itu, penampilannya benar-benar terlihat jelas di mataku.

    Mengenakan jaket kuning yang dilengkapi dengan bulu merah di bagian lehernya, ya dia adalah singa berkaki dua jadi kurasa aku tidak bisa menyebutnya sebagai manusia.

    "Tol, Tol, Toloonggg!"

    Berlari sambil menumpahkan tetesan air mata, bukankah dia itu adalah raja binatang buas. Saat ini dia bahkan tidak memiliki sedikit pun martabat yang tersisa.

    “Gueee! Ohok! Itu sebabnya aku bilang aku tidak mau melakukan ini! Tidak ada cara untuk menang melawannya! Tidak mungkin ini akan berjalan dengan lancar! "

    Raja binatang buas tersebut sedang zigzag ke kiri dan kanan sambil berlari ke arah sini dan dia menggendong sebuah benda dengan kain pembungkus yang besar.

    "Betul juga! Aku masih punya itu! Pistol sihir yang kubeli dengan banyak uang! Aku lupa! Apakah aku ini bodoh?!"

    Dia mencari-cari sesuatu di dalam jaketnya dengan satu tangan dan mengeluarkan pistol besar yang terlihat jelek.

    Besar sekali, bukankah itu bazoka. Apa-apaan sih dia itu. Bagaimana dia bisa meletakkannya di dalam jaket?

    Dia berada sekitar 50 meter dari tempatku berdiri. Aku menjadi sangat tertarik dan tidak bisa memalingkan pandanganku.

    “Makan ini! Senjata sihir gravitasi yang kubeli dengan pinjaman! Selamat tinggal, cicilan 12 bulan! ”

    Dia berbalik arah dengan sigap dan menarik pelatuk bazoka, raungan gemuruh terdengar. Ledakan hitam legam keluar dari bazoka dan langsung mengenai bayangan hitam tersebut.

    Pada saat itu, pemandangan menjadi buyar untuk sejenak.

    "Gaaaaaa!" Siluet itu meraung dan terjatuh kearah tanah, membuat asap debu saat terjatuh.

    “Rasakan! Jangan meremehkan Gasaraio-sama, Dasar kadal! ”

    Saat raja binatang buas tertawa keras, ia melewati tempatku berdiri.

    "... Sosok yang sangat menarik."

    Jadi dia itu adalah suku singa. Ini adalah pertama kalinya aku melihatnya.

    Setelah aku memastikan dengan mataku sendiri sosok yang disebut Gasaraio-sama, aku melihat bayangan yang terjatuh di tanah.

    Bahkan sekarang, sosok itu masih tersembunyi di balik asap debu dan aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.

    Tidak lama kemudian, asap debu mulai menghilang dan aku menyipitkan mataku untuk melihatnya.

    "Hm? Eh? ”

    Aku mulai berlari secara naluriah. Hal itu karena bayangan hitam besar tersebut menghilang dan yang ada hanyalah bayangan kecil dari seseorang.

    "Apakah kamu serius? Bukankah itu manusia? "

    Mungkin ada seseorang yang terjebak dalam kecelakaan tadi. Aku harus membantunya. Aku harus memanggil ambulans atau sesuatu.

    "Oi! Apa kamu baik baik saja!?"

    Aku mengibas asap debu saat mendekati sosok itu.

    "... Eh !?"

    Aku terkejut lagi. Yah, walaupun aku memang sudah sangat terkejut sejak awal.

    Ada seorang gadis telanjang bulat di sana. Gadis itu jelas terlihat sedang telanjang bulat. Aku mungkin adalah orang yang beruntung, namun bagaimana bisa gadis tersebut berbaring sambil mengungkapkan tubuhnya seperti itu. Ini jelas pemandangan yang buruk bagi mentalku.

    Aku adalah seorang remaja yang sehat, jadi aku tidak bisa menahan semangatku. Namun, ini bukan waktunya untuk hal seperti itu.

    Aku berhenti sejenak, lalu dengan cepat bergegas dan menggoyangkan tubuh gadis tersebut.

    “O-oi! Kamu masih hidup, kan! Haruskah aku memanggil ambulans ?! "

    Aku mencoba berbicara dengannya dengan suara keras.

    "Ah, apa?"

    Pada saat itu, aku menyadari kalau aku memang orang bodoh.

    Rambut gadis itu berwarna biru transparan. Ada rambut panjang yang melilit tubuh gadis itu, um, itu terlihat seksi. Bagian atas dadanya tersembunyi di dalam rambutnya dan memberikan pandangan sekilas mengenai dadanya tersebut, tetapi sekarang bukan saatnya untuk hal-hal seperti itu.

    Pria muda itu berhenti mengkhawatirkan tentang benjolan kecil yang ada di bagian dada gadis tersebut, yang lebih penting, ada sayap besar yang muncuk dari arah belakang gadis itu. Sayap biru dengan bulu yang seperti burung.

    "M-malaikat?"

    Perkataan bodohku keluar begitu saja dari mulutku.

    Jika seseorang mendengarnya, mereka pasti akan segera berpikir bahwa diriku memang orang yang bodoh.

    Tentu saja, aku langsung tahu kalau dia itu bukanlah malaikat. Itu karena ada tanduk hitam indah yang tumbuh di sisi kiri dan kanan dahinya dan ekor besar ditutupi dengan bulu biru yang indah.

    "Dari ras apa dia ini?"

    "U-uh"

    Sementara aku bingung, gadis itu terbangun dan menahan pundaknya sambil terhuyung-huyung. Jika aku melihatnya lebih dekat, ada sejumlah besar darah yang keluar dari bahu kanannya.

    “O-oi! Kamu terluka parah! Aku akan memanggil ambulan, jadi diamlah dulu! "

    Aku mengeluarkan ponsel yang jarang kugunakan dari saku dan menekan tombol 110. Setelah, kuingat lagi seharusnya tombol yang kutekan adalah 119, aku menghapusnya dan mulai menekannya lagi.

    Aku sudah kehabisan akal di sini! Jadi maafkan aku!

    "P-permisi!" Gadis itu menempel di pinggangku dan memanggil dengan suara suram.

    "Tolong bantu aku! Anak-anakku telah diculik! Kumohon!"

    Akhirnya aku terseret ke dalam masalah yang menyusahkan.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    TULIS KOMENTAR