• Breaking News

    Kamis, 04 April 2019

    Chapter 2.2 – Murid Jenius yang tidak bisa Diajari

    Translator : Ichimokuren
    Selamat Membaca
    --------------------------------------------------------------------------------------------
    Ars mengalihkan perhatianTesfia dan Alice ke tongkat yang ada tangannya. Bagi mereka, ini adalah pertama kalinya mereka melihat sihir milik Ars.

    Dia menutupi tongkat tersebut dengan aliran mananya dalam sekejap. Tindakan yang dilakukan oleh Ars sangat sederhana yaitu hanya mengambil napas. Perasaan nostalgia ini mengingatkan Ars saat ia melakukan latihan untuk mengulangi tindakan seperti ini setiap pagi.

    Luar Biasa. Ars sama sekali tidak berbicara, tetapi aliran mananya seolah berbicara banyak hal. Tesfia dan Alice melebarkan mata mereka pada saat melihat pemandangan tersebut, tapi, itu adalah hal yang wajar.

    Ars tidak mengetahui batas sihir milik Alice, tetapi perbedaan antara dirinya dan Tesfia dapat dilihat melalui ketidakpercayaan yang tak tertahankan di wajah Tesfia. Beberapa mana yang mengalir di atas tongkat tersebut mirip dengan aliran sungai yang jernih. Tesfia dan Alice bahkan lupa berkedip ketika mereka mendekati tongkat itu.

    Tesfia berkata, "Apa ini!?"

    Alice berkata, "Sangat cantik!"

    Ars berkata, “Aku mungkin tidak perlu memberi tahu kalian tentang hal ini, tetapi kalian tidak boleh mendekat. Ini adalah latihan untuk membentuk pedang tanpa bentuk yang terbuat dari mana. ”

    Tesfia berkata, "Uuu ……" saat dia dan Alice menarik kembali wajah mereka.

    Aku ingin tahu apakah dia merasakan pisau dingin meluncur di pipinya.

    Ars terus mengalirinya dengan mana. Mana tersebut keluar dan menyebar ke seluruh tubuhnya. Mana yang keluar itu tidak pernah masuk kembali ke dalam tubuh. Mana yang kembali hanya akan membuat tubuh menjadi lebih buruk. Akibatnya, ia harus terus mengalirkan mana untuk menjaga agar alirannya menjadi tidak buyar. Ars berkata, “Aku akan memberi tahu kalian sekarang bahwa ini adalah pelatihan untuk seorang pemula. Siapa pun yang tidak dapat melakukan ini tidak akan dapat mengalahkan iblis. Kalian bisa mengatakan bahwa orang yang tidak bisa melakukan hal ini sama dengan sedang mencari kematian. ”

    Tesfia dan Alice menelan lupah.

    Alice kemudian menyadari hanya ada satu tongkat. Namun, sebelum dia bisa membuka mulut untuk berbicara, Ars menyelanya, “Kalau begitu, bagaimana kalau kalian memulainya? —Hap.” Dia memotong batang itu menjadi dua dengan tangannya sendiri.

    "" —— !! "" Kedua gadis itu bingung atas apa yang baru saja terjadi. Mereka memang tahu bahwa orang dapat melatih tubuh mereka untuk memiliki kemampuan seperti itu, mereka juga secara samar-samar menyadari bahwa tongkat itu bukan tongkat biasa. Selain itu, tidak ada satu pun rongga pada bagian tengah tongkat.

    Gerakan itu membuat mereka bertanya-tanya apakah yang dilakukan oleh Ars bisa dikategorikan sebagai sihir. Mana pada awalnya adalah sumber energi yang digunakan untuk membuat sihir menjadi nyata. Sihir yang digunakan untuk memisahakan dan memotong objek itu bukanlah hal yang aneh. Namun, Ars memotong benda tersebut tanpa melafalkan mantra sama sekali. Dia bahkan dapat melakukannya tanpa bantuan AWR.

    Ars bisa menghilangkan keraguan mereka dalam sekejap, tetapi apakah mereka bisa memahami maknanya, itu adalah masalah yang berbeda. Hal itu juga terlalu merepotkan.

