• Breaking News

    Senin, 08 April 2019

    Chapter 2.3 – Kakak Kelas Peringkat Tiga Digit

    Translator : Ichimokuren
    Selamat Membaca
    --------------------------------------------------------------------------------------------


    Tesfia dan Alice berlatih hingga larut malam. Meskipun saat itu adalah waktu di mana matahari baru saja selesai terbenam dan belum waktunya untuk makan malam. Selain itu, mereka hanya perlu kembali ke asrama perempuan. Selain itu, Akademi Sihir yang bergengsi ini memiliki sistem pencegahan untuk kejahatan. Jadi halaman sekolah cukup aman.

    Sementara hubungan antara pria dan wanita telah seimbang berkat pembentukan sihir, tetapi sesuai dengan norma umum masyarakat adalah untuk membiarkan seorang wanita kembali ke rumah setelah gelap. Alhasil, Ars melihat kedua gadis itu pulang ke asrama.

    Ars berkata, "Hei, perhatikan langkah kalian saat pulang."

    Tesfia dan Alice berjalan sambil saling mencubit. Kadang-kadang, mereka membahayakan diri mereka sendiri dengan menutup mata mereka.

    “……”

    Gon !! Tesfia menabrak lampu jalan. Sebuah suara bergema di malam hari. Dia berjongkok dan mencengkeram dahinya sambil berkata, “- - - - !! Uugh ~ ”

    "Fia, kamu baik-baik saja !?"

    Tesfia menyalahkan Ars dengan tatapan tajamnya, tapi dia dengan bijak menghindari hal itu dengan bertindak acuh.

    Tesfia berkata, "Tunggu sebentar."

    "Apa?" (Ars)

    "Bahkan jika kamu mengatakan sesuatu kepadaku, ini hanyalah dampak kecil." (Tesfia)

    Itu akan menjadi protes yang masuk akal, jika dia warga sipil biasa dan bukan penyihir.

    Ekspresi muak meliputi wajah Ars. Meskipun nadanya tetap tenang, tatapannya mulai menajam. “Baik-lah, aku ragu akan ada dampak yang kecil untukmu jika lawanmu adalah para iblis. Hanya berkonsentrasi pada manamu sendiri sehingga kamu melupakan lingkungan sekitarmu, itu sama halnya dengan menempatkan kereta di depan kuda. Itu tidak lain hanyalah sebuah lelucon."

    Setelah itu, untuk kedua gadis... Tesfia khususnya, melanjutkan kembali ke asrama mereka dengan maksud untuk melanjutkan pelatihan.

    Sebuah bangunan memasuki sudut pandang Ars. Keraguan yang keluar dari mulutnya tidak bisa dihentikan. Walaupun jika hanya sekali, dia telah melihat asrama pria. Ars berkata, "bangunan ini ...?"

    …… Bisakah kedua bangunan itu dibandingkan? Sistem keamanannya sangat berbeda. Ada gerbang otentikasi untuk area penerimaan. Bahkan jika tembok tinggi digunakan untuk mengurung para penjahat, itu lebih terlihat untuk melindungi terhadap ancaman dari luar daripada ancaman dari dalam.

    Pintu ganda terbuka begitu Tesfia dan Alice mengkonfirmasi identitas mereka dengan menggunakan tangan.

    Alice mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan sopan yang meninggalkan sedikit kecanggungan. “Al, terima kasih banyak untuk hari ini. Kita akan bertemu lagi besok di sekolah. "

    Tesfia, bagaimanapun, memberikan aura tak senang. Nuansa aneh yang ia tambahkan di akhir kalimat dengan meninggikan nada suaranya membuat Ars dan Alice berpikir ia mengajukan pertanyaan. “Baiklah, terima kasih atas bantuanmu hari ini. Kami akan mengunjungimu sekali lagi besok, Al." Sambil memalingkan wajahnya mirip dengan seseorang yang berusaha menyembunyikan rasa malunya.

    Ars mengungkapkan keheranannya dengan mengangkat bahu.

    Tesfia berbalik untuk memasuki asrama sambil berkata, "Lain kali, kita akan ..." Dia memotong perkataanya ketika dia menabrak diding yang lembut. Wajahnya terbenam di dalam sepasang payudaranya yang besar. Saat Tesfia terbenam, dia bergumam, "Habuu !!"

