Translator : TAKI-kun
Selamat Membaca
--------------------------------------------------------------------------------------------
「Ohh, ini pasti hidangan pesta untuk hari ini」
Ergys-san
berkata dengan gembira saat melihat banyak piring di atas meja.
Di depan
mata kami ada makanan pot-au-feu* yang
berisi kentang, wortel, sosis, kol dan brokoli. Juga terdapat tumis yang dibuat
dengan menggunakan sayuran dan jamur yang dicampur dengan mentega, ayam goreng,
dan roti yang dipotong menjadi berukuran kecil dengan beberapa keju krim di
atasnya.
TL Note : sebuah sup yang berasal dari Perancis, tetapi agak populer di Jepang
TL Note : sebuah sup yang berasal dari Perancis, tetapi agak populer di Jepang
Tidak
terlalu berlebihan jika menyebut menu ini sebagai hidangan pesta. Hanya dengan
melihatnya saja membuatku menjadi tersenyum.
「Kita memiliki orang baru di desa mulai hari ini. Jadi
ini adalah perayaan untukmu」
「Ya. Kita akan merayakannya malam ini. Izinkan aku
membuka anggur yang disimpan selama sepuluh tahun 」
「Terima kasih banyak」
Dengan
perlahan aku menundukkan kepala dan mengucapkan terima kasih setelah
mendengarkan kata-kata yang menghangatkan.
Aku tidak
pernah bertemu dengan orang seperti ini selama hidupku. Jadi aku sangat
tersentuh hingga aku hampir meneteskan air mata.
Ergys-san
berdiri dari kursinya dengan tergesa-gesa dan meninggalkan ruangan, dan tak
lama kemudian, dia kembali dengan sebotol anggur di tangannya. Sepertinya
terlihat senyuman yang bahagia di wajahnya, aku
mengerti karena dia telah menyimpan anggur terbaiknya untuk saat-saat
seperti ini.
「... Nordende? 」
Tanpa
sengaja aku mengatakan nama anggur itu.
「Anggur ini dibuat di tempat Aisha-chan」
Ah, benar
Aisha adalah petani anggur, dan aku mengerti bahwa dia menggunakan tempat
produksi sebagai nama merek anggur.
Pada saat
Ergys-san sedang membuka botol anggur, Fiona-san membawa empat gelas untuk
tempat anggur tanpa bertanya.
「Anggur Aisha-chan sangat halus dan mudah diminum.
Meskipun Flora kami tidak terlalu menyukai anggur, tapi dia tetap saja menyukai
anggur yang dibuat Aisha-chan. 」
Flora dengan
lembut memukul bahu Fiona-san dengan kedua tangannya sambil melihat ke bawah, sehingga
dia tampak malu-malu.
Hehh, aku
pasti sangat menantikannya.
Jadi, Aisyah
adalah orang yang membuat anggur ini... yah, walaupun kepribadian dan sifat
anggurnya tidak ada hubungannya sama sekali.
Suara busa
muncul bergema di ruangan itu, lalu masing-masing dari gelas anggur diisi
sampai penuh dengan anggur merah. Aroma anggur yang sangat harum tercium di
udara.
「Kalau begitu, mari kita bersulang untuk merayakan
datangnya penduduk desa yang baru, Aldo-san! 」
Setelah
mendengarkan kata-kata Ergys-san, masing-masing dari kami dengan ringan
mendentingkan gelas anggur.
Suara yang
unik dari gelas anggur berdenting terdengar di dalam ruangan tersebut, dan
semua orang mengarahkan gelas tersebut ke mulut mereka.
「Wow, ini memang sangat mudah untuk diminum dan terasa sangat
halus 」
Seperti yang
diharapkan dari anggur yang telah disimpan selama sepuluh tahun, rasanya memang
memiliki rasa manis yang halus.
Rasa astringency*
itu sangat pas. Jika seperti ini, bahkan orang yang tidak suka dengan rasa
anggur merah pun bisa meminumnya.
TL Note : Astringency dalam wine adalah suatu sensasi setelah meminum anggur merah (jujur saya juga tidak mengerti bagaimana rasanya karena tidak pernah mencicipi wine >.<)
TL Note : Astringency dalam wine adalah suatu sensasi setelah meminum anggur merah (jujur saya juga tidak mengerti bagaimana rasanya karena tidak pernah mencicipi wine >.<)
「Apakah anggur ini sesuai dengan seleramu? 」
「Ya, sangat nikmat」
Aku ingin meminumnya
setiap hari.
「Keju ini juga dibuat di desa ini. Ini benar-benar pas
jika disantap bersama dengan anggur 」
Ergys-san
mungkin sudah mengetahui seberapa besar aku akan menyukai anggur ini, jadi
dengan penampilan yang agak senang, dia merekomendasikan keju itu untuk disantap
bersama dengan anggur merah.
Aku dengan
cepat mengambil keju tersebut, jadi akan menjadi sia-sia jika tidak mencoba
keju bersama dengan anggur merah yang telah direkomendasikan.
Lalu, aku memolesi
beberapa krim keju ke sepotong roti berukuran kecil.
Setelah roti
itu dilapisan keju yang tebal, lalu aku pun memakan roti tersebut.
Rasa keju
dengan ketebalan yang tepat meleleh di dalam mulutku.
Kemudian,
saat aku menikmati rasa keju dengan mengunyahnya sedikit demi sedikit, aku juga
mengambil anggur merah yang ada di meja.
Rasa anggur
dan keju yang nikmat, ditambah dengan aroma dan rasa yang tepat, memiliki kombinasi
yang sempurna satu sama lain.
