• Breaking News

    Rabu, 08 Mei 2019

    Chapter 15 - Ayo Menjadi Keluarga Bagian 6

    Translator : TAKI-KUN
    Selamat Membaca

    --------------------------------------------------------------------------------------------
    "Benar-benar hari yang sangat panjang..."

    Di ruang makan yang ada di rumah baruku, lelaki tua itu merebahkan dirinya ke dalam sofa.

    Seluruh tubuhku terasa berat.

    Tangan kananku juga terasa sakit.

    Tubuhku lengket karena debu dan keringat, sejujurnya aku hanya ingin tidur nyenyak.

    "Onii-chan, bisakah kita makan soba?"

    "Owh, aku mengandalkanmu, yah lagipula aku juga kelaparan."

    Di dalam dapur yang berlawanan arah, Shouhei menjejalkan bahan-bahan yang telah kubeli ke dalam lemari es.

    “Mandilah dan ganti pakaianmu dulu. Ibu dan bayi-bayi itu akan membencimu jika mencium baumu yang tidak enak.

    "Tolong berhentilah mengomel terus."

    "Tidak akan, jadi cepatlah."

    Aku lebih sering dimarahi.

    Orang ini malah terlihat lebih seperti seorang ibu, dari tahun ke tahun.

    Meskipun dia masih di kelas enam sekolah dasar.

    "Oh, mumpung kamu akan mandi, bisakah kamu sekalian merebus air untuk mandi?"

    "Baiklah."

    Lelaki tua itu sedang mengutak-atik kabel TV, berteriak tanpa berbalik.

    Aku meninggalkan ruang makan.

    Kamarku berada di bagian tengah lantai dua.

    Aku tidak punya banyak barang jadi akulah yang pertama selesai membersihkan kamar milikku.

    Aku menaiki tangga berbentuk U dan berjalan ke ujung lorong.

    "... Fuuu"

    Aku menghela nafas panjang.

    Aku dengan lembut mengetuk pintu 3 kali.

    "Silahkan masuk."

    Aku membuka pintu setelah mendengar balasan dari dalam.

    "…Bagaimana keadaan mereka berdua?"

    Aoi dan kedua anak itu berbaring di ranjang yang ada di kamarku.

    Aoi mengenakan piyamaku dan lengan bajunya yang digulung karena terlalu besar.

    "Mereka tertidur lelap. Tolong lihatlah. Kadang tangan mereka bergerak, mereka mungkin sedang bermimpi. ”

    Kedua bayi tersebut memiliki ekspresi tenang di wajahnya dan Aoi sedang membelai kepala si kakak perempuan.

    Pemandangan yang bagus.

    Kamar lelaki tua itu dipenuhi oleh barang-barang sedangkan untuk tempat tidur Shouhei akan sulit untuk menampung tiga orang.

    Kamar dengan sedikit barang dan tempat tidur yang besar adalah kamarku yang satu-satunya memenuhi kondisi itu.

    Aku berencana untuk tidur di ruang makan.

    Para bayi mengenakan kemeja Shouhei.

    Mereka berada dalam masa pertumbuhan yang begitu cepat sehingga akan menjadi terlalu kecil, tetapi itu lebih baik daripada tidak memakai pakaian sama sekali atau menggunakan kembali pakaian yang lama.

    Mereka terlihat tidur dengan nyenyak.

    Aku mendekat untuk melihat, si kakak perempuan itu terlihat tersenyum.

    Aku penasaran apakah dia sedang tertawa?

    "Tapi, apakah ini tidak masalah?"

    "Tentang apa?"

    "Um, aku mengganggu rumahmu."

    Apakah kamu masih bertanya tentang hal itu?

    "Si lelaki tua itu bilang tidak apa-apa, Shou juga menyetujuinya. Jadi kupikir bahwa lebih baik begini. Ingat, aturan mayoritas di rumah ini. "

    Setelah menyusui, aku membahasnya dengan lelaki tua (ayahnya).

    Agak menakutkan harus terbang kembali ke batu besar sambil memeluk dua bayi, bagaimanapun aku harus ada untuk menyusui bayi setiap hari.

    Petugas Doggy juga mendukung keputusan tersebut.

    Jika terungkap bahwa ada naga di kota ini, tampaknya ada kemungkinan peningkatan jumlah orang yang akan masuk ke dalam dungeon.

    Para penculik yang bersekutu dengan pria yang bernama Gasaraio mungkin juga bahkan meluncurkan serangan mendadak.

    Bagaimanapun, anak-anak ini tidak akan berdaya.

    Lebih baik memiliki lebih banyak orang untuk melindungi mereka saat ini.

    Petugas Doggy dan petugas Inoue juga tampak khawatir.

    Sepertinya mereka akan datang pada patroli berikutnya.

    Di puncak batu besar, jika ada sesuatu di sana, aku tidak bisa segera pergi.

    Maksudku, aku tidak akan tahu jika telah terjadi sesuatu di sana.

    Jika itu masalahnya, rumah yang dekat dengan sarang, dan dengan ukuran yang masuk akal serta bisa mencegah kehujanan, itu pasti cocok dengan rumah kami, itulah yang dikatakan si lelaki tua.

    “Aku sudah mengatakan sebelumnya kan? Tidak usah menahan diri. "

    "…Baiklah."

    Aoi malu-malu tetapi tampak senang.

    ... Dia benar-benar terlihat cantik, eh.

    "Aku harus pergi ke sarang besok pagi untuk membawa barang-barangku, meskipun aku hanya punya beberapa pakaian."

    "Jika ada yang bisa kubantu, aku juga akan membantu."