    Alice berbicara sambil bangkit, setelah melihat dengan siapa Tesfia bertabrakan, "Pemimpin Asrama!!" Nada lemah lembut yang kemudian Alice keluarkan membuktikan bahwa orang yang ada dihapannya adalah seorang kakak kelas. "Tapi aku ... masih ada waktu sampai jam makan malam."

    Ekspresi lembut pemimpin asrama adalah seperti orang yang tidak pernah marah sama sekali. Wajahnya yang anggun dan rambut hitamnya yang panjang, terurai sampai di pinggang disertai dengan senyum yang hangat. Dengan hampir tidak adanya perbedaan tinggi antara dirinya dan Ars, dia tidak begitu imut, tapi terlihat cantik seperti wanita dewasa. Udara misterius yang mengelilinginya berfungsi sebagai daya tarik untuk kecantikannya.

    Sementara Alice juga diselimuti dengan pesona wanita dewasa, orang kalangan atas yang dikenal sebagai " Pemimpin Asrama," lebih cantik daripada sang Penyihir, Cisty. Akibatnya, Ars mengeluarkan senyum yang mengerikan.

    Ekspresi lembutnya cocok dengan suaranya saat dia berkata, "Selamat datang kembali, Fia, Alice-san."

    Tesfia akhirnya berpisah dari buntalan lembut itu dan memberikan hormat bersama Alice. Ekspresinya penuh keraguan. Ini adalah pertama kalinya sejak mereka mendaftar bahwa pemimpin asrama telah membantu mereka.

    Ars memberikan salam hormat dengan susah payah kepada pemimpin asrama agar dirinya tidak terlihat mencurigakan.

    Dia mendesaknya dengan cara, berbicara sambil tersenyum hangat sambil berkata, "Siapa pria ini?"

    Ars merasakan sesuatu yang mencurigakan, meskipun berbeda dari apa yang Tesfia dan Alice rasakan, tentang kakak kelasnya ini. Akibatnya, ia memulai sapaannya dengan sopan santun yang tepat, bahkan jika itu terlihat kaku. Ars berkata, “Siswa tahun pertama, Ars Reigin. Mereka terlambat karena aku meminta bantuan mereka terlalu lama."

    “…… !! Tidak, tidak, itu sama sekali bukan masalah. Para siswa di sini sangat antusias dengan pelajaran mereka. Selain itu, jam malam tidak benar-benar diberlakukan. "

    Dia melirik Tesfia dan Alice sejenak, tapi kemudian melihat kembali kearah Ars. Dia meletakkan tangan di dadanya yang menggairahkan dan membungkuk sedikit ketika dia berkata, “Namaku Ferinella Socallent. Aku adalah siswa tahun kedua. "

    Aura elegan keluar dari setiap pergerakannya dan mencerminkan kualitas dari perlakuan dari orang tuanya. Saat rambutnya tergerai di atas wajahnya yang menawan, tidak ada satu pun hal yang tidak menarik pada wajahnya. Sementara beberapa orang mungkin akan terpesona oleh tindakan tersebut, sedangkan Ars memiliki rasa keraguan. Aku pernah mendengar nama keluarganya sebelumnya, Socallent.

    Ars berkata, “Apa kamu siswa tahun kedua?”

    Pemimpin asrama adalah tanggung jawab berat yang diberikan kepada siswa senior. Seorang anggota fakultas juga bisa mengisi posisi tersebut jika diperlukan.

    Tesfia mengangkat tanganya sebagai tanda dari keraguan Ars. Dia meletakkan tangannya di dada sambil berkata, “Feri-senpai adalah siswa tahun kedua satu-satunya di akademi ini yang menempati peringkat sebagai penyihir tiga digit. Keluargaku telah lama kenal dengannya. "

    Sungguh perbandingan yang angkuh. Rumah-rumah aristokrat yang saling berhubungan satu sama lain memang hal yang alami. Sementara konsep mempertahankan gelar kebangsawanan tidak cocok untuk zaman ini, kaum bangsawan dapat bertahan hidup berkat keluarga-keluarga tua yang memiliki koneksi militer yang mendalam.

    Namun, bangsawan bukan satu-satunya bagian dari masyarakat yang dikhususkan. Para penyihir berpangkat tinggi mempunyai martabat dan kebanggaan yang sama sembari juga dihormati dengan cara yang sama. Ini adalah hasil dari prestasinya yang berasal dari pangkat mereka. Status setiap keluarga direpresentasikan melalui posisi militer yang sesuai.

