• Breaking News

    Kamis, 21 Maret 2019

    Chapter 29 – Kehidupan Bertani

    Translator : TAKI-KUN
    Selamat Membaca
    --------------------------------------------------------------------------------------------

    Sejak saat itu, aku menjalani kehidupan sebagai seorang pemburu sambil menghabiskan hari-hariku untuk bekerja di ladang.

    Aku melakukan pekerjaan seperti membajak tanah, menyebarkan pupuk, menanam benih, dan menyiraminya. Awalnya, aku sangat sibuk.

    「Ohh, akhirnya tanamannya sudah tumbuh! 」

    Ketika aku keluar rumah pada pagi hari untuk memeriksa ladang, aku melihat beberapa titik-titik kecil berwarna hijau.

    Aku bergegas memeriksanya, dan di sana aku melihat tanaman kecil yang tiba-tiba muncul dari tanah.

    Aku bahkan tidak keberatan untuk berlutut saat aku melihat lebih dekat tanaman kecil yang menyembul keluar. Ada beberapa kuncup-kuncup kecil yang panjangnya hanya beberapa sentimeter, tetapi mereka pasti akan tumbuh di sana.

    Aku sangat menikmati untuk melihat tunas kehidupan yang aku ciptakan sendiri. Tanaman tersebut benar-benar telah tumbuh berkembang.

    Walaupun itu hanya tunas lobak yang tumbuh dari tanah, tapi anehnya mereka sangat menggemaskan.

    Aku agak ragu ketika aku mendengar bahwa tanaman ini hanya butuh waktu sekitar dua puluh hari sebelum mereka dapat dipanen, tetapi jika mereka sudah tumbuh menjadi tunas hanya dalam waktu dua hari, maka rumor itu kedengarannya benar. Mereka pasti akan tumbuh besar dengan sangat cepat pada tingkat ini.

    Aku tidak memiliki hal yang istimewa untuk dilakukan pada hari itu, tetapi aku masih keluar rumah berkali-kali untuk melihat tunas lobak.

    Kemudian, tiga hari lagi, para tunas lobak tersebut semakin membesar.

    「Baiklah ayo kita melakukan *penjarangan」
    TL Note : Penjarangan adalah suatu tindakan pengurangan banyaknya tanaman untuk memberi ruang tumbuh bagi tanaman yang tersisa.

    Aku mulai merasa sedih setelah mendengar Flora mengatakan bahwa aku harus mulai melakukan penjarangan.

    Jika kita tidak melakukannya, maka lobak tidak akan tumbuh dengan baik.

    Aku mengerti konsepnya, tetapi untuk mencabut kecambah yang kutanam sendiri untuk pertama kalinya... Itu terasa sangat berat bagiku untuk mencabutnya begitu cepat.

    Flora sepertinya mengerti apa yang kurasakan karena dia pernah melakukan hal itu sebelumnya. Dia dengan ringan menepuk punggungku dengan suara *pon* *pon* setelah tiga menit dan berkata kepadaku sambil tersenyum, "Sekarang, mari kita lanjutkan".

    Senyumnya tampak seperti iblis selama beberapa detik, tapi itu bisa dimengerti karena dia sudah melakukan pekerjaan di ladang begitu lama sehingga dia sudah terbiasa melakukannya.

    Tidak banyak yang bisa kulakukan karena kecambah lainnya tidak akan memiliki sumber daya yang cukup untuk tumbuh jika aku tidak mencabutnya.

    Aku bertahan saat aku mulai mencabut tunas yang sangat kucintai ini. Itu adalah pertama kalinya hatiku menjadi hancur meskipun hal itu mencabut tanaman.

    Setelah aku membersihkan daerah itu sampai batas tertentu, jumlah kecambah lobak mulai berkurang sedikit.

    Flora memberi tahuku bahwa tunas tersebut bisa dimakan, sehingga hari itu kita memakannya bersama sebagai salad dengan ditambahkan beberapa daging panggang.

    Seminggu setelah kami menanam bijinya, kecambah sayuran lainnya dengan cepat tumbuh.

