• Breaking News

    Kamis, 21 Maret 2019

    Chapter 28 – Mempersiapkan Ladang

    Translator : TAKI-KUN
    Selamat Membaca
    --------------------------------------------------------------------------------------------

    Setelah mendapat izin dari Ergys-san, Flora dan aku kembali ke rumahku dengan alat-alat pertanian seperti cangkul dan sabit.

    「Sepertinya tidak ada masalah di sini」

    Gumam Flora saat dia menyentuh tanah di sekitar rumahku.

    Rupanya, tanah di sini cukup bagus untuk menanam sayuran dan tanaman.

    Rumahku tidak memiliki pohon yang tumbuh di sekitarnya seperti rumah Toack tetapi paparan sinar matahari di sini cukup bagus. Ada rumput dan beberapa gulma yang tumbuh di sini, tetapi hal itu tidak akan menjadi masalah jika kita mencabutnya.

    Flora mengangguk puas dan berdiri setelah memastikan tingkat paparan sinar matahari, nuansa tanah, dan drainase air di daerah itu.

    「Mari kita mulai dengan menanam sayuran yang dapat ditanam dan dipanen dengan mudah terlebih dahulu」

    「Jadi dengan kata lain, seperti lobak yang sebelumnya itu ya? 」

    「Ya. Tetapi selain itu, ada beberapa sayuran lain yang aku sarankan untuk pemula seperti wortel, kacang panjang, dan sejenis sayuran bernama shail 」

    Meskipun mereka tidak tumbuh secepat lobak, tanaman tersebut juga tidak butuh waktu lama sampai dapat dipanen, dan sepertinya tanaman tersebut tidak membutuhkan banyak perawatan.

    Ini akan menjadi sempurna bagiku karena aku masih seorang pemula dan akan lebih mudah untuk dipahami mengenai aliran proses penanaman tanaman dalam waktu singkat.

    Kupikir dapat dengan cepat melihat hasil dari penanaman sayuranku sendiri adalah hal yang paling menakjubkan.

    Aku tidak merasa ingin menumbuhkan sayuran yang membutuhkan waktu lama dan membutuhkan perawatan yang banyak. Aku dengar hasil panen dan sayuran sering diserang oleh serangga dan hama atau sering mati karena suhu, kelembaban, dan tanahnya yang kurang subur.

    「Karena tidak ada masalah dengan tanah di sini, mari kita tanam empat jenis tanaman yang telah kusebutkan tadi」

    「Tentu, ayo kita lakukan, sensei」

    Flora tertawa kecil ketika aku menundukkan kepalaku dan mengatakan hal tersebut.

    「Yup, mari kita bersenang-senang dengan menanam sayuran dan menikmati hasil panennya」

    Karena kami segera memutuskan apa yang akan kami tanam, kami mulai mengolah tanah di rumahku dengan membersihkan gulma terlebih dahulu.

    Aku memakai sepasang sarung tangan dan mulai memotong ilalang dengan sabit yang kupinjam dari Flora.

    Aku menempatkan pisau di bagian bawah gulma dan menariknya. Kemudian, setelah terdengar suara potongan dari serat tanaman gulma, bau rerumputan mulai melayang di udara.

    Ini bau yang nostalgia. Ketika aku biasa melakukan pencarian di hutan dan mengikuti jejak binatang, bau ini sering melayang di udara ketika aku memotong rumput tinggi dan cabang-cabang yang menghalangi dengan pedang atau pisau. Omong-omong, banyak dari jalan tersebut yang menjadi lebih besar berkat semua petualang yang melewatinya berkali-kali.

    Selain itu, ketika aku masih kecil dan tidak mampu membeli senjata dengan uang, aku pernah menggunakan sesuatu seperti sabit untuk melawan monster. Tetapi aku tidak benar-benar ingin mengingatnya karena saat-saat itu adalah hari yang penuh dengan bau darah.

    Aku terus bekerja dengan tanganku secara diam-diam sambil mengusir pikiran itu dari kepalaku.

    Jika serat tanaman dari gulma, hal itu mudah dipotong. Tetapi hal halnya untuk tamanam yang lebih tebal, aku butuh tenaga tambahan untuk menyingkirkannya.

    Ketika aku melihat sekilas Flora secara tidak sengaja, aku melihatnya memotong rumput liar dengan mudah mengguakan sabit sambil menyenandungkan sebuah lagu.

    Walaupun dia sedang memotong rumput yang memiliki ketebalan yang sama dengan yang aku potong ... Hm, apakah ada semacam trik untuk ini?

    Aku melihat gerakan tangannya dan kuperhatikan bahwa dia tampaknya menggunakan seluruh lengannya. Dia menggunakan seluruh lengannya daripada hanya bergantung pada pergelangan tangannya saja... Ah, sial, sabitku terjerat gulma.