    Ars berkata, “Jadi begitu? aku mengerti."

    Ferinella mengangguk dengan paksa. Dia kemudian mengalihkan pandangannya sambil berkata, "Paling-paling, Peringkatku hanya 375, Ars-san ....."

    Penyihir tiga digit yang masuk ke akademi, adalah hal yang konyol. Seperti yang disebutkan Ars kepada Tesfia dan Alice sebelumnya, peringkat sangat dipengaruhi oleh penaklukan iblis. Dia kemudian memperhatikan sesuatu yang aneh tentang kata-kata Ferinella.

    Aku cukup yakin bahwa perasaanku benar, tetapi jika aku salah, aku bisa mengabaikannya dengan permintaan maaf. Tidak perlu memikirkan hal ini terlalu dalam.

    Ars berkata, “Apakah Vizaiste-kyo masih sehat? Aku cukup banyak berhutang budi kepadanya sejak saat di militer."

    Ferinella tersenyum mendengar kata-kata Ars sambil berkata, “Ya! Ayah juga mengkhawatirkanmu. ”

    Vizaista-kyo memegang posisi umum di dalam pasukan. Sebelum Ars meningkatkan pangkatnya melalui pencapaiannya yang besar bagi negara dan dipindahkan di bawah komando langsung Gubernur Jenderal, ayahya adalah salah satu petugas yang berada di bawah komandonya. Secara resmi, tujuh negara melindungi umat manusia. Sebenarnya, umat manusia dilindungi oleh satu negara. Kekuatan besar, Alpha hanya satu area. Inilah sebabnya mengapa Gubernur Jenderal dan bukan Marsekal yang mempunyai kedudukan tertinggi.
    TL Note : maksudnya disini Negara Alpha terdiri dari satu bagian daerah bukan tersebar-sebar sehingga pemimpin tertinggi di Negara alpha sekaligus memegang kendali militer adalah Gubernur Jenderal.

    Tesfia dan Alice tidak bisa berkata apa-apa karena percakapan antara keduanya. Itu hanya berlangsung sesaat ketika Tesfia segera mengingat sesuatu dan membisikkannya ke telinga Alice.

    Ekspresi yakin melintasi wajah Alice saat dia berkata, " Pemimpin Asrama, kamu kenal ... dengan Al?"

    Ferinella berbalik ke arah Ars setelah beberapa saat untuk memastikan jawabannya. "Bisa dibilang aku kenal dirinya, tapi ini pertama kalinya aku mendapat kehormatan untuk bertemu langsung dengannya. Aku mengetahui tentang Ars melalui cerita ayah. Dengan begitu, Ars-san, apakah kamu mengajar mereka berdua? ”

    Nada yang keluar dari Ars berasal dari rasa hormat terhadap kakak kelasnya sambil menjawab, "Ya, ketua dewan menyerahkan mereka kepadaku."

    Ferinella tidak keberatan dengan rasa tidak hormatnya, tetapi malah tersenyum ketika ekspresinya tenang. Kekurangannya dalam formalitas dapat diartikan sebagai perasaanya yang sebenarnya. Ferinella lalu menempelkan tangannya kearah pipi dan berkata, "Itu membuatku sangat iri."

    Apakah Tesfia dan Alice khawatir tentang duri yang dimasukkan dalam kata-katanya?

    Ars berkata, " Pemimpin Asrama, keduanya mungkin akan kembali terlambat mulai sekarang, tapi tolong abaikan itu."

    Dahi Ferinella berdenyut, piku. Dia tersenyum sambil berkata, "Ars-san, tolong panggil aku dengan sebutan Feri," tapi nadanya bukan nada yang menolak.

    “Oh- Tentu saja. Dalam hal ini, kamu bisa memanggilku dengan sebutan Al. Mereka sudah memanggilku begitu."

    Ferinella tersenyum senang setelah mendengar jawabannya. Hanya Ars yang tahu, tetapi mata Tesfia dan Alice membeku setelah melihat perilaku kakak kelas mereka. Ferinella berkata, “Itu membuatku benar-benar bahagia, tetapi aku juga harus mengingat permintaan ayah. Aku tidak bisa begitu akrab memanggil seseorang, belum lagi, ini pertemuan pertama kami. Jadi dengan ... sangat ... menyesal, tetapi apakah kamu keberatan jika aku memanggilmu Arus-san? "

    "Itu tidak apa-apa."