    Alice berkata, "... Ah, jadi ini adalah metode lain untuk menggunakan mana."

    Tesfia tidak mengerti peristiwa yang terjadi di depan matanya. "Tidak mungkin, aku tidak melihat mana yang sedang dia gunakan!"

    Alice mungkin merasakan hal yang sama. Rambutnya bergetar saat dia mengangguk pada pernyataan Tesfia.

    Ars berkata, "Jika kalian bisa melihat mana melalui teknik ini, kalian dapat menyebut diri kalian sebagai penyihir tunggal." Tak satu pun dari keduanya dapat secara akurat memahami makna dari kata-kata Ars. Mereka memiringkan kepala ketika rasa ingin tahu memenuhi mata mereka. Kukira aku perlu menjelaskan cara kerjanya. Karena mereka sudah termotivasi akan hal ini, mereka mungkin akan melakukannya dengan benar.

    Ars lalu mengangkat bahu sambil berkata, "Terserahlah." Dia menggulung kertas memo sehingga menyerupai batang dan memberikan demonstrasi dalam gerakan lambat. Punggung tangannya diturunkan ke arah kertas yang digulung tersebut seolah-olah itu bukan apa-apa .

    Tesfia dan Alice menyaksikan sedekat mungkin tanpa membahayakan diri mereka. Tak satu pun dari mereka membuat suara agar tidak mengganggu konsentrasi Ars. Dua penyihir pemula tersebut melihat mana tipis yang mengalir di tangannya dan diteruskan ke ujung jari-jarinya tepat sebelum dia mengenai kertas tersebut. Lapisan mana tersebut sangat tipis, itu bahkan tidak akan terlihat kecuali dilihat dari jarak yang sangat dekat.

    Tangan pisau milik Ars membelah gulungan kertas tanpa ada perlawanan. Tesfia dan Alice mengabaikan kewaspadaan mereka saat melihatnya. Lalu Tesfia berkata, "Jadi benar! Kecuali…"

    Alice berkata, "Ya, bagaimana benda itu bisa dipotong?"

    Batasan pengetahuan milik Alice dan Tesfia adalah apa yang membuat mereka merasa seperti ini.

    Mangaliri mana ke bahan organik, atau meningkatkan kekuatan tubuh, pada dasarnya adalah tugas yang tidak mungkin dilakukan karena hal tersebut saling bertentangan. Lapisan mana yang dialirkan ke tangan akan segera memburuk dengan sangat cepat.

    Ada lebih banyak teknik yang Ars terapkan daripada sekadar mengalirinya dengan mana. Keahlian itu benar-benar di luar dari pengetahuan umum dan dihilangkan dari penjelasannya agar tidak membingungkan keduanya.

    Ars ingin memukul ketua Dewan. Dia merekomendasikan kedua gadis ini sebagai penyihir berbakat, tetapi mereka bahkan sudah tidak bisa menjawab hal ini. Jadi penjelasan ini tidak ada gunanya. Dia mengulurkan tangannya untuk mengakhiri penjelasan dengan cara paling sederhana. Ars menunjuk Tesfia lalu berkata, "Kamu , pinjamkan AWRmu."

    Tesfia yang memeluk katana di dadanya berkata, "Aku punya nama tau."

    Pertengkaran kecil, tanpa tujuan, membuat Ars merasa seolah dia memakan kata-katanya sendiri. Dia berkata, "Lalu memangnya kenapa?"

    Tesfia menarik pedang dari pelukannya sambil berkata, “Dasar- !! Orang ini…"

    Alice berusaha menenangkan Tesfia dengan berkata, "Fia, tolong berhentilah."

    Ars membuat ekspresi jahat sambil berkata, "Aku mengerti, jadi namanya Kasfia. Terima kasih, Alice. "

    "Itu salaaahhhh!"

    Untuk memecah kebuntuan, Ars berkata, "Tesfia, jika kau tidak mau meminjamkannya kepadaku, maka apakah kau keberatan jika aku beristirahat sebentar untuk makan siang?"

