Translator : TAKI-KUN
Selamat Membaca
--------------------------------------------------------------------------------------------
“Oh, ini mungkin bukan barang baru, tapi aku membeli yang bagus,” kata pria tua (ayah) dengan semangat tinggi setelah dia membuka kotak kardus.
Meskipun dia mengatakan hari ini adalah hari libur, gaya rambutnya diatur dengan sempurna. Dia mendorong kacamata tebalnya dengan menggunakan jari tengah tangan kanannya.
Di dalam kotak itu, ada barang-barang yang digunakan oleh pria tau untuk pekerjaannya dan juga beberapa dokumen.
Karena pria tua itu sangat ceroboh, aku tidak ingin dia menyentuh sesuatu yang rapuh seperti alat makan. Aku hanya bisa mengandalkan adik laki-laki yang bernama Shouhei dan membagi pekerjaan.
"Aku bertanya-tanya tentang hal itu sejak saat kami datang untuk memeriksanya, tetapi bukankah rumah ini terlalu besar untuk tiga orang?"
Karena aku sudah selesai mengatur kamarku sendiri, aku sekarang membantu ayahku yang telah kabur dari pekerjaannya.
"Tidak masalah. Shou akan membawa istrinya ke rumah, kemudian membuat keluarga kita lebih besar dan itu akan terasa cukup. ”
"Oi, bagaimana denganku?"
"Shou adalah orang yang cukup popular”
"Dan, bagaimana denganku?!"
Jika adanya keajaiban yang terjadi, aku mungkin bisa saja menikah!
Disamping itu, tidak peduli bagaimana kamu memikirkannya, hal itu masih terlalu dini untuk adik laki-lakiku masih bersekolah di sekolah dasar.
"Yah, Lagipula Shou adalah orang yang populer"
Ketika kami pindah dari rumah kami sebelumnya, gadis-gadis datang dan rumah kami menjadi ramai, itu adalah kejadian yang mengerikan. Selain itu, banyak anak laki-laki datang untuk mengucapkan selamat tinggal, jadi entah bagaimana aku terjebak di dalam antrian yang terbentuk.
"Di sisi lain, putra sulungku..."
Pria tua itu meletakkan tangannya di atas gambar yang dibingkainya dan dengan sengaja menghela nafas.
"…maaf?"
Hanya ada satu orang yang datang. Sebenarnya, itu gurunya.
“Kau tidak disukai oleh orang lain karena semua yang kau lakukan hanyalah berkelahi. Jadi, berperilakulah yang baik di sekolah barumu. "
Aku terlibat perkelahian bukan karena aku menginginkannya. Hanya saja aku sering bertemu dengan orang-orang yang mengintimidasi orang lain atau mencoba merayu perempuan. Jadi, aku tidak pernah memulainya terlebih dahulu.
"Kakak."
Aku mendengar suara datang dari arah luar ruangan.
Itu adalah adik laki-lakiku, Shouhei, menempelkan wajahnya ke pintu. Dia mengenakan celemek kuning yang biasa aku lihat.
"Ada apa?"
Aku membalas suara Shouhei saat aku berhenti melipat kotak kardus yang kosong.
“Karena aku sudah selesai membersihkan dapur dan ruang makan, jadi aku ingin membuat soba, tapi ...”
“Oh, maksudmu…." (Junpei)
"Ah, Apa kau akan membuat Hikkoshi Soba?" (Ayah)
TL Note : Hikkoshi-soba adalah soba yang dimakan untuk merayakan tempat tinggal yang baru.
"Ya. Haruskah kita membuat lebih banyak untuk para tetangga?" (Shouhei)
Dia mengatakan tetangga? Bukankah di sekitar sini adalah hutan?
"Tentang itu, apakah makanan itu sesuatu yang kita siapkan di rumah?"
Aku melihat pria tua itu. Ah, wajahnya menunjukan wajah seorang yang tidak mengerti.
