Selamat Membaca

Aku terbangun dari tidurku dan sudah berada di bawah sinar matahari pagi.
Dengan uapan yang besar, perlahan-lahan aku duduk di tempat tidur dan menggosok mataku yang masih kabur sambil merenggangkan badan.
Kamar kosong yang kusebut kamar tidur sekarang memiliki tempat tidur halus yang dibuat oleh Toack. Aku sudah mendapatkan kasur dan selimut dari para wanita yang telah ia perkenalkan kepadaku, dan kamar tersebut sudah selesai sekitar dua minggu yang lalu.
Berkat itu, aku bisa tidur dengan nyenyak hari ini, bangun tanpa sakit di punggung atau pinggul.
Tempat tidurku cukup besar untuk memuat dua orang dewasa dan bantalan kasurnya sangat bagus sehingga tidak perlu takut bahkan jika kau akan melompat ke dalamnya. Harganya cukup mahal, tetapi aku tidak menyesal sama sekali karena aku akan menggunakan tempat tidur ini setiap hari.
Dengan adanya tempat tidur; laci, karpet, rak buku, kursi, dan meja bundar kecil. Semua benda itu sudah memberikan kesan hidup di dalam rumahku.
Tak bisa tertahankan tetapi aku merasakan semacam kegembiraan yang tidak cocok untuk usiaku saat ini karena aku akhirnya bisa memiliki tempat tinggal yang nyaman; sepertinya aku kembali menjadi anak-anak.
Setelah aku benar-benar menikmati nuansa di tempat tidur, aku turun dari kasur dan membuka jendela.
Udara pagi yang menyegarkan menyapu pipiku.
Ketika aku mengambil napas dalam-dalam, aku bisa merasakan udara segar memasuki tubuh dan itu membuatku menjadi rilek.
Aku menikmati nuansa udara segar sebentar sebelum memutuskan untuk mengambil air dari sumur untuk mencuci muka.
「Selamat pagi, Aldo-san」
「Pagi, Ergys-san」
Aku membalas salam kepada seorang warga desa yang datang untuk mencuci muka seperti yang kulakukan.
Itu hanya ucapan satu kata yang biasa, tapi hal itu membuatku merasa dihormati.
Sudah sebulan sejak aku menjadi pemburu. Sebagian besar hidupku telah stabil dan aku sudah menjadi terbiasa dengan desa.
Pada awalnya hanya Ergys-san, Fiona-san, Flora, Toack, dan Aisha yang dapat aku ajak bicara, tetapi sekarang lingkungan pergaulankuku telah meluas ke Loren-san, Kyle, bibi desa, paman dan anak-anak mereka.
Sekarang setiap kali aku berjalan di desa aku pasti mendengar "Bagaimana perburuanmu hari ini?", "Selamat pagi ~", "Bagaimana kabarmu?". Aku tidak pernah berpikir bahwa disambut dan dihargai seperti itu adalah suatu kebahagiaan yang tiada duanya.
Aku mengeluarkan air dari sumur untuk mencuci muka sambil memikirkan hal seperti itu.
Air dingin menghilangkan panas di dalam tubuhku, dan semua kantukku menjadi hilang.
Aku benar-benar bangun secara fisik dan mental berkat air dingin dan udara segar, jadi aku segera pulang untuk mulai membuat sarapan.
Menu hari ini adalah sup sayur sisa yang kubuat kemarin, daging babi hutan tumis dengan jamur, dan roti dengan kismis.
Sup sayur tentu saja merupakan resep rahasia milik Toack. Dengan ajaran Flora yaitu dengan menambahkan pico sebagai bahan rahasia, sehingga membut cara memasak sup menjadi mudah setelah kau memotong sayuran dengan ukuran yang tepat.
Wajah yang dibuat Toack ketika aku menyuruhnya mencoba sup yang kubuat adalah wajah yang menarik.
Dia berpikir pasti aku tidak akan bisa membuat sup yang enak, jadi matanya melebar karena terkejut ketika dia mencobanya.
Ketika aku mengingat adegan lucu pada waktu itu, aku menaruh jamur bersamaan dengan beberapa rempah yang bisa dimakan ke dalam wajan. Lalu, memotong daging babi hutan dari hasil buruan yang kami tangkap kemarin menjadi potongan-potongan kecil dan menaruhnya di wajan untuk digoreng.
Selanjutnya, aku menambahkan garam dan merica dan biarkan dagingnya sedikit matang. Kemudian, ketika aku mencium aroma harum yang berasal dari lemak daging, aku mulai mencampur semuanya.