    Tesfia bingung dengan kelakuan Ars— Dia tidak bisa mengimbanginya. Dia menjadi marah dan tidak akan melupakan kemarahannya dalam waktu dekat, tetapi jeda itu memberinya napas lega. Hanya Alice yang bisa menyadari perasaan Tesfia dengan akurat.

    Ars melepaskan keheranannya saat ia menghunuskan pedang tersebut dan memberinya pujiannya. “Ini benar-benar pedang yang tajam. Selain itu ada mantra sihir yang terukir di dalamnya. Jika katana ini adalah AWR, kamu tidak punya pilihan selain menggunakannya.” Seperti yang ia harapkan, mantra sihir yang terukir itu adalah sihir yang memberi kekuatan pada sihir bertipe es.

    Saat ia menyelimuti katana Tesfia dengan mana. Kedua gadis itu terpesona oleh pemandangan tersebut dengan ekspresi penuh semangat.

    Ars berkata, "Hei ..."

    Tesfia dan Alice kembali sadar. Lalu Tesfia berkata, "Bukankah sudah jelas jika pedang ini bisa memotong kertas, tapi bagaimana cara kerjanya?"

    Mereka berdua menyadari kebenarannya sambil berkata, “Ah— - !!”

    Alice berkata, “Itu benar! Meski mana menutupi bilah pedang, tapi ada sebagaian mana tipis yang ada pada ujungnya. ”

    Mereka mengembalikan pandangan mereka kearah pedang, kali ini mereka bergerak lebih dekat. Tesfia berkata, "Jadi seperti itu!"

    Manipulasi Aliran Mana yang tepat dapat memungkinkannya untuk membuat penghalang yang nyaris tidak terlihat. Ars berkata, “Sesuatu seperti ini bukan masalah besar. Karena benda ini adalah benda fisik, aku hanya perlu mengaliri mana agar bergerak di sekitar pedang. ”

    Baik Tesfia maupun Alice tidak mampu melakukan hal itu. Ars berbicara seolah-olah hal itu adalah permainan bagi anak-anak agar dapat mengenali kehebatannya.

    Ars mengatakan, "Kalian mungkin menganggap hal ini sama dengan tangan pisauku yang sebelumnya, tetapi itu bukanlah aliran mana semata. Dalam kasus itu, aku harus secara sadar bisa memanipulasi mana agar dapat membentuk pedang sihir. "

    Ketidakpercayaan atas hal itu datang dari Alice ketika dia berkata, "Sesuatu seperti itu ..." Padahal buktinya ada di depan matanya sendiri.

    Mana memiliki kecenderungan alami untuk diserap oleh tubuh. Meskipun dapat dibentuk, jangka waktu untuk melakukannya sangat kecil. Baik Tesfia maupun Alice tidak dapat memperhatikan kapan terjadinya kejadian tersebut. Meskipun begitu, Ars bisa melakukannya tanpa kesulitan. Dia dapat membuat hal itu terjadi. Mereka bertanya-tanya apakah mereka bisa menirukannya seperti Ars bahkan setelah mempelajari caranya.

    Ars berkata, "Yah, jika kalian bisa melakukan hal ini, Peringkat kalian pasti akan naik menjadi dua digit."

    Tesfia dan Alice menerima perkataan Ars dengan tidak senang. Rasa senang yang mereka rasakan pada awalnya mungkin bisa dibilang terlalu dini. Mereka menyadari bahwa kemampuan mereka masih kurang. Terlepas dari cadangan mana yang mereka punya, mereka harus melakukan jumlah pelatihan yang luar biasa untuk mencapai pada tingkat tersebut. Selain itu, tidak ada jaminan mereka akan berhasil setelah melakukan semua itu.

    Ars menyerahkan kedua bagian tongkat tersebut kepada Tesfia dan Alice sambil berkata, "Nih ambil." Mereka melihat tongkat batang itu dan setelah menentukan tidak ada yang aneh dengan tongkat itu, mereka memegangnya dengan tangan. Ars kemudian menambahkan, “Aku membuatnya dari mayat para iblis yang pernah kukalahkan…”

    Dua bunyi benturan terdengar di lantai.