"Kamu tidak harus mengatakan hal semacam itu kepada ayah. Bukankah begitu? Kupikir makna dari makanan ini adalah untuk hubungan yang panjang seperti halnya soba itu sendiri. Bukankah itu sama saja kalau membelinya dari toko atau membuatnya di rumah? Buatan Shouhei juga lebih enak, jadi lebih baik kita buat di rumah saja. Selain itu juga akan lebih menghemat biaya."
Hentikan omong kosong yang tidak bertanggung jawab itu.
Namun, itu akan terasa lebih enak jika Shouhei yang membuatnya. Setidaknya dia benar.
"Kalau begitu, aku akan membuatnya," kata Shouhei dan mengeluarkan memo. Kemudian, meletakkannya di sebelah pintu dan mengeluarkan pulpen dari saku celemeknya.
Jika aku jujur, adik priaku adalah seorang pemuda tampan dengan nasib yang malang. Tidak seperti rambutku yang acak-acakan, rambut Shouhei terlihat bagus dan halus. Dia sudah sakit keras untuk waktu yang lama, jadi dia memliki kulit putih yang pucat. engan penampilan ini, dia pasti akan populer.
"Kakak, pergi belikan aku bahan-bahan ini."
Dia memberikan memo itu padaku, ada cukup banyak bahan yang tertulis di situ.
"Oh. ... Kamu akan membuatnya cukup banyak, ya? Apakah hanya soba saja? "
“Karena aku akan membuatnya, jadi aku mulai mempersiapkan sehari sebelumnya. Itu terlihat buruk sejak ayah menginjaknya, tetapi seharusnya tidak menjadi masalah, kan? ”
"Pria tua itu menggunakan kakinya untuk membuat soba ... pasti rasa sobanya tidak enak, tetapi karena adik laki-lakiku sudah melakukan pekerjaan yang baik, aku tidak bisa mengeluh sama sekali."
"Jika kakak punya waktu untuk mengeluh, maka sebaiknya kakak pergi berbelanja. Aku tidak tahu berapa banyak tetangga yang ada, jadi kupikir aku harus membuat soba yang lebih banyak. Selain itu jika ada kakak, maka kakak bisa makan sisanya, kan? "
"Apa kalian membenci ayah seperti itu?"
Aku memeriksa dompet. Ada satu tagihan 10.000 ¥. Itu disiapkan untuk pengeluaran makanan, karena aku yang bertanggung jawab untuk berbelanja.
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu"
"Hati hati. Jangan sampai tersesat. "
Dasar, memangnya aku akan tersesat, apa.
"Hati hati. Pastikan untuk langsung pulang. "
Ya!
Setelah meakhiri salam perpisahan dari keluargaku, Aku mulai mengenakan sepasang sepatu olahraga yang berada di pintu depan. Lalu meninggalkan pintu depan yang besar dan melihat ke belakang.
"... Rumah ini benar-benar besar, ya."
Itu berkat kerja keras orang tuaku. Walaupun ini rumah bekas, tapi tetap saja ini rumah yang indah. Pinjamannya akan berlanjut kepadaku, tetapi aku tidak keberatan sama sekali. Jika ibuku masih hidup, dia pasti akan senang juga.
"Baiklah kalau begitu, aku harus menemukan daerah perbelanjaan... atau supermarket."
Ini pertama kalinya aku datang ke sini. Aku tidak akan tersesat, tetapi aku merasa hal ini akan memakan waktu. Masakan Shouhei memang lezat. Lalu aku menjadi lapar dan memutuskan untuk bergegas.
Aku menatap langit dengan tiba-tiba. Itu adalah langit yang cerah tanpa awan.
"Ini hari yang menyenangkan. Aku berharap sesuatu yang baik akan terjadi. "
Saat ini bulan Maret jadi masih agak dingin, dan berjemur di bawah sinar matahari membuatku sedikit mengantuk. Sambil mendorong tanganku ke dalam saku jaket, aku mulai berjalan dengan semangat tinggi.