    "Alice-san, kamu juga. Tolong panggil aku Feri-san ... atau senpai. Kita sudah melewati tahap dimana kamu tidak perlu lagi memanggilku dengan sebutan Pemimpin Asrama."

    Tesfia mengangguk bersama dengan Alice untuk beberapa alasan meskipun sudah memanggilnya Feri-senpai. Mungkin itu karena meskipun Feri-san terlihat bahagia, senyumnya bukan senyum biasa?

    Ada perbedaan yang jelas dalam perlakuan antara mereka dan Ars.

    Ars, setelah menyelesaikan tugasnya mengantar Tesfia dan Alice serta menilai tidak ada hal yang diperlukan lagi untuk tinggal. Dia mulai mundur sambil berkata, "Kalau begitu, aku akan pergi."

    Ferinella berkata, "Ars-san, keduanya tetap saja perempuan, jadi tolong jangan biarkan mereka terlambat lagi."

    "Aku mengerti." (Ars)

    "Selain itu ... bisakah kamu mengajariku sesekali?" (Ferinella)

    Ars bersama Tesfia dan Alice tidak dapat menyembunyikan keheranan mereka atas permintaan tersebut. Ars lalu berkata, "Aku sudah mengajari dua orang ini, ditambah satu lagi agar menjadi tiga tidak akan berbeda sama sekali."

    Senyum polos yang sesuai dengan usia Ferinella memenuhi wajahnya sambil berkata, "Hebat!"

    “Sejujurnya, aku tidak begitu hebat untuk menganggapku bisa melakukan banyak hal untuk seseorang yang sudah sedekat ini menjadi penyihir dua digit. Jangan berharap terlalu banyak." (Ars)

    Suara Ferinella keluar ketika dia berkata, “Aku mengerti. Aku akan dibawah naunganmu tanpa memegang harapan."

    Ars akhirnya kembali ke rumah. Dia tidak bisa berbuat apapun tetapi hanya menyesali nasib yang telah mengalahkannya sepanjang hari ini. Kondisi saat ini adalah di mana dia tidak dapat menolak permintaan seorang wanita. Dan sekarang aku mengorbankan lebih banyak waktu berhargaku.

    Pelatihan akhir minggu ini datang setelah sekolah pada hari berikutnya. Seperti biasa, Ars berharap dapat menghabiskan waktu dengan tenang. Meskipun aku menjadi sedikit was-was, ini akan menjadi akhir pekan ketigaku. Tesfia dan Alice jarang mendekatiku selama istirahat.

    Ars mendapatkan nama panggilan baru yaitu Al. Ars dan Tesfia pada awalnya tidak rukun, tetapi sekarang setelah mereka tampaknya saling terbuka, teman-teman sekelasnya sudah berhenti berprasangka buruk padanya.

    …… Atau begitulah seharusnya, tetapi anak laki-laki itu malah menjadi bertemana akrab dengan kedua wanita tersebut. Teman-teman pria yang sekelas dengan Ars telah memandangnya dari mata penuh cemoohan menjadi penuh iri.

    Dan daya tarik mereka hanya akan terus tumbuh selama beberapa tahun ke depan. Mereka bahkan mungkin bisa saja masuk ke dalam pasukan cadangan.

    Ars punya rencana untuk membenamkan dirinya dalam penelitian setelah sepulang sekolah. Karena itu, dia menyipitkan matanya pada Tesfia dan Alice yang berdiri di depan pintu kamarnya dan berkata, "... Kalian seharusnya mengatakan sesuatu kemarin jika kalian akan kesini."

    Tesfia berkata, "Kamu tidak bisa melakukan hal seperti itu. Kamu tidak bisa memotong waktu latihan kami. "

    Alice bertepuk tangan dan berkata, "Al, tolong ... walaupun hanya sebentar saja, aku ingin meningkatkan kemampuanku dengan lebih cepat."

    Pelatihan mereka dapat diselesaikan secara mandiri, tetapi tidak dapat dihindari bahwa mereka ingin bertanya tentang banyak hal. Jawabannya adalah pengurangan, ya itu adalah pengurangan waktu Ars yang berharga.

    Ars dengan ragu-ragu menolak Alice setelah melihat dia secara langsung untuk meminta instruksinya. Selanjutnya— bintik-bintik merah yang tak terhitung telah menutupi lengan mereka. Aku tidak ingin melihatnya sebagai lengan perempuan ... tapi tetap saja.