    Ars berkata, “Hei! Itu barang yang berharga. Tidak ada yang seperti itu di dunia ini. "

    Tesfia berkata, "Tidak, menjijikan ..." Menjadi antusias menggunakan benda seperti itu untuk mengalahkan iblis rasanya cukup rumit.

    Ars berkata, "Tenang, aku sudah berlatih dengan benda itu selama bertahun-tahun tanpa masalah." Alice mengambil tongkat setelah mendengar jaminan dari Ars. Namun, Tesfia mengambilnya dengan menjepitnya di antara jari-jari. Ars memahami bahwa dalam hal mengajari orang lain, tidak akan ada kemajuan apa pun kecuali dia sedikit menekannya. Karena itu, ia menambahkan, "Oleh karena itu kalian harus melakukannya."

    Dia kemudian berkata, "Pertama, coba alirankan mana kalian."

    Tingkat antusiasme yang tinggi membuat semangat Alice membara sambil berkata, "Aku mengerti!" Dia dan Tesfia menyalurkan mana, tapi kemudian, bashuu. Mana mereka tersebar dengan mudah.

    "" - - !! ""

    Sudut mulut Ars naik sambil berkata, "Iblis memiliki kemampuan alami untuk menyebarkan mana yang bersentuhan dengan mereka."

    "Lalu, bagaimana kita bisa menyalurkan mana?"

    Sebuah pertanyaan yang umum. Ars ingin mengatakan, “Cari tahu sendiri,” tetapi jawaban seperti itu akan menyia-nyiakan waktunya sampai berhari-hari. Sebaliknya, dia berkata, "Coba manipulasi mana kalian."

    Tesfia dan Alice bingung dengan kata-kata Ars. Tak satu pun dari mereka yang secara sadar bisa memanipulasi mana mereka. Karena Tesfia dan Alice tidak bisa melakukan nasihat yang diberikan oleh Ars, itu adalah bukti bahwa mereka tidak tahu caranya. Ars melanjutkan, "Bukankah kalian sering disebut sebagai penyihir yang hebat?"

    Tesfia berkata, "Kami tidak pernah menyebut diri kami seperti itu!"

    Ternyata mereka sadar diri. Kesombongan semacam itu hanyalah umpan bagi para iblis. Hal itu seperti kutukan yang sudah lama membusuk di dalam dirinya. Pikiran itu membuat Ars memegang kepalanya. Orang yang tidak menyerah untuk berusaha berlatih layak disebut sebagai murid yang berbakti. Momen itu membuat Ars agak melunakkan sikapnya terhadap caranya mengajari Tesfia dan Alice.

    Ars berkata, “Kalian berdua, perlihatkan sebagian kulit kalian.” Kata-katanya tersebut dianggap sebagai pelecehan seksual, tetapi dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena adanya kesalahpahaman tersebut. Tujuan Ars hanyalah sebagian kecil dari area kulit yang terbuka, lalu Alice membuka lengan bajunya sementara Tesfia menggulung lengan bajunya.

    Ars mencubit kulit lengan mereka yang terlihat.

    Tesfia berkata, "Itaa!!"

    Alice berkata, "iie !!"

    Tesfia berkata, "Apa yang kamu lakukan?"

    Pertanyaan mereka adalah hal yang wajar, tetapi akan lebih cepat jika mencobanya daripada menjelaskan terlebih dahulu.

    Ars berkata, "Fokuskan Mana kalian ke arah kaki sementara aku mencubit tangan kalian."

    "" ...... ""

    Mana yang dihasilkan dan ber-edar di dalam tubuh merupakan sesuatu yang sangat penting. Ketika penyihir menggunakan AWR, mereka secara tidak sadar telah memfokuskan mana mereka ke arah tangan yang memegang AWR.

    Karena hal itu dapat dicapai secara tidak sadar, maka tindakan tersebut juga dapat dilakukan secara sadar. Namun, karena penyihir terbiasa mengarahkan mana mereka secara tidak sadar, sehingga sejumlah besar pelatihan seperti ini sangat jarang dilakukan.

