• Breaking News

    Rabu, 03 April 2019

    Chapter 3 – Wanita Naga Bagian 2

    Translator : TAKI-KUN
    Selamat Membaca

    --------------------------------------------------------------------------------------------
    "Selamat sore"

    "Ah, selamat sore!"

    Bibi bertelinga kucing sedang menundukkan kepalanya ke arahku. Aku bingung dan menundukan kepalaku. Aku agak terkenal di kota tempat aku dulu tinggal, jadi sudah lama sejak aku disambut seperti ini.

    "... Ada banyak beastmen, ya."

    Aku bisa melihat beberapa anggota dari ras kucing dan burung. Apakah kota ini adalah dunia "Sisi Lain" yang tersisa? Karena sebagian besar wilayah Kanto Barat sudah diubah, aku pernah mendengar bahwa ada banyak orang dari “sisi lain”. Yah, ada banyak dari jenis mereka yang tinggal di tempatku dulu tinggal.

    Aku sudah berjalan 10 menit. Aku berjalan menaiki bukit yang tidak bergitu curam, berhenti dan melihat ke arah rumahku berada. Aku bisa melihat pemandangan luas dan daerah di sekitar sini.

    Ada batu besar yang berbentuk segitiga terbalik yang menembus ke tanah. Mudah diingat bahwa rumah baruku berada di dasar dari batu besar itu.

    Setengah tahun yang lalu, aku terkejut ketika orang tuaku mengatakan bahwa dia ingin membeli rumah. Bagaimanapun, kejadian itu tepat sebelum Shouhei naik ke kelas enam dan aku baru saja mendaftar di sekolah menengah. Tentu saja, kami menentangnya. Anehnya, lelaki tua itu tidak mau menyerah.

    Keluarga Kazamachi kami adalah keluarga yang demokrasi. Aturannya, suara mayoritas adalah hal yang mutlak, kau tidak punya pilihan selain menyerah jika ide kalian ditolak.

    Aturan itu ditetapkan oleh orang tua kami. Akan tetapi orang tua kami malah mengabaikan aturan mayoritas tersebut. Itu adalah pertama kalinya terjadi.

    Pasti ada beberapa alasan untuk itu, jadi kami mendesaknya agar dia mau menjawab. Orang tua kami yang sudah lama mencapai usia paruh baya mengakuinya dengan wajah malu-malu.

    Orang tua kami mengunjungi kota ini pada bulan madu mereka. Sebuah kota di pedesaan dengan distrik sumber air panas berukuran sedang dan tempat-tempat wisata yang tersembunyi. Sepertinya ibu kami sangat senang dengan hal itu. Ibuku dengan penuh kegembiraan, memberi tahu oyaji (lelaki tua/ayah), "Suatu hari, aku ingin tinggal di kota ini."

    Lelaki tua yang tergila-gila pada istrinya itupun, tidak bisa menyembunyikan hal tersebut setelah mengingatnya selama ini.

    Sejak hari itu, dia menghabiskan beberapa waktu setiap hari untuk memeriksa apakah ada tanah yang murah untuk dijual di internet dan sejenisnya.

    Sekitar musim panas tahun lalu, lelaki tua itu diliputi kegembiraan.

    Dengan penghasilan dan tabungannya, bahkan dengan mempertimbangkan biaya kuliah dan biaya hidup kami, ia nyaris tidak bisa mendapatkan hak atas properti yang telah dilelang.

    Setelah itu, semuanya berjalan dengan cepat.

    Orang tua kami yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi, pertama menggunakan semua koneksinya untuk mengendalikan pelelangan, kemudian memberi tahu kami tentang hal itu. Dalam situasi di mana ia tidak bisa mundur, ia secara paksa membujuk kami.

    Kami berdua dengan terus terang, mencintai almarhum ibu kami. Karena hal itu menyangkut ibu, kami tidak bisa menolaknya sama sekali.

    Kami meminta maaf kepada semua orang yang ada di sekolah lama kami, tetapi kami lbih memprioritaskan keinginan ibu kami terlebih dahulu. Ah, aku tidak punya keterikatan yang begitu besar pada sekolah lamaku atau apa pun, karena aku tidak punya teman. Oh, well ada sekelompok orang yang merepotkan yang secara sewenang-wenang memperkenalkan dirinya sebagai temanku. Mereka bahkan tidak pernah berbicara denganku.

    Ya seperti itulah kira-kira. Baik Shouhei maupun diriku, sangat menentang untuk pindah ke kota tempat ibu kami ingin tinggal.

    "Udaranya bersih dan pemandangannya juga menakjubkan"

    Aku bergumam pada diriku sendiri sambil mengenang hal tersebut.

    Pemandangan pedesaan hijau yang subur dan area perumahan yang modern.

    Barisan pegunungan yang luar biasa dalam ruang lingkup yang orang bisa lihat.

    Sebuah sungai besar mengalir di dekatnya.

    Lingkungan yang sempurna untuk menjalani kehidupan yang damai.

    Batu segitiga terbalik yang ditancapkan ke tanah di belakang rumah kami adalah simbol. Luar biasa bukan, bahkan diperkirakan ukurannya mendekati 100 meter.

    Batu itu di sebelah utara rumah kami, jadi batu itu tidak pernah menghalangi sinar matahari.

    Oke, cukup istirahatnya. Ayo belanja dengan cepat dan pulang. Keluarga Kazamachi kami terdiri dari 3 orang laki-laki, jadi kami tidak membawa banyak barang saat pindah.

    Karena Shouhei memprioritaskan dapur dan ruang makan yang merupakan tugasnya, ia mungkin belum membersihkan kamarnya sendiri.

    Mari selesaikan hal ini dan bantu Shouhei untuk membersihkan kamarnya.

    Aku mulai berjalan beberapa langkah.

    Namun, aku melihat bayangan besar yang melompat dari arah batu raksasa tersebut.