• Breaking News

    Kamis, 28 Maret 2019

    Chapter 1.3 - Takdir Pertanda

    Translator : Ichimokuren
    Selamat Membaca
    --------------------------------------------------------------------------------------------
    Saat waktu latihan bertarung mendekati babak kedua, pelajaran berganti menjadi latihan mandiri. Waktu yang dialokasikan adalah untuk meningkatkan sihir yang sudah dipelajari atau mempelajari sihir yang baru.

    Berlatih dengan menggunakan sihir bukanlah hal yang sia-sia. Meskipun setiap orang memiliki penilaian yang berbeda, saat kamu berlatih mengeluarkan sihir, maka dapat meningkatkan jumlah total sihir yang kau miliki. Sihir akan terus berkembang di dalam tubuh sampai batas sihirmu benar-benar penuh. Berbeda halnya jika kapasitas sihirmu sudah penuh maka kapasitasnya tidak akan bertambah lagi. Namun melalui latihan dan penggunaan sihir secara terus-menerus, maka dapat memungkinkan secara bertahap untuk memperluas jumlah sihir yang dapat kau simpan. Meskipun bakat bawaan memang mempengaruhi ukuran dari batas sihir seseorang, namun pada akhirnya juga terletak pada kerja keras kita sendiri.

    Para siswa baru yang berada di arena latihan tidak memiliki petunjuk mengenai apa yang harus mereka lakukan selama belajar mandiri. Akibatnya mereka lebih antusias terhadap latihan praktek bertarung.

    Ars yang berada di tengah kerumunan tanpa malu-malu mulai membaca bukunya. Arena latihan pada dasarnya sama seperti arena latihan biasa yang terbuat dari tanah. Tempat ini dibuat dengan menggunakan sihir yang digunakan oleh penyihir yang secara khusus menggunakan sihir tanah.

    Hasilnya terdapat sedikit debu pada arena latihan, tapi tidak semuanya dapat diselesaikan dengan sihir.

    Seharusnya tidak ada satupun yang mampu menarik perhatian Ars. Selama sesi pertarungan, dia hanya berada di bagian pojok arena sambil membaca bukunya.

    「Hentikan, Fia!」 (Alice)

    「Ini akan menjadi pelajaran yang bagus baginya. Kau ikutlah denganku. 」(Fia)

    Alice mencoba menghentikan Tesfia yang sedang mendekati Ars.

    Tanpa berusaha menyembunyikan ketidaknyamanannya, ia mendesah sambil memasukkan jarinya ke dalam celah di antara halaman bukunya.

    Tesfia benar-benar bisa mengalihkan perhatian Ars.

    「Kamu benar-benar sangat gigih」 (Ars)

    「Jangan berpikir aku akan melepaskanmu dengan mudah setelah apa yang kamu lakukan」 (Fia)

    「Apa yang kamu bicarakan?」 (Ars)

    「Dasar kamu ini-」 (Fia)

    Tesfia meraih pakaian Ars yang ada di bagian leher dan mengangkatnya dengan kasar. Namun karena tinggi Tesfia yang hanya sampai dagu Ars, dia hanya bisa mengangkatnya setengah badan yang menyebabkan dirinya menjadi sangat marah.

    「Aku tidak akan membiarkanmu melupakan penghinaan terhadap keluarga Faver」 (Fia)

    Apa sesuatu seperti itu pernah terjadi? Meskipun kejadian tersebut adalah sesuatu yang baru saja terjadi 2 sampai 3 jam yang lalu, tapi sangat sulit bagi Ars untuk mengingat kejadian itu tanpa adanya peringatan dari Tesfia.

    「Jadi apa maumu?」 (Ars)

    「 “ ’Jadi apa maumu?’ Katamu!!!” 」(Fia)

    Itulah apa yang kurasakan saat ini. Sebenarnya, dia merasa lebih terganggu jika ia tidak bisa membaca bukunya dengan tenang.

    Jika masalahnya lebih dari ini maka akan menjadi sangat merepotkan dan menjengkelkan.

    「Ya itu kesalahanku, jadi biarlah masalah ini selesai begitu saja.」 (Ars)

    Matanya tertuju pada buku yang terbuka saat dia meminta maaf dengan setengah hati.

    「Jangan membodohiku!!」 (Fia)

    Dengan segala kemarahannya, Tesfia melempar buku tersebut dari tangannya.

    Teman-teman sekelas yang menyaksikan keadaan tersebut mengalihkan pandangan mereka ke arah Tesfia saat mereka mendengar amarahnya. Dalam sekejap semua orang menjadi bisu sambil bertanya-tanya apa yang telah terjadi.