    Naluri akan sangat mempengaruhi aliran mana dan membiarkan sihir terwujud secara refleks. Hubungan antara mana dengan pikiran dan tubuh memungkinkan pelepasan yang tidak diinginkan dan juga alasan kenapa penyihir harus selalu tetap tenang.

    Singkatnya, rasa sakit dari cubitan Ars adalah titik fokus untuk aliran mana yang proporsional. Ini memungkinkan Tesfia dan Alice berkesempatan untuk melatih memanipulasi mana secara sadar. Pihak militer tidak akan pernah memperlakukan mereka dengan halus seperti hanya dicubit. Para prajurit militer malah diberi bekas dari cambuk sehingga mereka akan mengingat betul titik aliran mana yang proporsional.

    Apapun alasannya, jika rasa sakitnya terlalu rendah, maka itu tidak akan berfungsi sebagai pelatihan. Karena itu, diperlukan kesabaran untuk memberikan cubitan secara terus menerus.

    Wajah Tesfia dan Alice memerah. Tetapi seharusnya tidak begitu menyakitkan sehingga dapat menjaga konsentrasi pikiran mereka.

    Tesfia tidak dapat memanipulasi mana dengan baik, tapi haruskah aku terus mengatakan hal itu? Mananya mulai terpecah. Alice adalah orang yang aneh. Entah bagaimana Mananya dapat terkonsentrasi pada tingkat yang mengerikan di titik dimana dia dicubit.

    Tesfia berkata, "... Apa?"

    Konsentrasikan pikiranmu.

    Ars berkata, "Apakah kalian berdua benar-benar penyihir empat digit?"

    "Maksud kamu apa?" (Tesfia)

    "Aku mulai mempertanyakan apakah kalian benar-benar penyihir empat digit jika kalian bahkan tidak dapat melakukan sesuatu yang sesederhana ini."

    Ars adalah seorang penyihir — penyihir biasanya sangat mementingkan tentang masa depan umat manusia, tapi dirinya berbeda. Apa pun yang terjadi pada manusia bukanlah urusannya. Jika umat manusia punah, Ars yakin dia akan mampu bertahan. Namun, penelitian yang dilakukannya akan menjadi tidak berarti dan hidupnya akan memburuk menjadi salah satu kemalasan. Sederhananya, sementara nasib manusia tidak penting, dia tidak ingin membantu lebih dari yang diperlukan.

    Tesfia berkata, “T-Tidak masalah. Aku akan menguasai tehnik seperti ini dalam waktu singkat." Kesadarannya mulai memudar, terlepas dari antusiasmenya yang besar.

    Alice menampilkan semangat juangnya yang membara diikuti anggukan yang kuat.

    Ars melepaskan cubitannya sambil berkata, “Bagus, aku punya pekerjaan yang harus dilakukan. Kalian berdua seharusnya akan baik-baik saja. Panggil aku begitu kalian sudah selesai."

    Tesfia dan Alice bingung sambil menggosok lengan mereka yang kemerahan. Pelatihan mereka sangat berbeda dari apa yang diperkirakan, tetapi mereka tidak akan menolak pelatihan seperti ini karena mereka memahami makna di dalamnya. Selain itu, Tesfia dan Alice berpikir bahwa mereka adalah murid yang tidak bisa diajari karena kata-kata Ars barusan yang ingin meninggalkan mereka. "" ………!"" Kecemasan muncul di dalam diri mereka. Mereka menjadi ragu apakah mereka dapat mencapai tujuan.

    Tesfia memanggil Ars ketika dia berbalik ke mejanya. Dia berkata, "Tentang latihan hari ini, apa ada petunjuk yang lebih jelas mengenai metode yang digunakan ...?"

    Ars berhenti berjalan dan melirik mereka. Dia nyaris tidak membuka mulutnya dan berkata, "Jangan menahan diri." Dia kemudian memberi isyarat dengan seolah-olah dia sedang memegang sesuatu dengan jarinya.

    Tindakannya tidak jelas dan tidak bisa disebut sebagai petunjuk. Sementara itu, daripada memprotes atas petunjuk yang diberikan oleh Ars, Tesfia dan Alice memilih berkonsentrasi pada cubitan yang ada di tangan mereka.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    TULIS KOMENTAR