Suara mendesis yang keluar dari wajan terdengar menyenangkan di telinga. Jamur dan bumbunya bercampur dengan baik dan berubah menjadi warna yang sangat indah.
Panci sup sayur yang diletakkan di atas api yang berada tepat di sampingnya juga menghasilkan bau yang meng-enakan, seolah mengisyaratkan bahwa masakan itu sudah hampir siap.
Dengan mengendus aroma daging dan sayuran yang harum dan enak, perutku menjadi bergemuruh. Kedua aroma itu sangat kuat.
Aku menuang semangkuk sup sayuran, melapisinya dengan tumisan dan membawanya ke meja makan.
Tentu saja, aku tidak lupa membawa seluruh panci sup ke meja makan karena aku pastinya akan menambah beberapa porsi lagi.
Aku menyiapkan roti dengan kismis dari diberikan oleh Aisha dan segera mencicipi sup.
「Ahhh ... rasanya sangat enak」
Dengan rasa sayuran yang dipekatkan, supnya menjadi sangat lezat.
Bawang yang direbus sampai agak lembek adalah yang terbaik. Masing-masing dari sayuran yang lunak ini meresap ke dalam rasa sayuran itu sendiri.
Ini juga hal yang bagus untuk mencelupkan roti ke dalam sup sebelum makan. Aku bisa merasakan rasa gandum bersama dengan rasa sayuran yang sudah meresap ke dalam roti.
Kau bisa makan roti yang keras jika kau punya supnya agar membuatnya sedikit lembek.
Setelah makan roti dengan sedikit sup, aku beralih ke daging babi hutan tumis dengan jamur.
Ketika aku menggigit daging babi hutan, rasa kental daging itu meluap di dalam mulutku. Tidak seperti daging rusa yang memiliki rasa yang ringan, aku dapat sepenuhnya merasakan rasa yang keluar dari bagian tengah daging.
Bagian itu hanya dibumbui dengan garam dan lada, tetapi juga bisa membawa dari rasa bahan tersebut.
Aku terus makan dengan cara seperti itu dan piring-piring mulai kosong dalam waktu singkat.
Saat ini, aku menikmati seteguk sup sayuran seperti sedang mencicipi segelas anggur.
Ketika aku melihat potongan sayuran mengambang di dalam mangkuk, sesuatu muncul di benakku.
Hidupku kurang lebih sudah mulai stabil sekarang, jadi mungkin sudah saatnya mencoba melakukan pertanian yang selalu ingin kucoba.
Aku telah membeli kebutuhan sehari-hari yang kurang dari para pedagang dan mendapatkan perabot yang kuinginkan. Aku juga sudah terbiasa dengan pegunungan Nordende sehingga bisa berburu juga. Baru-baru ini, aku mulai bertanya-tanya apa yang harus kulakukan di waktu luangku ini.
Karena aku tidak perlu berburu setiap hari, aku ingin tahu apakah aku bisa bertani sedikit.
Makan daging hasil berburu dan sayuran yang kutanam sendiri. Itulah kehidupan yang ingin aku coba jalani.
Ergys-san mengatakan kepadaku bahwa dia akan mengajari tentang cara untuk bertani, jadi mari kita berkunjung ke rumahnya hari ini.
Dengan mengingat hal itu, aku berdiri setelah menghabiskan sisa sup sayur.
◆ ◆ ◆
Aku keluar dari rumah dan berjalan di jalan yang menuju alun-alun desa selama sekitar sepuluh menit.
Ketika aku menuju ke rumah Ergys-san, aku melihat Flora bekerja di ladang di belakang rumah Ergys-san.
「Halo」
「Halo juga」
Ketika aku mendekat dan menyapanya, dia berdiri dan menyambutku sambil tersenyum.
Ada semacam sayuran berdaun di tangannya.
Sepertinya dia tidak berusaha mencabut gulma hari ini. Alih-alih, dia tampaknya memanen jenis sayuran yang sama dengan yang dia miliki di tangannya karena aku bisa melihat lebih banyak sayuran di keranjang yang berada di dekat kakinya.
Karena aku ingin berlajar bertani, aku tidak bisa tidak menahan pertanyaan kepada Flora tentang hal itu.
「Sayuran macam apa itu? 」
「Oh, ini? Ini adalah lobak. Sayuran ini ditanam beberapa waktu lalu dan sekarang sudah cukup besar 」
Flora menjawab sambil menunjukkan sayuran yang terdapat bola dengan warna merah.
