Selamat Membaca

「Baiklah, mari kita makan malam bersama! 」
「Kupikir setelah kau mengatakan hal itu jadi aku akan membawakan garam!」
Toack menjawab saranku ketika dia mengeluarkan sebotol garam dan beberapa tusuk sate kayu dari sakunya.
Aku bertanya-tanya benda apa yang akan dia dari rumahnya, tetapi sepertinya dia sudah memikirkannya dengan baik.
「... Benar juga, Aku lapar. Ayo kita memasaknya dengan cepat dan makan 」
「Kau tidak akan mendapat bagian apapun dalam hal ini」
「Tidak apa-apa. Aku tidak akan memohon karena aku merasa kasihan kepadamu bahwa kau hanya dapat menangkap lima ekor ikan saja. Jadi aku akan memohon kepada Aldo karena dia menangkap lebih banyak ikan 」
「... Dasat wanita ****」
Aisha memprovokasi Toack sampai ia menggertakkan giginya karena marah.
Apakah dia menyimpan dendam dari pertarungan air tadi? Kata-katanya kepada Toack masih penuh duri.
Sementara aku berpikir seperti itu, aku mulai membersihkan ikan yang kami tangkap dan menyembelihnya, menggunakan air dari sungai.
Kemudian, Flora mendekatiku dengan hati-hati.
「Umm, jika kau tidak keberatan, bisakah kau mengajak aku dan Aisha ikut makan? 」
「Oh, Bukan masalah. Aku tidak bisa makan semua ini sendirian. Malahan, aku ingin membagikan ini dengan semua orang」
「Terima kasih banyak. Aku juga akan membantu」
Aku merasa lebih disembuhkan dari biasanya berkat kata-kata Flora yang menyejukan dan senyum yang indah.
Setelah kami selesai mencuci lima ikan yang kutangkap dan tiga lainnya dari Toack, semua orang membantu menusuk ikan dan membumbuinya dengan garam.
「Apa kita tidak makan ikan Shiragi? 」
「Aku akan memakannya sendiri di rumah」
Toack menjawab pertanyaan Aisha dengan blak-blakan sambil dia membuat tungku api dari batu berbentuk bulat dan menyalakan api.
Yah, tentu akan terlalu banyak pekerjaan untuk memasak shiragi di sini; jadi hanya ikan ail saja sudah cukup.
Api semakin besar ketika Toack meniupnya.
Karena api sudah siap, kami yang sudah menusuk ikan ail mulai mengarahkannya ke arah api.
Di sana, aku menambahkan beberapa sentuhan akhir kecil ke ikan ail.
「Oi, Aldo, apa yang kau lakukan? 」(Toack)
「Oh, jika kau memanggangnya dengan mulut terbuka, itu akan membuat uap akan lebih mudah keluar melalui kepala. Dan kemudian, jika kau mengikis kantong empedu yang terletak di dekat insangnya, kau dapat mengurangi rasa pahit yang tidak perlu 」(Aldo)
「Oh, jadi begitu cara kerjanya? 」(Toack)
「... Aku tidak tahu itu. Aku tidak terlalu suka kalau ikannya menjadi pahit, jadi mengetahui cara memasak seperti itu akan sangat membantu, terima kasih! 」(Flora)
「Aku juga tidak tahu」(Aisha)
Mereka bertiga tampaknya tidak tahu tentang itu. Aku mulai merasa sedikit malu karena mereka memujiku.
「Ya, itu adalah sesuatu yang aku pelajari di masa lalu selama aku berpetualang」
Itu adalah sesuatu yang telah diajarkan Kiel kepadaku. Pria itu benar-benar tahu banyak hal.
Sejak aku mulai hidup sendiri, aku akhirnya bisa mengetahui betapa perhatiannya Kiel dan betapa menakjubkannya hal-hal yang ia ketahui.
Aku seharusnya memang sudah mengetahuinya, tetapi aku tidak bisa melihatnya secara menyeluruh pada saat itu.
Jika aku bertemu dengannya lagi, aku ingin bertanya kepadanya lebih banyak tentang memasak, pengetahuan sehari-hari, peralatan dan semacamnya.
Dia berkata bahwa dia mungkin akan mengunjungiku di sini di Nordende. Aku berharap untuk melihatnya lagi...
Ketika ranting-ranting yang ditumpuk sudah terbakar *pak * * pak*, kami menunggu ikan ail agar matang.