    Terganggu oleh keributan itu, para siswa yang berada di tengah pertarungan pun juga ikut berhenti.

    Buku itu terbang di udara dengan halamannya yang berubah setiap saat, dan ketika mendarat di tanah buku tersebut menyebabkan asap dari debu yang ada.

    「Fia !!」 (Alice)

    Teriak Alice dengan cepat, sambil memperingatkan Tesfia bahwa dia telah melewati batas. Tesfia yang masih dipenuhi oleh rasa amarah mundur satu langkah, dan melepaskankan kerah Ars. Namun, siswa lainnya bahkan bisa melihat kemarahan di mata Alice.

    Murid berambut merah itu, Tesfia pasti memiliki harga diri yang begitu tinggi hingga mudah untuk diprovokasi. Jika itu Ars, maka tindakan provokasi seperti itu tidak akan mengganggunya sama sekali. Namun untuk Tesfia itu berbeda ...... dia masih seorang anak-anak.

    Seorang anak yang belum pernah melihat iblis, sebagai anak yang hidup dalam dunia yang damai dan dengan senang hati tinggal di balik tembok yang telah melindunginya dari serangan iblis, maka dia adalah seorang manusia yang tidak memiliki pengalaman bertarung secara nyata.

    Ars selama ini berada di militer dan telah dihina oleh pria yang jauh berkali-kali lebih besar dari dirinya, dan menjalani latihan yang keras. Untuk sebagian besar jalan hidupnya sampai sekarang bukanlah hal yang mudah.

    Bahkan tindakan Tesfia pun membuatnya menjadi jengkel.

    「Aku menantangmu untuk berduel !!」 (Fia)

    Ars merasa bahwa tidak ada jalan kembali sejak mereka sudah sampai sejauh ini.

    Dia perlahan berjalan menuju buku yang tergeletak di tanah sambil membungkukan dirinya dan mengambil buku tersebut. Dia lalu dengan hati-hati membersihkan debu yang menempel.

    Situasi ini tidak akan berakhir jika Ars membiarkannya memenangkan pertarungan tersebut. Bagaimanapun juga, dia tidak lagi berencana untuk mengalah. Untuk memastikan tidak ada masalah setelah itu, dia berencana untuk membuatnya mengerti untuk selamanya.

    Di militer mereka memiliki metode di mana mereka bisa memerintah karena kekuatan, tapi hal itu mudah menimbulkan permusuhan. Karena penyihir bisa dengan mudah menggunakan sihir, ada kecenderungan penyihir peringkat tinggi untuk memandang rendah orang lain.

    Namun agar mereka mau mematuhi pimpinan dan komandan, maka mereka akan melakukan tindak kekerasan secara langsung ke tubuh seseorang. Ars sendiri berpikir bahwa metode itu tidak sepenuhnya salah. Meski tak layak untuk dipuji, tetapi masih bisa menghasilkan sesuatu.

    Ars sekarang memikirkan alur yang sama. Tanpa sedikit pun rasa takut, Ars merasa bahwa tiga tahun berikutnya akan menjadi hal yang sia-sia dan tidak ada artinya.

    Dia tidak bisa menghilangkan debu yang menempel. Ada saatnya seeorang untuk mengajarkan pelajaran kepada orang kasar yang telah mengotori dokumen berharga ini.

    Dengan susah payah ia menggosok sampulnya, dan mengangkat kepalanya ke arah lawan yang telah mengakibatkan permusuhan yang hebat.

    「Setelah kelas selesai. Kita akan menggunakan arena latihan, tidak ada masalah, bukan? 」(Ars)

    「Ya, tidak ada.」 (Fia)

    「Fia, dan bahkan Ars-kun juga......」 (Alice)

    「Dan juga sebagai peraturannya, hanya ada aku dan kalian berdua. Jangan membawa orang yang tidak ada hubungannya. Maaf tapi Alice, tapi bisakah kau menjadi penonton. 」(Ars)

    「Itu tidak masalah tapi ......」 (Alice)

    Alice berekspresi seolah ingin menghentikan pertarungan ini, tapi dia hanya bisa mengucapkan kalimat itu. Karena itulah yang mereka inginkan. Namun, ini berawal dari Ars yang menerima permintaan dari Tesfia. Alice hanya bisa mengawasi apa yang akan terjadi.

    Alice tidak punya pilihan lain. Tidak peduli apa yang dia katakan sebagai penonton, hal itu tidak akan mengubah apapun. Itu berlaku juga untuk Ars ....

