• Breaking News

    Senin, 25 Maret 2019

    Chapter 33 – Waktunya untuk Mengambil Pedangku Lagi

    Translator : TAKI-KUN
    Selamat Membaca
    --------------------------------------------------------------------------------------------
    「Jadi dengan ini, silakan menjauhlah dari ladang bunga」

    「Aku mengerti. Kami akan memberi tahu yang lain juga 」

    「Apakah kalian melihat orang lain di sekitar sini? 」

    「Tidak, aku tidak melihat siapa pun di sini selain kami」

    「Aku melihat. Terima kasih」

    「Terima kasih juga atas informasinya」

    Setelah aku tiba di ladang bunga, aku menjelaskan situasinya kepada orang tua dan anak-anak untuk kembali ke rumah mereka.

    Aku sudah berada di desa ini selama tiga bulan. Mungkin karena fakta bahwa aku telah bekerja di desa ini sebagai pemburu, orang-orang tampaknya telah mendengar tentangku sehingga mereka bisa lebih percaya pada perkataanku tanpa keraguan.

    Ini menunjukkan betapa pentingnya interaksi sehari-hari, karena hal ini tidak akan berjalan dengan baik jika aku tidak memiliki kepercayaan dari penduduk desa.

    Aku diberitahu oleh orang tua tersebut bahwa tidak ada orang lain selain mereka di ladang bunga, tetapi hanya untuk memastikan hal tersebut, aku berlari untuk memeriksa apakah ada orang di bawah pohon.

    Mungkin ada beberapa anak kecil yang bersembunyi di suatu tempat yang rindang.

    「Apa ada orang di sini-? Jawab aku jika kau mendengar suaraku! 」

    Aku berteriak sekeras mungkin sambil berjalan menyusuri lading bunga, tetapi aku tidak mendengar suara seorang pun.

    Bunga-bunga yang berwarna-warni hari ini juga penuh mekar, disertai dengan angin sepoi-sepoi.

    Aku berhenti berjalan untuk fokus pada suara, bau, dan aliran udara di sekitarku. Tetapi bahkan dengan indraku yang tinggi, aku tidak bisa merasakan keberadaan makhluk hidup di sekitarku.

    ... Tidak ada seorang pun di sini, ya.

    Karena aku menilai itu adalah situasinya, aku pun membalikkan diri pada pohon-pohon besar dan meninggalkan ladang bunga.

    Setelah itu, aku memberi tahu orang-orang yang kujumpai di arah barat mengenai berita tentang monster sambil berjalan menuju ke rumah kepala desa, rumah Ergys-san. Saat ini keadaan kita mungkin terlalu tidak teratur dalam cara untuk mengirimkan pesan satu sama lain, tetapi kita dapat menyusun pedoman untuk hal-hal seperti ini di masa depan.

    Aku akan berkunjung ke rumah-rumah yang dekat dengan ladang bunga untuk berjaga-jaga sebelum kembali ke alun-alun desa.

    Orang-orang yang tinggal di tempat-tempat yang relatif dekat dengan ladang juga tampaknya telah mendengar berita tentang monster itu dan telah pergi ke tempat lain dengan tenang.

    Tidak hanya sosok beruang merah yang belum terlihat, tetapi korbannya juga belum ada. Itu membuat perasaanku menjadi lega.

    Tak lama, diriku sudah mendekati tempat Toack yang dekat dengan rumahku.

    Aku berhenti karena kupikir dia tidak akan mengetahui berita yang sedang terjadi, tetapi karena dia adalah teman dan tetangga yang penting jadi aku akan memberitahunya akan hal itu.

    Ketika aku berjalan ke rumahnya yang dikelilingi oleh pepohonan, aku melihatnya di halaman depan dengan busur yang lengkap.

    Aku merasa lega melihatnya masih aman, jadi aku memanggilnya dengan suara riang.

    「Oi, Toack. Tahukah kau bahwa ada beruang merah yang telah turun ke wilayah barat? 」

    「*Cih* ... Kau adalah orang keempat yang datang untuk memberi tahuku tentang hal itu. Jadi aku sudah tahu」

    「Aku mengerti. Baiklah kalau begitu 」

    Ada tiga penduduk desa yang datang ke sini selain diriku. Sepertinya dia cukup dicintai oleh orang-orang desa.

    「Ngomong-ngomong, apa yang akan kau lakukan dengan busur itu? 」

    Tanyaku ketika aku menunjuk ke busur yang ada di tangannya.

    Jika seekor beruang merah memang muncul di dekatnya, apakah dia menarik busur itu untuk mempersiapkan keadaan darurat. Atau mempertahankan hidup dengan tangannya sendiri atau semacamnya, ya? Itu sikap yang cukup baik untuk situasi seperti ini.