Setelah uap mulai naik, tubuh mereka mulai berubah kecokelatan sambil mengeluarkan aroma yang lezat.
Aroma asin yang harum ini benar-benar tak tertahankan.
「「 ………. 」」
「... Tidak bisakah kita memasaknya lebih cepat? 」
Aisha mengatakan apa yang ada dalam pikiran semua orang.
「... Mohon tunggu sedikit lebih lama」
Flora berusaha menenangkannya, tetapi matanya juga terpaku pada ikan tersebut.
「Ah! Itu dia, onee-chan! 」
Aku mendengar suara seorang gadis muda datang dari arah belakangku ketika aku menahan aroma dan menunggu ikan selesai masak.
Ketika aku melihat ke belakang, ada seorang gadis muda dengan rambut merah dengan gaya kuncir kuda. Dia mengenakan pakaian kerja yang sama dengan Aisha kenakan untuk bekerja.
「Ah, itu Ena-chan, kan? 」
Gumam Flora sambil menatap gadis muda itu.
Ena adalah nama yang muncul beberapa kali sebelumnya.
Dia mengatakan onee-chan dan rambut merah dengan pakaian kerja itu ...
「* Cih * ... Kamu sudah di sini, ya? 」
"Onee-chan" dengan blak-blakan mengklik lidahnya.
「Bukankah onee-chan mengatakan hanya sampai tengah hari? Padahal kau tiba-tiba menyerahkan semua pekerjaan kepadaku dan pergi bermain-main ?! 」
Ena berjalan menghampiri kami dengan langkah cepat.
Hanya sampai siang katanya... yah, bahkan sore juga sudah melebihi dari setengah hari. Aisha sudah melanggar janjinya.
「Onee-chanmu sedang sibuk sekarang. Kuharap kau dapat kembali lagi nanti 」
「Jangan perlakukan aku seperti anak kecil! Hora, kita harus mengurus anggur, jadi kembalilah! Sulit untuk melakukan semua pekerjaan sendiri sedangkan lahan kita begitu besar! 」
Entah bagaimana tampaknya ide untuk berkumpul adalah ide dari orang yang masih banyak pekerjaan.
「Ah, maaf karena tiba-tiba mengganggu kalian. Saya adalah adik Aisha, Ena 」
Mungkin dia memperhatikan kami menatapnya dengan senyum pahit, jadi dia meluruskan posturnya dan memberi kami salam.
Dia tidak seperti kakak perempuannya. Dia adalah tipe adik perempuan yang serius seperti yang kukira.
「Halo, Ena-chan」
「Halo! 」
Mungkin Flora dan Toack sudah mengenalnya; mereka membalas salamnya dengan nyaman.
Namun, Ena menatapku, yang merupakan wajah asing baginya, dengan tatapan ingin tahu.
「Senang bertemu denganmu, namaku Aldo. Aku pindah ke desa ini beberapa saat yang lalu. Saat ini aku bekerja sebagai pemburu. 」
「Ya, senang bertemu denganmu, Aldo-san! 」
Ketika aku menundukkan kepalaku, dia juga menundukkan kepalanya dengan terburu-buru sambil tersenyum.
... Dia benar-benar tidak seperti kakak perempuannya.
「Seperti kata adikmu. Aisha sebaiknya kau harus pulang. Kau memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, bukan? 」
Toack mengambil kesempatan ini dan mengatakan hal tersebut kepada Aisha sambil menyeringai. Dia melakukan itu bukan karena dia memikirkan tentang keluarga Aisha, tetapi kemungkinan untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari ikan ail yang dipanggang dengan garam agar bisa dibawa pulang.
「Ya! Terima kasih, Toack-san! Hora, ayo pulang, onee-chan 」
Ena sangat tersentuh oleh kata-kata Toack, seketika itu juga dia mencoba untuk membuat kakak perempuannya pulang.
「Tunggu! Aku belum mau pulang! Setidaknya biarkan aku makan ini dulu! 」
「Apa yang kau maksud dengan “ini”…? Ohh! Ikan Ail panggang yang digarami! 」
Ena berkata dengan suara bahagia ketika dia melihat apa yang Aisha lihat.
Nada suaranya benar-benar berubah dari sebelumnya hingga sekarang. Suara ini adalah suara yang paling sesuai dengan usianya.
Tidak ada keraguan lagi bahwa dia adalah penggemar berat ikan ail panggang yang digarami. Kukira inilah bagian yang sama dengan kakaknya.