    Terlepas dari kemajuan teknologi sihir, luka tidak dapat disembuhkan dalam sekejap. Paling-paling, kemampuan penyembuhan alami yang dimiliki oleh sel setiap orang dapat ditingkatkan. Situasi berubah jika mantra penyembuhan saling tumpang tindih, tetapi beberapa penyihir dapat melakukan penulisan mantra tersebut. Sementara akademi memiliki penyihir penyembuh darurat dalam keadaan siaga, meskipun tidak ada asisten penyihir penyembuhan.

    Sihir penyembuhan membutuhkan penyihir penyembuh untuk menyinkronkan dengan mana orang yang sedang terluka. Mana pada dasarnya diisi dengan informasi pribadi pemilik aslinya, jadi ketika dua orang memberikan lebih dari sepertiga mananya, maka akan ada tiga panjang gelombang yang berbeda dari mana yang ada. Metode yang tepat akan mencegah terjadi pengulangan dan memungkinkan sel itu sendiri untuk diperbaharui. Luka Tesfia dan Alices dapat disembuhkan dalam beberapa menit.

    Teknik yang diperlukan bukan hanya pada level yang bisa manipulasi mana dengan terampil. Interaksi mana dengan sel dapat disamakan dengan cara kerja seorang pengrajin. Teknik itu berbeda dari apa yang dipraktikkan kedua gadis tersebut dan Ars juga masih mempelajarinya.

    Karena itu, kita hanya harus menunggu tanda merah itu sembuh sendiri.

    Ars berbicara setelah sedikit jeda. "Aku mengerti, aku agak sedikit bersalah karena tanda merah yang ada di lengan kalian. "

    Keduanya mengangguk ketika pintu kamar Ars terbuka.

    Alice berkata, "- -!!"

    Tesfia berkata, "Apa ini!" Ruangan itu tidak seperti kemarin: ada gunung dokumen dan kertas yang menutupi lantai. Meja panjang juga terkubur di dalam dokumen yang berserakan, bahkan tidak ada tempat untuk minum. "Kenapa semua pria tidak pernah peduli tentang kebersihan?"

    Ars tidak tahu apa yang tesfia katakan.

    Saat Tesfia dan Alice melanjutkan pelatihan di kamar asrama mereka, Ars terus membenamkan dirinya ke dalam penelitian. Dan inilah hasilnya. Kedua gadis tersebut saling bertukar pandang dan menyingsingkan lengan baju mereka.

    Ars mengatakan, “Aku tidak tahu apa yang kalian rencanakan, tetapi jangan melakukan apa pun yang tidak perlu. Semuanya sudah diurutkan secara efisien seperti ini. ”

    Tesfia berkata, "Berdebat dengannya tidak ada gunanya !!"

    Gerakan tajam dan keterampilan membersihkan Alice membuat penjaga rumah yang profesi bahkan akan berdecak kagum. Meskipun ia tidak memahami dokumen yang dia tangani, dia dapat mengurutkannya secara insting berdasarkan lokasi dimana dia mengambilnya.

    Tesfia ... yah, dia seorang bangsawan. Dia merapikan dokumen dengan antusias, tetapi eksekusinya sangatlah kurang.

    Tesfia berkata, "Alice, kamu bisa melakukan apa saja ya."

    "Aku tidak melakukan banyak hal kok!" (Alice)

    Ars, terlepas dari apa pun pemekirannya, terkejut dengan bagaimana kamarnya berubah dari sebuah kamar yang berantakan menjadi rapi terorganisir hanya dalam beberapa menit. Dia berbicara sebelum Tesfia dapat menyuarakan ketidaksenangannya. "... Hei ...... hei, kalian berdua, hentikanlah."

    Tesfia berkata, "Kukira itu tidak bisa membantu. Kita hanya harus melihat bagaimana hasilnya. "

    Ars tersenyum mendengar perkataan tersebut. Tak satu pun dari mereka melakukan ini untuk hadiah. Mereka hanya melakukannya dengan sukarela.

    Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya

    4 komentar:

    1. Balasan
      1. iya gan doakan saja soalnya Translatornya lagi sibuk di RL

        Hapus
    2. Kalo mau ngelanjutin dari manga chapter 13, baca dari novel chapter berapa?

      BalasHapus

    TULIS KOMENTAR