    Itu adalah pelajaran bagus tentang bagaimana provokasi kadang-kadang bisa menjadi perselisihan.

    「Setelah kelas selesai di arena latihan, kita akan menyelesaikan ini. Diantara kita bertiga. 」(Ars)

    Masih sekitar satu jam sampai istirahat makan siang, tapi Ars pergi dengan tergesa-gesa dan meninggalkan arena latihan.

    Dan menuju ke ruang ketua dewan.

    Biasanya kau harus meminta izin untuk menggunakan arena latihan melalui resepsionis, tapi dalam kasus Ars saat dia menyembunyikan pangkatnya, dia bisa mengajukan permintaannya langsung kepada ketua dewan untuk menggunakan seluruh arena.

    「Aku tidak keberatan, tapi tolong jangan beritahu siapapun.」 (Cisty)

    「Tentu saja」 (Ars)

    「Jadi, aku bertanya-tanya siapa orang bodoh yang membuatmu marah?" (Cisty)

    Pertanyaan itu dicampur dengan desahan dan sepertinya menjadi sebuah pertanyaan bujukan.

    「Namanya Tesfi atau sebagainya .」 (Ars)

    「Bukankah dia anak perempuan dari keluarga Faver yang terhormat? 」(Cisty)

    Matanya dipenuhi kekhawatiran lebih dari sekadar kejutan.

    「Bisakah...... kamu menghentikan pertarungannya?」 (Cisty)

    「Itu mustahil. Dialah yang datang mencari masalah jadi mohon tidak usah khawatir. Dan bukankah pertandingan antara teman sekelas itu diperbolehkan, jadi jika ketua dewan yang melakukan campur tangan dan menghentikannya secara paksa, maka akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan. 」(Ars)

    Seakan memperingatkan ketua, Ars mengatakan hal yang sebenarnya.

    Lalu dia mengalihkan tatapannya dari ketua dan memejamkan matanya sambil mendesah.

    Saat Ars perlahan membuka matanya, dia menjadi sangat jengkel.

    「Tidak ada banyak waktu yang tersisa, jadi aku ingin segera menyelesaikannya begitu saja.」 (Ars)

    Ketua sedikit membuka bibirnya seolah-olah hendak mengatakan sesuatu tapi memutuskan untuk tidak melakukannya karena dia telah menyerah dalam masalah ini. Namun, pada akhirnya-

    「Arena latihan akademi ini dibangun tidak lebih baik dibandingkan dengan yang militer miliki, jadi tolong pertimbangkan hal itu juga.」 (Cisty)

    Itu adalah sebuah peringatan meskipun arena latihan benar-benar dapat mengubah semua kerusakan fisik menjadi kerusakan mental, Penyihir tunggal [Single Mages] bisa saja menyebabkan kerusakan fisik bahkan ketika sudah dikonversi.

    「Aku mengerti」 (Ars)

    Saat dia mengatakan hal itu dan hendak kembali, dia menemukan senjata yang akan dia gunakan di pertandingannya dengan Tesfia.

    「Bisakah aku menggunakan ini?」 (Ars)

    「Itu tidak masalah, tapi untuk apa kamu menggunakan benda itu?」 (Cisty)

    「Tentu saja untuk latihan bertarung. Pamflet ini adalah benda yang cukup bagus bagiku. 」(Ars)

    Saat dia mengatakanya, dia mengambil sebuah pamflet sekolah dari meja ketua. Ketebalannya kurang lebih satu sentimeter, tapi itu tidak masalah.

    「Apapun keadaannya, itu sedikit ... ..」 (Cisty)

    「Ini saja sudah cukup. Aku sudah mengetahui kekuatannya. 」(Ars)

    Dia menunjukkan kepada ketua pamflet tersebut, yang telah dialiri dengan sihir. Pamflet itu sedikit membengkok, dan dalam sekejap- kertas itu kembali lurus.

    Ketua dikejutkan oleh pemandangan seperti itu, dan dari keterkejutannya tersebut, dia menarik napas lega.

    「Aku sepertinya tidak perlu khawatir denganmu. Itu pertama kalinya aku melihat aliran sihir yang begitu indah. 」(Cisty)

    「Terima kasih atas kata-kata pujiannya. Untuk catatan saja, jumlah sihir seperti ini kurasa sudah cukup untuknya. 」(Ars)

    「Nampaknya juga begitu.」 (Cisty)

    Untuk mengalirkan sihir, kelancaran transmisi sihir sangat mempengaruhi kekuatan dan daya tahannya. Tidak peduli seberapa keranya benda tersebut, dengan pemrosesan sihir yang sempurna, maka benda apapun bisa menjadi senjata.