「Hehehe」
「Ah… 」
Flora terkikik, dan Ena tersipu menanggapi hal tersebut
「Aku berhutang budi kepada Aisha, dan masih ada banyak ikan yang tersisa, jadi tidak apa-apa bagimu untuk bergabung juga」
「... Ummm. Baiklah kalau begitu... itadakimasuu 」
Ena merespon jawabanku dan kemudian dia diam-diam duduk di sebelah Aisha.
「Hore, akhirnya matang」
「Akhirnya! 」
Wajah semua orang bersinar ketika mereka mendengar suara Toack.
Ikan Ail yang telah dimasak seluruhnya berwarna coklat keemasan dan terlihat sangat lezat.
Aku tidak bisa menunggu lagi, jadi aku langsung menggigitnya.
Kulit yang dimasak dan renyah memiliki rasa asin, tetapi daging putih di dalamnya tidak memiliki rasa yang berat sama sekali. Ikan ini sangat enak sehingga hampir membuatku meneteskan air mata ketika aku mengunyahnya. Kombinasi garam dan rasa ringan dari ikan ail sangat cocok satu sama lain.
「…Lezat. Bagaimanapun, ikan ail yang dipanggang dengan garam adalah yang terbaik 」
Aku bergumam sambil menghela nafas lega karena terlalu enak.
「Ini benar-benar enak, bukan? 」
「.... Ah, ya itu sangat enak」
Flora makan dalam gigitan kecil, sementara Toack mengunyahnya dengan rakus.
Dan Aisha dan Ena diam-diam makan ikan yang tersisa ketika mereka duduk bersebelahan.
Mereka tampak seperti salinan satu sama lain.
Melihat mereka berdua, kami tanpa sengaja tersenyum.
Kemudian, kami juga terus makan seolah-olah kami tidak ingin ketinggalan.
Aku bisa merasakan sedikit rasa pahit yang dimiliki oleh organ internal ikan ini, tetapi hal itu tidaklah seburuk yang dipikirkan.
「... Hmm? Ini tidak terlalu pahit seperti biasanya 」
Ena bergumam ketika akhirnya dia menyadari hal itu karena dia benar-benar asyik makan.
「Oh, itu karena aku mengeluarkan kantong empedu sebelum kita memasaknya. Kepahitan ikan ini berasal dari cairan yang keluar dari sana, sehingga kamu dapat menurunkan rasa pahitnya jika kamu bisa mengeluarkan bagian tersebut 」
「Heeeh ~ Begitu ya. Aku suka rasa yang seperti ini! 」
Ena berkata sambil tersenyum, lalu dia kembali memakan makanannya.
Aisha, yang berada di sebelahnya, diam-diam memberiku acungan jempol. Aku juga mengangkat jempol sebagai balasan. Padahal dia bisa memberitahuku melalui kata-kata, kan?
「Aldo, coba gunakan ini」
Toack memberiku beberapa goji berry saat dia mengatakan itu.
「Ohh, rasa asam ini sangat cocok dengan ikan ail」
「Benar kan. Bagaimana denganmu, Flora? 」
「Ah, terima kasih」
Aku meremas goji berry yang diberikan Toack kepadaku, dan mengoleskan cairan masam tersebut ke ikan panggang.
Kemudian, aku langsung menggigitnya.
Rasa manis yang berasal dari bagian berlemak dari tubuh ikan yang saling terkait dengan rasa asam membuat rasa asin menjadi semakin lemah. Dengan ini, aku merasa seperti aku bisa makan tanpa henti.
Flora juga mencoba hal yang sama dengan goji berry dan kemudian dia menggigitnya sedikit.
Dia mengunyah dengan mata menyipit, seolah rasanya seperti di surga..
「Heyy, bagaimana denganku? 」
「Ya ya, ini. Hora, kamu juga, Ena 」
「Terima kasih banyak! 」
Toack menyerahkan beberapa goji berry kepada Aisha dan Ena.
Sepertinya makanan yang enak dan membuatnya suasana hatinya menjadi baik. Jika kau makan makanan enak seperti ini, kau bisa melupakan hal-hal yang sepele.
Setelah itu, kami membubarkan diri setelah selesai makan dengan tenang. Dan kemudian, aku pergi untuk berbagi ikan ail dengan Ergys-san.
Hari ini adalah hari yang menyenangkan. Aku ingin berkumpul lagi dengan mereka kapan-kapan dan mengalami hari yang indah seperti ini lagi.