• Breaking News

    Selasa, 30 April 2019

    Chapter 49 – Kehangatan yang Ada di Pundakku

    Translator : Slavemancer
    Selamat Membaca
    --------------------------------------------------------------------------------------------
    Setelah mendorong kereta yang penuh dengan barang-barang milik Flora untuk sementara waktu, kami akhirnya tiba di rumah.

    「Kita akhirnya kembali」

    「…Ya」

    Flora menjawab dengan suara sedikit lelah.

    Aku sudah memperkirakannya. Kami dikelilingi oleh penduduk desa sepanjang hari.

    Kami menyatakan hubungan kami di depan para penduduk desa, kemudian mengunjungi orang tua Flora. Setelah melihat tumpukan barang-barang milik Flora di kereta, penduduk desa mengerti bahwa kami akan hidup bersama mulai sekarang.

    Karena itu, mereka menyerah pada perasaan yang mereka miliki untuk Flora dan berhenti membuat rumor yang tak beralasan. Para penduduk berhenti mempermainkan dan memberi selamat kepada kami.

    Terutama kerumunan penduduk yang sedang mengupas kacang papirus; mereka semua berkata "Ini adalah perayaan bagi dua pengantin baru!" Jadi sekarang kami bahkan sudah dianggap sebagai pengantin.

    Flora juga sudah lelah berurusan dengan para gadis desa yang benar-benar khawatir akan kehidupan cintanya.

    Aku iri pada Flora yang bisa menikmati kebersamaan dengan gadis-gadis yang perhatian untuk dirinya, sedangkan aku hanya dikelilingi oleh lelaki yang cemburu kepadaku.

    Yah, siapa pun akan cemburu pada orang yang bisa hidup bersama dengan wanita cantik seperti Flora.

    Semua orang mengatakan bahwa mereka menantikan festival panen tahun ini, tetapi kupikir bahwa perayaan yang terjadi hari ini sudah cukup sulit untuk dihadapi. Aku merasa agak sedikit takut untuk membayangkan saat berurusan lebih dari situasi hari ini.

    「Kalau begitu, ayo bawa masuk barang bawaannya. Matahari juga sudah mulai terbenam karena hal-hal tak terduga yang kita temui」

    「Ya, ayo kita masukkan barang-barang sebelum gelap」

    Sudah cukup buruk bahwa matahari sudah terbenam karena harus berurusan dengan penduduk desa. Dan akan semakin gelap jika kami menghabiskan waktu dengan bercengkrama.

    Aku yang memimpin jalan dan menarik kereta, sementara Flora mendorongnya dari belakang sambil menyesuaikan arah.

    「Flora, bisakah kau membukakan pintu rumah untukku?」

    Aku menarik gerobak ke dekat pintu masuk rumah kami, lalu aku mengambil kunci dari sakuku dan melemparkannya kearah Flora.

    「Ahh!」

    Kunci itu melompat tiga kali di tangannya sebelum dia benar-benar menangkapnya dengan benar.

    Secara tidak sengaja aku tersenyum ketika melihat Flora yang sedang menghela nafas lega.

    「Apa kau tahu kunci itu tidak akan pecah walaupun kau menjatuhkannya?」

    「Aku hanya sedikit terkejut karena Aldo melemparkannya padaku entah dari mana」

    Dia bergerak kearah pintu sambil mengabaikan godaanku.

    Pipinya agak merah. Aku sudah tahu dia tidak memiliki koordinasi tangan-mata yang baik sehingga tidak perlu malu akan hal itu.

    Dia meletakkan kunci yang dia pegang erat-erat ke dalam lubang kunci.

    Jelas bahwa dia tidak terbiasa dengan proses ini; Aku bisa merasakan betapa tegangnya dia. Aku bisa membuka pintu tersebut untuknya, tetapi Flora belum memiliki kesempatan untuk melakukan ini sekali pun.

    Ketika dia dengan takut memutar kunci, suara pintu terbuka pun terdengar.