    Aku ingin memotong gulma ini dengan pedang mithril yang kugunakan untuk mengalahkan naga. Jika aku bisa melakukannya, seluruh area gulma ini akan hilang dengan satu ayunan. Tidak tidak, apa yang akan kulakukan setelah aku melakukan hal seperti itu?

    Bukan masalah untuk melakukannya dengan sabit normal seperti ini.

    Aku berhenti memikirkannya dan mengamati Flora lagi. Ternyata secara mengejutkan aku mengetahui bahwa dia memotong rumput di bagian akar dan bukan bagian batangnya.

    ... Hm, jadi aku harus menggeser ujung sabitku ke akar akar, dan menarik gulma secara diagonal ke atas?

    Setelah aku mencoba menirunya, gulma dapat dipotong tanpa perlu banyak tenaga.

    Juga tidak ada perasaan sabit yang tersangkut pada serat tanaman. Ini tampaknya menjadi cara yang mudah untuk memotong gulma satu demi satu.

    Aku memotong semua rumput liar yang berada di depanku sambil menikmati sensasi halus memotong dengan sabit.

    「Aldo-san, kau pandai menggunakan sabit ya」

    「Apakah begitu? 」

    「Kau sepertinya sudah terbiasa menggunakannya saat berburu atau di masa petualang, kan? 」

    Tidak, aku belum pernah menggunakannya. Paling-paling aku hanya memotong cabang dan gulma yang menghalangi jalan dengan pedang atau sesuatu yang tajam. Jadi tidak perlu menggunakan sabit untuk memotong gulma dari akarnya untuk membuka jalan.

    「Yah, mungkin sesuatu seperti itu」

    Aku akan terlihat sangat tidak keren jika aku hanya mengatakan kepadanya bahwa aku sedang meniru apa yang dia lakukan ketika aku melirik ke arahnya, jadi aku memberinya jawaban yang mengada-ada.

    Tetapi sebenarnya, untuk menjadi seorang petualang, kau harus tahu sedikit tentang semua alat tajam, jadi aku tidak benar-benar berbohong karena aku sedikit tahu tentang cara penggunaanya.

    「Jadi apa yang kau lakukan di masa petualangan? Apakah hal itu adalah penaklukan monster? 」

    Apakah dia ingin mengobrol sambil bekerja karena kami terlalu pendiam sampai saat ini? Flora bertanya padaku tanpa menghentikan gerakannya.

    「Penaklukan monster, mengantarkan barang, membersihkan jalan, mengawal orang dan banyak hal lainnya」

    「Bagiku menjadi seorang petualang seperti memberikan kesan seseorang yang membunuh monster ... tapi wow, bahkan mengantarkan barang dan membersihkan jalan ...? 」

    Flora menjawab dengan suara terkejut.

    Tidak mengherankan bahwa dia terkejut karena tidak ada kantor cabang guild petualang atau kota-kota besar di sekitar Nordende. Para petualang yang sesekali muncul di sini berasal dari panggilan untuk memusnahkan monster akan mendapatkan kesan menjadi orang kuat yang bisa memburu monster dan bertindak sebagai pendamping bagi orang-orang penting.

    Namun, para petualang benar-benar akan melakukan apa pun demi bertahan hidup. Berada dalam kerajaan yang dipenuhi banyak orang berarti bahwa akan ada banyak jenis pekerjaan yang harus mereka lakukan.

    「Monster seperti apa yang pernah kau kalahkan sebelumnya, Aldo-san? 」

    「Uh, na- maksudku dregl, goblin, beruang merah, dan aku sering melawan monster yang menyerang desa」

    Fiuh. Aku hampir mengatakan seekor naga. Yah, dia mungkin bahkan tidak akan percaya padaku jika aku memberitahunya dan mengatakan aku tidak ingin orang tahu tentang itu. Dia bahkan mungkin berpikir bahwa aku gila.

    Ngomong-ngomong, dregl adalah monster dengan kuku panjang yang menyerupai musang. Mereka adalah monster omnivora yang akan memakan apa pun termasuk juga sayuran.

    「... Beruang merah」

    「Hm? Apa ada yang salah? 」

    Aku mendengar Flora menggumamkan sesuatu, tetapi aku tidak bisa mengerti apa yang dikatakannya.

    「Tidak, sudahlah! Itu luar biasa. Kalau aku pasti akan lari ketakutan jika melihat monster 」

    Flora melambaikan tangannya ke arahku ketika dia berkata tidak apa-apa dan kemudian kembali bekerja membersihkan gulma sambil terus berbicara.

    Kami telah membersihkan gulma dengan area sekitar 10 meter. Apa yang tersisa dari area itu sekarang adalah beberapa akar dan tanah berwarna coklat. Dikatakan bahwa gulma yang kami cabut dapat digunakan sebagai pakan ternak, jadi kami telah mengumpulkannya di satu tempat dan akan membawanya nanti.