    Aku harus mengurus ladang sebelum pergi untuk berburu ke pegunungan, dan mengurus ladang lagi setelah kembali dari pegunungan. Aku masih baik-baik saja ketika hanya ada lobak, tetapi sekarang beban kerjanya telah menjadi empat kali lipat dan segalanya menjadi sangat sibuk.

    Tidak perlu dikatakan lagi, kecepatan pertumbuhan mereka, klasifikasi, dan hal-hal yang harus diperhatikan semuanya sudah menjadi hal yang berbeda jadi aku harus berhati-hati dengan perlakuan masing-masing dari tanaman tersebut. Jadi ini merupakan masalah yang cukup serius.

    Meskipun aku berpikir bahwa Aisha dan Ena adalah orang yang luar biasa karena dapat mengelola kebun anggur besar itu, mereka hanya menanam satu jenis tanaman di sana. Aku bahkan tidak mengerti mengapa Aisha berpikir itu merupakan hal yang merepotkan.

    Mereka tidak harus mengurus anggur satu per satu, jadi itu tidaklah sulit.

    Aku harus merawat sayuran lainnya yang sedang berkecambah sambil memotong gulma dan menyingkirkan hama sambil melihat lobak tumbuh dengan cepat.

    Selama periode waktu itu, Flora sering meluangkan waktu untuk datang ke sini. Aku sangat senang akan hal itu karena walaupun aku sudah terbiasa merawat lobak, aku masih tidak tahu bagaimana cara merawat sayuran lainnya seperti wortel, kacang hijau, dan shail.

    Tentu saja, dia sibuk dengan banyak hal yang harus dia urus sendiri, tetapi dia masih dapat berkunjung ke sini hampir setiap hari.

    Setiap kali dia muncul, dia akan bertanya kepadaku, "Apakah sayurannya tumbuh dengan baik?"

    Dia juga menjadi lebih banyak bicara daripada biasanya ketika membicarakan tentang sayuran, dan ekspresinya menjadi lebih lucu.

    Kupikir aku akan memakan lobak untuk gelombang pertama yang akan aku panen bersama dengan Flora.

    Aku menantikan saat itu.

    ◆ ◆ ◆

    「Hai, Aldo-san」

    Pada hari istirahat tanpa adanya aktifitas untuk berburu, Flora datang dari belakangku ketika aku merawat sayuran.

    「Halo, Flora」

    Ketika aku berdiri dan membalas salam seperti biasa, aku melihat Flora berdiri di sana dengan wajah bahagia.

    Dia mengenakan blus putih dan rok berwarna biru tua. Itu tidak jauh berbeda dibandingkan dengan pakaian yang biasanya dia kenakan, kecuali dia membawa keranjang di tangannya dan topi jerami. Mungkin itu karena matahari semakin terik.

    Jadi itu hal yang biasa bagi kami untuk saling menyapa dengan cara seperti ini.

    Mungkin dia melakukan itu karena aku juga memanggilnya dari jauh dengan cara seperti ini setiap kali aku berkunjung ke tempat Ergys-san.

    Aku ingat sebelumnya bahwa dia sedikit marah ketika aku pertama kali mendekatinya dengan tiba-tiba dan mulai berbicara. Rupanya, kau harus memanggil pihak lain yang sedang bekerja di ladang terlebih dahulu, terlepas apakah mereka memperhatikan aku atau tidak, karena mereka mungkin tidak mengetahui keadaan sekeliling mereka.

    Aku bisa merasakan seseorang yang datang dengan mendengar langkah kaki mereka bahkan dari jarak yang cukup jauh, jadi aku selalu merasa sedikit gelisah dan gugup ketika aku menunggu pihak yang akan datang untuk mendekat. Jadi, dengan melakukan hal tersebut, maka akan membuat Flora bahagia dan membuatku merasa lebih baik.

    Ini adalah cara sapa yang tidak kuketahui, tetapi sekarang telah menjadi sesuatu yang ingin aku lakukan.

    Kami menyapa satu sama lain dengan senyuman, lalu Flora mendekat kepadaku seperti biasa.

    「Bagaimana kabar sayurannya? 」

    「Semuanya terlihat bagus. Akar lobak semakin membesar, jadi hampir waktunya untuk panen, kan? 」

    Ketika aku berjongkok dan menunjuk ke arah daun lobak yang berada di kakiku, Flora juga berjongkok di sebelahku untuk melihatnya.