    Setelah mengkonfirmasikan bahwa pintu telah dibuka dari bunyi tersebut, dia menarik kunci kembali dan membuka pintu.

    *Kiiiii* (kayu berderit) - dengan suara pintu terbuka, ruang tamu dan dapur rumah kami menjadi terlihat.

    「……」

    Meskipun itu adegan yang sama seperti biasanya aku lihat, aku ingin tahu apakah rasanya sedikit berbeda untuk Flora hari ini?

    Sampai sekarang, dia hanya datang ke sini untuk merebut hatiku. Tetapi hari ini, bukan saja kami resmi menjadi pasangan, kami bahkan mendapat persetujuan orang tuanya atas pernikahan kami. Jadi aku heran apakah dia benar-benar bisa merasakan tempat ini sebagai rumah miliknya mulai hari ini.

    Karena aku ingin Flora merasakan perasaan seperti itu, aku memberikan kunci dan membiarkannya menjadi orang yang membuka pintu rumah.

    Dari raut wajahnya ketika dia berdiri di sana dan melihat ke dalam, sepertinya hal itu sukses. Jika perasaan itu benar maka hal tersebut akan membuatku sedikit bahagia.

    Aku tidak berpikir aku harus menatapnya seperti itu, tetapi ketika aku melihat ekspresi bahagia di wajahnya, itu membuatku ingin masuk dan memeluknya.

    Dengan lembut aku mendekatinya dan memeluknya dari belakang.

    Dia tersentak kaget sejenak, tapi dia dengan lembut menggenggam lenganku yang sedang memeluk dirinya.

    「Mulai sekarang, ini adalah rumah milik kita berdua」

    「Ya…」

    Aku tahu bahwa kami tidak punya banyak waktu untuk memindahkan barang-barang, tetapi aku malah terus memeluknya sambil melihat ke dalam rumah.

    ◆ ◆

    Langit menjadi merah seolah-olah ingin memberi tahu kami bahwa waktu romantis sudah berakhir.

    Dengan pipi kami yang sudah berwarna merah, kami melepaskan pelukan satu sama lain dan mulai membawa barang bawaan dari kereta ke dalam rumah.

    Aku membawa barang-barang yang lebih berat sementara Flora membawa barang-barang yang lebih ringan.

    Kami bisa saja membawa semua barang yang dibutuhkan dari rumah orang tua Flora, tetapi karena rumah kami tidak jauh dari orang tuanya, jadinya tidak perlu terburu-buru untuk melakukannya. Kami memutuskan akan kembali untuk mengambilnya jika kami membutuhkan sesuatu. Begitulah cara kami menyelesaikan pengemasan dan pemindahan barang-barang sebelum matahari terbenam.

    Saat ini, aku telah memindahkan lemari milik Flora ke kamarnya dan kemudian kami akan mengatur barang-barang pribadi dan barang-barang yang bisa digunakan bersama.

    Biasanya kami makan malam sebelum hari menjadi gelap, dan akan mulai memasak sekarang, tetapi karena kami sudah makan siang dan makan beberapa makanan ringan di rumah orang tua Flora sebelumnya, maka kami belum merasa lapar.

    Selain itu, kami masih memiliki beberapa tumis lobak dan sup, jadi kami tidak perlu memasak lagi.

    Karena itu, target kami adalah untuk menyelesaikan perpindahan terlebih dahulu.

    「Flora, untuk piring dan peralatan yang kau bawa, apakah kau ingin meletakkannya di lemari dapur?」

    「Ah, ya, tapi kita tidak akan sering menggunakan piring yang besar, jadi kupikir kau bisa menempatkannya di bagian paling belakang」

    「Baiklah」

    Peralatan makan yang Flora bawa adalah beberapa piring keramik dan beberapa piring kayu yang ukurannya besar.

    Karena sebagian besar dari kami akan menggunakan peralatan kayu, jadi piring yang terbuat dari keramik akan digunakan untuk tamu yang akan berkunjung.