    Karena semua gulma yang menghalangi sudah hilang, langkah selanjutnya adalah mengeluarkan cangkul.

    「Jika kau membuat gundukan tanah di timur dan barat, tanaman akan menerima sinar matahari lebih lama di siang hari. Jadi, bajaklah tanag secara garis horizontal 」

    Ah, itu karena membuat gundukan ke arah pergerakan matahari akan membuat tanaman menerima sinar matahari untuk jangka waktu yang lebih lama.

    Aku mengganti sabitku menjadi cangkul dan berdiri di tempat yang disuruh Flora.

    Dengan menggunakan cangkul, aku menamcapkan ujungnya ke tanah. Perasaan cangkul yang tertancap di tanah menimbulkan suara desir yang cukup menyenangkan. Tetapi karena aku tidak tahu cara terbaik untuk menggunakan cangkul, aku akan mencoba membajak tanpa mengayunkannya terlalu tinggi.

    Aku mulai dengan menyingkirkan kerikil yang lebih besar dan sisa akar di tanah sedikit demi sedikit.

    Angkat cangkul, dan ayunkan ke bawah. *Chip * *chip*, suara Flora dan diriku yang mengemburkan tanah bisa terdengar. Ini merupakan gerakan yang sederhana, tetapi ketika kau harus terus melakukan ini untuk sementara waktu, kau akan mengerti bahwa ini adalah pekerjaan yang keras.

    Karena suhu masih terus akan meningkat karena kami sudah mendekati musim panas, kami secara bertahap mulai berkeringat.

    Pekerjaan ini menggunakan sedikit tenaga dan otot. Kau akan kehabisan napas atau tenaga dalam waktu singkat jika kau membuang stamina secara percuma, terutama di musim panas karena panasnya akan menyengat.

    Aku mengkhawatirkan Flora, yang agak lemah secara fisik, tetapi dia bekerja di depanku dengan irama yang pas.

    Dia tidak menyia-nyiakan staminanya karena dia tahu tubuhnya sendiri dengan baik.

    Sementara tubuhnya yang ramping bergetar ketika dia mencangkul tanah, dia tampak cukup kuat.

    Aku tidak ingin kalah darinya, tetapi karena aku sadar bahwa aku tidak bisa mengalahkan lawan yang berpengalaman, aku pun akan melakukannya dengan lambat dan hati-hati. Pertama, mari kita lakukan apa yang kita bisa.

    Dengan mengingat hal itu, aku mencabut cangkul yang ditanjapkan ke tanah. Tanah yang tertancap di dasar cangkul mulai bergemericik. Kemudian, aku maju selangkah dan menancapkan cangkul itu kembali.

    Aku tahu berapa banyak tenaga yang kubutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini ketika aku mengayunkannya dan menghilangkan kerikil atau akar. Mengikuti intuisiku, aku mengibaskan tanah yang melekat pada cangkul dan mengangkat tanah tersebut.

    Ketika saya mengulangi proses itu, aku sepertinya telah tiba di tepi lapangan sebelum aku menyadarinya. Tanah mulai terlihat gembur dengan baik untuk baris yang ditugaskan padaku.

    Ladang tanpa gulma atau rumput mulai terlihat seperti lahan pertanian.

    Aku melihat perubahan yang mengesankan ini sehingga mengejutkanku.

    「Terima kasih atas kerja kerasmu, Aldo-san」

    Aku mulai merasa haus setelah mencangkul beberapa saat. Dan pada saat itu, Flora memberiku wadah air seolah dia sudah bisa membaca pikiranku.

    Timingnya sangat mengejutkanku, tetapi Flora mungkin sudah pergi mempersiapkan ini karena dia sudah berdiri di depanku. Jadi aku sangat menghargainya.

    Air dingin rasanya sangat enak karena tenggorokanku terasa kering dan juga banyak berkeringat.

    「Terima kasih banyak」

    「Tidak, tidak apa-apa」

    Aku mengucapkan terima kasih setelah meminum air. Dan dia menjawabnya dengan senyum bahagia.

    Kukira dia juga sedikit berkeringat, karena rambutnya yang pirang dan halus menempel pada kulitnya.

    「Bagian terakhir tadi telah dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, sepertinya kau tidak menyia-nyiakan tenagamu」

    「Ini berkat ajaranmu yang bagus, sensei」

    「Tidak tidak」

    Kami tertawa bersama saat kami mengobrol seperti itu.

    Aku tidak mungkin berbicara dengan cara yang begitu akrab bersama Flora seperti ini ketika aku pertama kali datang ke sini. Jadi ini mungkin berarti bahwa dia telah memaafkanku atas apa yang sudah terjadi. Pikiran itu membuatku senang.

    Tertawa bersama seperti ini... mungkin hidup dengan bantuan dan dukungan seorang gadis manis di sebelahku seperti ini bukanlah ide yang buruk ...