「Kelihatannya seperti lobak, tetapi warnanya tidak putih dan ukurannya juga berbeda, ya ...」
「Hmm? Kau belum pernah makan ini sebelumnya? 」
「Meskipun aku pernah makan lobak sebelumnya, aku belum pernah makan lobak yang seperti ini」
Ketika aku menjawab demikian, Flora membersihkan tanah yang menempel pada lobak dan mulai mencucinya dengan air dari ember.
「Ini, tolong ambil yang ini dan coba makanlah」
Aku menerima lobak dari Flora, kemudian langsung memakannya dengan bagian yang berwarna merah.
Ketika aku mengunyahnya, aku perhatikan sayuran ini memiliki tekstur yang bagus dan sangat enak. Dan ketika aku mengunyahnya lebih banyak, ada rasa pedas yang cukup tajam. Mungkin ada orang di luar sana yang tidak menyukai rasa pedas, tetapi aku cukup menyukainya.
「Bagaimana rasanya? 」
「Hm. Rasanya cukup enak. Sayuran ini memiliki tekstur lembut, dan aku suka rasa pedas ini 」
Ya. Sayuran ini benar-benar lezat karena pada kenyataannya sayuran itu baru dipanen. Rasa kesegaran ini tidak akan mungkin muncul kecuali sayuran itu dipanen saat itu juga. Sungguh suatu kehormatan bagiku dapat merasakannya tanpa menanam langsung sayuran tersebut.
Sementara aku tenggelam karena rasa sayuran ini, aku memperhatikan Flora menatapku dengan senyum lembut.
「Aku senang kau tertarik dengan sayuran ini. Sayuran ini dapat dipanen hanya dalam waktu dua puluh hari setelah ditanam. Kami masih memiliki banyak jadi silakan ambil beberapa jika kau mau 」
「Dapat dipanen setelah dua puluh hari ?! Bukankah itu sangat cepat! 」
Aku kaget dengan jumlah hari yang singkat sebelum dapat dipanen.
Apa tidak apa-apa untuk memakannya seperti ini, tapi kupikir mungkin juga menjadi hal yang baik untuk membuat salad dengan bahan sayuran ini dan memakannya bersama beberapa saus. Kuyakin itu akan membawa sentuhan pedas yang enak ke dalam salad. Dan karena bentuknya menyerupai lobak, mengirisnya menjadi beberapa bagian dan merebusnya tidak terdengar seperti ide yang buruk.
「Oh, omong-omong, apa yang membawamu ke sini hari ini? 」
Flora bertanya kepadaku sementara aku memikirkan berbagai cara untuk memasak lobak ini.
Oh benar juga aku datang ke sini untuk meminta Ergys-san mengajari saya tentang pertanian.
Aku hampir lupa karena kau membenamkan diri dalam cara memasak lobak ini.
「Karena aku kurang lebih sudah lama menetap di sini, kupikir aku akan mencoba sedikit bertani」
「Kedengarannya ide yang bagus! 」
「Tetapi karena aku baru memulai untuk pertama kalinya, kupikir bahwa aku akan meminta Ergys-san untuk mengajariku」
「J-jadi begitu ya ...? 」
Hm? Padahal dia sangat senang beberapa detik yang lalu, jadi mengapa dia tiba-tiba terlihat sedih?
Aku agak bingung, dan Flora gelisah sambil terus melirik kesana-sini.
Aku tahu apakah dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak tahu apa yang ingin dia katakan.
Aku memiringkan kepalaku saat aku menunggu jawabannya, kemudian Flora mencengkeram erat tanganku.
「U-um !! Tentang hal mengajar pertanian itu ... Bisakah aku saja yang melakukannya? 」
「Ehh? Yah, jika kau bersedia maka... tapi bukankah kau sedang sibuk, Flora? 」
Aku perhatikan sejak aku mulai tinggal di sini bahwa Flora mengambil bagian dalam mencuci, memasak, memanen sayuran, mengumpulkan bunga dan pekerjaan lapangan.
Jika dia memberiku pelajaran bertani, kami harus melakukan beberapa waktu untuk perjalanan ke rumahku. Jadi kupikir itu pasti akan sulit bagi Flora yang secara fisik sudah lemah.
「Itu akan baik-baik saja! Aku akan memberi tahu ayah! 」
Orang ini dengan senang hati pergi ke dalam rumahnya.
Aku jarang melihat Flora begitu bersemangat.
Dia selalu bekerja sangat keras di ladang, jadi kurasa aku akan senang karena dia akan mengajariku tentang cara bercocok tanam.