    Meskipun aku tidak bisa menggunakan tangan kananku sekarang karena tidak akan sembuh selama sebulan penuh.

    "Hei"

    "Ada apa?"

    Dia terlihat cemas, maksudku, jika kamu memiliki sesuatu yang kamu khawatirkan. Kupikir akan lebih baik untuk mengatakannya sejak dini.

    "Pilihkan nama untuk bayi-bayi ini"

    "Ah"

    Sulit untuk memanggil mereka si kakak perempuan atau si adik perempuan untuk jangka waktu yang lama.

    Ini adalah sesuatu yang penting.

    "I-itu benar, namanya."

    Aku duduk diam di tempat tidur, berhati-hati agar tidak membangunkan mereka.

    Aoi juga duduk.

    "Sebenarnya, aku sudah memutuskan ketika aku tahu bahwa telur-telur itu akan menetas."

    "Benarkah? Jadi apa namanya?"

    Kalau begitu, ini akan cepat.

    Hal-hal semacam ini membutuhkan waktu untuk dipikirkan.

    "Um, aku mengambilnya dari legenda naga kuno."

    Aku kira bahkan naga memiliki legenda mereka sendiri.

    "... Aku tidak yakin apakah Kunpei-san akan senang atau tidak."

    Apa yang kau khawatirkan, tentu saja aku akan setuju.

    "Lagipula ini adalah anak-anakmu, jadi akan masuk akal bagimu untuk memutuskannya."

    "Tapi, Kunpei-san adalah ayahnya."

    Dia menjadi agak cemberut dan menjulurkan bibirnya.

    Aku merasa terganggu dengan sikapnya tersebut, jadi tolong berhentilah.

    “Yah, kamu sudah bersama mereka selama satu bulan, tapi tiba-tiba aku diberi tahu aku adalah seorang ayah tanpa adanya peringatan. Jadi aku masih belum siap."

    "Itu benar, tapi aku tidak suka caramu berbicara."

    Perasaan wanita memang sulit dimengerti.

    "Tapi kamu harus memutuskan namanya, aku tidak tahu bagaimana naga menamai anak-anak mereka."

    “I-itu benar. Um, anak-anak naga memiliki nama yang berbeda ketika mereka dewasa. Ketika aku masih kecil, aku sering dipanggil Ai, bukan Aoinoun. ”

    Nama masa kecil, ya.

    "Sebuah nama akan diputuskan ketika mereka telah menjadi mandiri tetapi, pada saat itu, nama yang lain akan diterima. Bagiku, nama ini berarti 'Langit Biru'. Nama itu adalah satu-satunya nama yang ada di Negara ini. "

    Itu terdengar rumit.

    "Aku mendengar dari ibuku bahwa umumnya nama yang mudah digunakan akan digunakan ketika masih kecil."

    Sekarang, Aoi tengah membelai kepala si kembar dengan kedua tangan.

    Meskipun terlihat masih belum dewasa tetapi, wajah itu adalah wajah ibu yang luar biasa.

    “Kalau begitu si kakak perempuan akan dipanggil Jaja, Jaja Dragoline. Itu adalah nama pahlawan naga. Kuat dan berani, seperti seorang perempuan yang cocok dengan senyuman. ”

    Aku memandangi si kakak perempuan. Apakah dibelai seperti itu terasa nikmat, bibirnya sekali lagi tersenyum.

    "Jaja, ya?"

    "Benar. Sedangkan si adik perempuan bernama Nana, Nana Dragoline. Dia juga seorang pahlawan naga. Bijaksana, dan manis, seperti seorang perempuan yang akan membantu banyak naga. ”

    Aku memandang kearah si adik perempuan.

    Mulutnya terbuka dan dia sedang ngiler. Aku menyekanya dengan ibu jariku, aku harus mencuci tanganku dengan benar nanti.

    "Nana, ya. Bukankah keduanya nama yang bagus? "

    "B-benarkah?"

    Kenapa aku harus berbohong?

    "Itu benar. Yah,karena sekarang nama-nama bayi sudah diputuskan maka aku akan mandi dulu."

    “Ah, tolong buatkan air panas. aku ingin memandikan mereka setelah keduanya bangun, bisakah kamu membantuku nanti? "

    Aku perlu bertanya pada ayahku tentang cara untuk memandikan bayi ...

    "Baiklah. Aku akan membuatkannya segera setelah aku selesai. Owh ya, apakah kamu mau makan bersama kami? "

    "Ah iya, baiklah."

    "Mm. Aku akan memberi tahu Shou. "

    Aku membuka lemari pakaian dan mengeluarkan baju ganti.

    Aku meletakkan tanganku di pintu dan memikirkan sesuatu sejenak.

    Aku menoleh dan melihat ke 3 orang itu.

    "Hei"

    "Ada apa?"

    Pemandangan itu entah bagaimana terlihat sangat menyentuh.

    "Itu tak terduga dan terasa tidak nyata, dan aku juga sedikit ragu, tapi ..."

    Mulutku secara alami tersenyum.

    "Aku akan melakukan yang terbaik, jadi tolong jaga aku juga, Jaja, Nana, dan Aoi."

    Mungkin diriku yang sekarang sedang membuat wajah seperti yang dimiliki oleh ibuku.

    "... kami juga, kami telah menyebabkan berbagai masalah, tapi"

    Aoi menekan dadanya dengan kuat dan sedikit mengangkat kepalanya.

    "Kupikir aku sangat bersyukur bahwa Kunpei-san ada di sini"

    Senyum itu adalah senyum termanis yang pernah kulihat.


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    TULIS KOMENTAR