    Tepat saat dia melakukan itu, aroma harum dan lembutnya melayang ke arahku dan membuatku sedikit gugup.

    Aku juga menggunakan sabun yang sama seperti yang mereka gunakan di rumah Ergys-san ketika aku meminjam kamar mandi untuk membersihkan diri, tetapi anehnya kenapa aku tidak berbau seperti itu. Apakah ini adalah parfum eksklusif untuk wanita?

    「Oh, kamu benar! Kalau terus begini, kita bisa memanen ini dalam dua atau tiga hari 」

    Flora memberitahuku dengan senyum polos saat aku memikirkan hal itu.

    「Kedengarannya bagus-」

    Aku tersenyum setelah diberi tahu bahwa kami bisa memanen ini dalam dua hingga tiga hari lagi.

    Sepertinya tidak ada masalah dengan lobak, jadi kita bisa memanennya nanti bahkan jika kita membiarkannya saja.

    「... Kita benar-benar dapat memanen lobak setelah dua puluh hari, ya」

    Sudah dua puluh dua hari setelah kami menanam benih. Bahkan jika kita memanennya tiga hari lagi, maka itu akan menjadi dua puluh lima hari. Sangat mengejutkan bisa memanennya dalam waktu yang singkat.

    Kami menanam benih sesuai dengan saran Flora yaitu dengan menanamnya secara terpisah satu mingguan, sehingga minggu depan kami dapat memanen lobak selanjutnya. Jika kita terus melakukannya seperti ini untuk sementara waktu, kita akan dapat makan lobak sebanyak yang kita inginkan.

    「Tetapi itu juga tergantung pada musim dan cuaca, tetapi ada kalanya akan lebih lama jika tidak ada perawatan. Ini karena Aldo-san telah merawatnya dengan baik sehingga mereka dapat tumbuh menjadi lobak yang sehat dalam waktu yang singkat ini 」

    「Aku mengerti. Tentu saja, jika curah hujan terus-menerus, ada serangan hama, atau jika kita terlambat dalam melakukan *hilling tanaman, mereka tidak akan dapat tumbuh dengan baik 」
    TL Note : Pembumian / Hilling adalah kegiatan untuk menggeburkan tanah untuk menutupi akar yang terbuka. Jika kau tidak menutupi akar lobak maka rasanya tidak akan sebagus yang seharusnya.

    「Ini semua berkatmu yang sudah dengan perlahan mengajariku yang tidak berpengalaman ini, Flora. Jadi terima kasih」

    Jika dia tidak sering datang ke sini untuk memeriksa ladangku atau mengajariku dengan tepat maka hal apa yang bisa terjadi, bahkan tanaman yang kutanam tidak akan tumbuh dengan aman sampai pada titik ini.

    「T-tidak masalah kok」

    Ketika aku mengucapkan terima kasih padanya dengan senyum, pipi putih Flora memerah dan dia menjadi bingung.

    Dia tidak malu lagi padaku, tapi sepertinya kepribadiannya yang pemalu masih ada.

    「Ah, ngomong-ngomong, aku membawa kotak makan siang hari ini ... B-bagaimana kalau ... kita makan siang bersama? 」

    Ketika aku melihat Flora yang malu-malu dengan senyum di wajahku, dia menjulurkan sebuah keranjang dan melirikku.

    Benar, matahari tepat berada di tengah-tengah langit, menandakan bahwa hari sudah siang. Kukira dia sudah menyiapkan kotak makan siang untukku karena dia pasti tahu bahwa aku sedang merawat sayuran. Dan kebetulan aku baru saja mulai lapar.

    「Tentu saja, itu akan menjadi hal yang bagus. Jadi apa yang ingin kau lakukan? Mau makan makan siang di luar sini? 」

    Ini kotak makan siang yang dibuat dengan baik. Tidak akan menyenangkan untuk menikmati ini di dalam rumah, karena itu akan menjadi sia-sia.

    Ketika aku bertanya kepadanya, dia menjawab kepadaku sambil tersenyum,

    「Ayo kita pergi ke ladang bunga! 」