    Piring kayu akan digunakan ketika kita kedatangan banyak orang, seperti Toack, Aisha, Ergys-san dan Fiona-san.

    Hal-hal seperti itu benar-benar terlupakan dari kepalaku, jadi aku terus mengagumi Flora yang cukup perhatian karena sudah memikirkan hal-hal seperti itu.

    「Dan bagaimana dengan sendok dan garpu, apa boleh ditaruh di tempat biasa?」

    「Yah, tentu saja, Aldo-san. Taruh saja di tempat biasa. Lalu, aku ingin menaruh bumbu yang kupunya di dalam laci 」

    「Ya, masih ada laci yang tersisa. Tolong beritahu aku di mana kau ingin meletakkannya? 」

    「Baiklah! 」

    Kami bergerak di dapur sambil menyimpan peralatan makan, satu demi satu.

    Semua barang yang dia bawa adalah barang-barang yang tidak aku miliki di rumah ini.

    Barang-barang tersebut adalah barang-barang yang tidak aku butuhkan sebelumnya atau akan kugunakan karena aku tinggal sendirian, dan semuanya dengan cepat ditaruh ke dalam rumah.

    Aku menambahkan tirai berwarna merah muda ke jendela yang ada ruang tamu sehingga tempat itu menjadi lebih indah.

    Aku bergumam sambil melihat semua hal yang baru ini.

    「Ternyata cukup menyenangkan juga melihat semua hal baru yang ditambahkan ke dalam rumah. Itu mengingatkanku saat aku pertama kali pindah ke sini ... 」

    「Hehehe, aku juga sama. Aku juga merasa bersemangat saat aku memiliki kamar sendiri untuk pertama kalinya 」

    Dia tertawa lembut sambil menaruh botol bumbu ke lemari dapur.

    Kemudian, dia mengangguk puas ketika dia menutup lemari setelah meletakkan botol bumbu.

    Sepertinya dia tidak bisa menahan kegembiraan setelah mengisi lemari dapur.

    Setiap kali jumlah barang di rumah meningkat, perasaan bahagia meluap mengingat bahwa kami akan tinggal di sini bersama-sama.

    Ruang tamu yang terlihat sepi karena seorang pria yang tinggal sendirian tidak lagi terlihat setelah rumah telah dipenuhi oleh barang-barang yang dibawa oleh Flora.

    Aku yakin bahwa alasan utamanya bukan karena meningkatnya barang yang ada di rumah, itu karena aku sudah memiliki gadis cantik seperti Flora yang ada di sisiku.

    「Apa ada yang salah? 」

    Flora menatapku dan memiringkan kepalanya. Mungkin itu karena dia memperhatikan diriku.

    Jadi aku memandangnya dari samping sambil berkata.

    「Aku sangat senang menyadari bahwa kau telah datang ke sini untuk tinggal bersamaku」

    Dia tersenyum kepadaku dengan pipinya yang berwarna merah setelah menerima perasaanku secara langsung.

    「Aku juga sangat senang tinggal di sini bersamamu, Aldo-san. Aku menjadi bersemangat hanya dengan memikirkannya, sehingga membuatku sangat gugup 」

    Secara naluriah aku menghampirinya dan dengan ringan memeluk bahunya dengan lenganku karena aku terlalu bahagia setelah mendengar hal itu.

    Kemudian, dia menyandarkan kepalanya di bahuku dan mengelus lengan kananku seperti binatang yang peliharaan.

    Ketika aku merasakan suhu tubuhnya yang hangat dan sentuhan lembut bersama dengan aroma bunga yang wangi dari rambutnya yang halus, aku telah sadar bahwa ini adalah kenyataan.

    Kami tidak saling berbicara dan hanya merasakan kehangatan satu sama lain.

    Di depan kami ada pot bunga kecil di atas meja ruang tamu. Di sana, ada bunga persatuan yang sedang mekar dengan warna pink yang cerah.


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    TULIS KOMENTAR