    Itulah sebabnya pamflet itu dapat digunakan sebagai senjata bagi Ars, dengan sihir yang dialiri di dalamnya bisa dikatakan bahwa benda itu akan setara dengan pedang terkenal.

    Namun, cara berpkir Ars sedikit berbeda. Kekuatan sejati dari sebuah senjata hanya akan terlihat saat mereka saling berbenturan dalam pertarungan.

    Dalam hal ini, Ars melemahkan kekuatannya yang bersifat merusak.

    Seperti dugaan orang, tidak peduli seberapa banyak sihir yang kau aliri di kertas tersebut, benda itu tetaplah sebuah kertas. Namun, akan lain masalahnya jika kau mengaliri sihir tanpa menggunakan pamflet.

    Dia berhasil menunjukan rasa hormatnya yang telah menjadi kebiasaan selama berada di militer, dia dengan dalam membungkuk dan mulai meninggalkan ruangan.

    「Kalau begitu, aku permisi dulu」 (Ars)

    「...............」 (Cisty)

    Kembali ke kelas akan sangat merepotkan.

    Tapi bukan karena dia merasa terganggu oleh tatapan teman-teman sekelasnya. Tetapi karena belajar setelah makan siang itu sangat membosankan.

    Jika dia tidak peduli dengan absen kehadiran, maka tidak diragukan lagi bahwa dia tidak akan pernah masuk kelas.

    Ars meninggalkan gedung sekolah. Dia berjalan menuju laboratorium tanpa pikir panjang.

    Ars berada di kamarnya sendiri dengan onigiri mentah yang berada di salah satu tangannya- meskipun orang itu tidak merasa sedikit pun rasa kesepian.

    Jika dia pergi ke kantin sekolah, dia bisa menikmati makanan kelas satu, tapi Ars tidak pernah pergi kesana sekali pun. Selain makan siang, ia juga membaca buku-buku baru.

    Ars kemudian mengalihkan pandangannya terhadap tatapan misterius yang ia rasakan selama latihan bertarung.

    Ini akan menjadi sebuah kecerobohan, jika ketua dewan tidak mengetahui bahwa seseorang di sekolah telah mengamati Ars selama ini, jadi itu bukanlah masalah besar. Pembunuh, teroris, semua asumsi itu sepertinya tidak benar. Bagaimanapun, selama mereka tidak berniat jahat, tidak perlu untuk memancingnya. Cepat atau lambat dia akan mengetahuinya sendiri. Tentu saja dia dapat memperkirakan siapa saja mereka itu.

    Di sebuah ruangan yang telah dikhususkan kepada Ars, dia membuka pintu kamar tidur dan melirik ke arah dalam. Tatapannya tertuju pada sebuah koper berwarna hitam.

    Di dalamnya ada partnernya yang telah bertarung bersamanya selama ini.

    AWR milik Ars dibuat secara khusus. Kau bisa mengatakan senjata itu adalah hasil dari penelitiannya. Senjata itu sudah diatur secara unik dan merupakan satu-satunya di dunia.

    Tapi, Ars yang mengembalikan pandangannya lalu berharap agar di dalam hidupnya tidak akan pernah lagi untuk menggunakannya. Dia membawa senjata itu bersamaannya seolah-olah mengingatkan bahwa dia tidak akan bisa melepaskan diri dari militer, atau sebagai hadiah dari hasil penelitiannya.

    Lebih dari 50 tahun telah berlalu sejak menara putih mulai menjaga agar iblis berada di luar, dan jika seseorang melihat ke atas, mereka akan melihat langit yang diproyeksikan.

    Pemandangan langit biru palsu yang kau lihat setiap hari hanyalah hasil proyeksi. Itulah sebabnya generasi yang tidak tahu apa-apa tentang dunia luar tidak mengetahui apa-apa tentang hujan dan salju. Mereka tidak tahu bentuk awan yang berbeda yang mengelilingi langit. Tanpa mengetahui aroma rumput yang ditiup angin, mereka hanya tahu langit dengan bentuk awan yang sama dan bergerak kearah yang sama. Itulah fakta bahwa dunia yang sebenarnya adalah dunia luar yang telah dikuasai oleh para iblis.

    Selama berada di militer (meskipun ia masih menjadi bagian dari militer sampai saat ini) misinya yang terdiri dari pembantaian para iblis menyebabkan dia dapat menjelajah ke dunia luar. Namun setiap kali Ars menuju ke dunia luar, dia tidak pernah tahu apa yang menyebabkan dia begitu takjub.