    「Busur ini terlalu sederhana bahkan aku tahu cara membuatnya, tapi aku tidak pandai menggunakan benda seperti ini」

    Dia menjawab sambil membengkokkan sudut panah dengan menarik tali busur. Kemudian, dia melihat papan kayu bundar yang dia buat dan bergantung di pohon dengan tatapan tajam.

    Tali busur membuat suara gesekan saat dia menariknya, dan dia dengan hati-hati membidik sasaran.

    Sikapnya tidak terlihat buruk. Sebaliknya, malah terlihat cukup bagus. Dia bilang dia tidak pandai menggunakannya tapi dia tak terlihat seperti itu.

    Sementara aku terkesan melihatnya, matanya tiba-tiba terbuka lebar dan dia melepaskan panah.

    Namun, panah itu tidak terbang lurus. Sebagai gantinya, ia pergi ke pohon sekitar tiga meter ke arah kanan.

    Tampaknya meskipun dia melakukan postur dengan baik, tapi dia tidak pandai untuk membidik sasaran.

    「... Ohh, jadi kali ini tembakanku lebih dekat ke arah sasaran daripada yang terakhir kali」

    ... SERIUS?

    「Jangan menggunakan busur jika terjadi sesuatu, oke? 」

    「Apakah kau menyuruhku mati saja? 」

    Aku tidak merasakan apa-apa selain takut jika orang ini mencoba mengenai sesuatu dengan busurnya dari arah belakang. Dia sangat buruk menggunakan busur sehingga dia mungkin lebih mengancam daripada kehadiran seekor beruang merah.

    Pikiran itu terlintas di benakku ketika aku melihatnya memeriksa tali busur dengan ekspresi masam di wajahnya.

    Karena aku telah mengkonfirmasi keselamatan Toack, aku melewati rumahku sendiri untuk menuju ke alun-alun desa.

    「Aldo-san! 」

    Dan kemudian, aku melihat Ergys-san yang berlari ke arahku dari salah satu jalan setapak yang mengarah dari alun-alun desa.

    Aku ingin tahu apa yang terjadi. Loren-san seharusnya sudah menyampaikan berita tentang beruang merah. Apakah dia mengkhawatirkanku karena rumahku yang paling dekat dengan ladang bunga?

    「Ada apa, Ergys-san? Kupikir beruang merah belum terlihat 」

    「B-bukan itu 」

    Apakah dia lari ke sini dari rumahnya? Dia menjawab seketika sambil mencoba menarik napas.

    Aku menunggu dia untuk menarik napas ketika aku bertanya-tanya apa yang ingin dia katakan kepadaku.

    Kemudian, setelah dia duduk setelah sekitar sepuluh detik, dia mengangkat wajahnya sambil meraih bahuku.

    「Aku belum melihat Flora sejak siang hari. Apakah kamu melihatnya di ladang bunga ?! 」

    Aku terkejut dengan apa yang dikatakan Ergys-san dengan ekspresi putus asa.

    「Eh? Flora? dia tidak ada di rumah? 」

    Dalam situasi berbahaya seperti itu? Kupikir dia pasti akan tinggal di dalam rumah Ergys-san ....

    「Tidak. Dia bersamaku sampai tengah hari, tetapi dia pergi ke suatu tempat sesudahnya tanpa memberitahu Fiona ke mana dia pergi! Kupikir tempat yang akan dia tuju adalah tempatmu atau ladang bunga ... 」

    Benar, wajar baginya untuk khawatir jika putri kesayangannya berada di suatu tempat selama waktu yang sangat genting.

    Ergys-san, yang selalu mengenakan senyum lembut di wajahnya, menjadi tidak sabaran.

    「Aku sudah pergi ke ladang bunga tadi tapi tidak ada orang lain selain beberapa orang tua dan anak-anak. Aku sangat yakin Flora khawatir tentang Aisha dan pergi menemuinya di kebun anggur? 」

    「A-aku harap begitu」

    Aku mengatakan hal itu pada Ergys-san untuk menenangkannya, tapi aku hatiku sama sekali tidak tenang.

    Flora tidak tahu tentang beruang merah itu. Ketika aku berpikir bagaimana dia tidak terlihat sampai saat ini, maka persaan khawatir menyerang dadaku. Sejujurnya, aku benar-benar ingin berlari untuk mencarinya segera, tetapi aku harus tetap tenang di saat-saat seperti ini.

    Itu karena semua pengalaman yang aku miliki dalam mengatasi situasi hidup dan mati berkali-kali selama masa petualangku sehingga aku bisa tetap tenang.

    Tetap tenang. Seseorang yang tidak sabar tidak akan dapat melihat situasinya dengan jelas.

    「... Aku harap itu tidak akan berubah seperti yang terjadi sembilan tahun yang lalu lagi ...」

    Aku sedikit memiringkan kepalaku ketika aku mendengar kata-kata Ergys-san yang bergumam cemas.

    Sembilan tahun lalu?

    「Aldo !! Ergys-san !! 」

    Pertanyaan itu menghilang karena jeritan pihak ketiga.

    Ketika aku melihat kembali ke arah suara keras itu datang, aku melihat Aisha berlari dengan air mata di matanya.

    Wajah dan suaranya yang menangis penuh keputusasaan adalah sesuatu yang belum pernah aku lihat atau dengar darinya sebelumnya.

    Dan yang terpenting, Flora tidak ada di sampingnya.

    Sementara itu aku mulai merasa tidak sabar, aku memeluk Aisha ketika dia berlari, pergi ke dalam pelukanku.

    「Apa yang sedang terjadi? Aisha ?! 」

    「Flora tidak bersamamu? 」

    Ketika kami menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu kepada Aisha, bahunya bergetar ketika berada di lenganku.

    「.... .Uuuu .. Flora.... Flora.... 」

    「Apa yang terjadi? 」

    Ketika perasaan buruk mulai menghantui diriku, Aisha membuka mulutnya sambil meneteskan air mata.

    「Flora pergi jauh ke ladang bunga untuk mencari bunga persatuan! Di mana beruang merah itu berada! 」

    Segera setelah aku mendengar hal itu, tubuhku seketika ingin berlari untuk mencarinya. Namun, aku bertahan karena aku tidak tahu di mana tepatnya Flora pergi untuk mendapatkan bunga persatuan ini.

    Aku harus pergi setelah aku mendapatkan informasi lebih lanjut tentang hal ini.

    Sial, meskipun aku sudah pernah ke sana. Seharusnya aku menyelidikinya lebih dalam, meskipun aku harus memikirkan bahayanya.

    「T-Tidak ... Itu tidak mungkin! Tempat itu berada di sebelah barat laut ladang bunga tempat beruang merah diprediksi berada, kan ?! 」

    Ketakutan itu sekarang jelas terlihat di wajah Ergys-san ketika dia mendengar bahwa putrinya mungkin berada di tempat yang ada beruang merah tersebut.

    「Kenapa dia ingin mendapatkan sesuatu seperti bunga persatuan ...? 」

    「Maafkan aku, Ergys-san. Itu karena aku sudah memberitahunya sesuatu yang tidak perlu ... 」

    Ketika Ergys-san bergumam sambil tertegun, Aisha menjawabnya sambil menangis.

    Kemudian Ergys-san menatapku dan menghela nafas seolah dia telah menyadari sesuatu.

    「... Seperti yang aku pikirkan ... aku mengerti situasinya」

    Aku tidak tahu apa yang dia maksudkan dengan hal itu, tetapi alasan dia akan mendapatkan bunga itu sekarang tidak penting bagiku.

    Tempat Flora saat ini seharusnya berada di barat laut di belakang ladang bunga. Informasi itu saja sudah cukup bagiku.

    Tidak ada lagi alasan bagiku untuk menunggu dan tinggal lebih lama.

    「... Beri aku waktu, aku akan membawa Flora kembali」

    Aku sudah membuat keputusan, jadi aku meninggalkan Aisha kepada Ergys-san dan kembali ke rumahku.

    「Tunggu sebentar? Aldo !? 」

    「Aldo-san ?! 」

    Aku mendengar mereka berteriak dari belakang tetapi aku mengabaikannya kali ini.

    Bahkan membuka kunci di pintu rumahku saja sangat mengganggu.

    Aku membuka pintu dengan kasar dan berlari masuk tanpa melepas sepatuku.

    Kemudian, aku pergi ke laci di dalam ruang penyimpanan yang terletak di belakang rumah dan mengambil pedang mithril yang dibungkus kain tanpa memikirkannya lagi.

    Dengan hati-hati aku merobek kain di sekitar pedang dan memeriksa bilahnya sambil memancarkan cahaya keperakan.

    ... Kupikir aku tidak akan pernah menggunakan ini lagi. Tetapi dengan adanya beruang merah sebagai lawan, akan sia-sia untuk melawannya hanya dengan busur dan anak panah sementara aku tidak memiliki baju besi. Aku akan menggunakan ini untuk menyelamatkan seseorang yang penting bagiku.

    Aku menyarungkan pedang yang memancarkan kekuatan sihir ini kembali ke sarungnya dan berlari keluar rumah tanpa menutup pintu.

    Tak perlu dikatakan lagi, aku menuju kearah barat laut bagian belakang ladang bunga.