「Ini benar-benar enak jika dimakan bersama! 」
「Benar kan? 」
Ergys-san
menjawab dengan senyuman sambil memolesi keju di atas roti dan menikmatinya
dengan seteguk anggur.
Flora dan
Fiona-san, yang duduk di depanku, sepertinya sedang meminum anggur dan keju
dengan sopan.
Kombinasi
keju dan anggur yang berasal dari tempat yang sama mengingatkanku pada sesuatu
yang pernah dikatakan Kiel di masa lalu. Dia mengatakan bahwa jika rasa yang
berbeda dari anggur dan keju memang sangat cocok dikombinasikan satu sama lain,
rasanya juga tidak akan tumpang tindih. Melalui kata-katanya tersebut, aku
merasa kombinasi dari anggur dan keju ini memang sangat sempurna sehingga
rasanya seperti berada di pesta pernikahan.
Aku terus
makan dan minum sebelum kejunya menjadi dingin, karena rasanya tidak enak saat
itu terjadi.
Di tengah
makan malam, kulihat ada keju yang keluar dari mulut Flora, tapi aku tidak
langsung menatapnya. Maksudku, aku mengerti dia merasa malu karena wajahnya
sudah mulai memerah.
Setelah itu,
delapan puluh persen keju sudah mulai habis, dan aku mulai mencicipi pot-au-feu
yang ada di depanku.
Aku memotong
kentang besar menjadi beberapa bagian dalam sekejap, dan memasukkannya ke dalam
mulutku.
Kentang
tersebut dibumbui dengan garam, merica, dan rempah-rempah lainnya. Rasa sup
yang terserap oleh kentang memiliki rasa yang luar biasa.
Itu sangat
berbeda dengan pot-au-feu sederhana yang disajikan di penginapan.
Sendok yang kugunakan
untuk menyendok sup tak kunjung berhenti.
「Pot-au-fu ini sangat lezat. Kalian bahkan bisa membuka
restoran sendiri .」
「Ara, bukannya itu bagus, Flora. Pot-au-feu yang kau
buat dipuji oleh Aldo-san 」
「T, terima kasih banyak」
Flora
melirikku dengan pandangan ke atas saat dia berbicara.
Wajah dan
telinganya terlihat merah seolah dia benar-benar malu. Penampilannya mirip
Fiona-san tapi di dalam dirinya lebih seperti Ergys-san yang pemalu.
Pada saat
yang bersamaan, aku juga merasakan rasa wortel, kol, dan brokoli.
Menurut
Ergys-san, semua sayuran ini juga ditanam di desa ini. Brokoli dan wortel
secara pribadi ditanam olehnya.
Sayuran
tersebut lebih manis daripada brokoli dan wortel lainnya yang pernah aku makan
sebelumnya, dan mereka memiliki rasa nikmat yang berbeda.
Jadi begini
rasa sayuran yang baru saja dipetik.
Karena aku
sekarang mengetahui rasa dari sayuran yang segar, aku jadi ingin menanam sayuranku
sendiri.
Lalu, aku
mencicipi sosis dan roti yang dicelupkan ke dalam sup.
Aku merasa
Flora melirikku ke sana-sini saat aku makan pot-au-feu, tapi dia tidak
mengatakan apa-apa kepadaku.
Aku tidak
terlalu keberatan karena dia mungkin hanya mengamati apakah aku akan memuji
makanan atau tidak.
Aku juga
pernah bertugas memasak pada saat aku berpetualang, jadi aku tahu bagaimana
rasanya. Itu adalah perasaan senang saat melihat orang lain menikmati makanan
yang telah kau buat sendiri.
Ergys-san
dan Fiona-san memperhatikan Flora dengan tatapan hangat saat mereka
memperhatikan keadaannya. Meski ada kesunyian dan keheningannya tetapi tidak
ada rasa canggung sedikit pun.
Setelah
selesai memakan pot-au-feu, lalu aku mulai menyantap ayam goreng dengan bumbu rempah-rempah,
jamur goreng & sayuran, kulihat Flora yang sedang berada di depanku menjadi
sangat gelisah.
Meskipun dia
memegang garpu di tangan kanannya, tangannya itu sama sekali tidak bergerak. Dia
melihat piring yang berisi pot-au-feu telah kosong dan kemudian melihat
wajahku.
Seperti yang
diharapkan, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Karena
perutku belum kenyang, mungkin aku tanpa rasa malu menghabiskannya dalam
beberapa detik. Pot-au-feu itu memang sangat lezat sehingga aku memutuskan
untuk menambah porsiku.
Ketika aku mulai
bertanya, Flora berbicara kepadaku.
「Um, apakah kamu ingin menambah pot-au-feu? 」
「…Ya, Tentu saja」
「Baiklah kalau begitu! 」
Flora, yang
bertanya dengan malu-malu, menunjukkan senyuman cerah seperti bunga yang mekar
saat aku menyerahkan piringku yang kosong.
Dia
meletakkan garpu di tangannya, lalu dia menerima piring itu dengan kedua
tangannya dan berjalan ke arah dapur.
Setelah itu,
dia kembali dengan sepiring penuh pot-au-feu yang diberikan untukku.
「Silakan」
「Terima kasih」
Melihatnya begitu
bahagia sehingga membawa senyum lebar ke wajahku, dan dia juga dengan malu-malu
tersenyum sebagai balasannya.
Mungkin dia
sudah agak terbiasa denganku. Kami mulai saling tersenyum saat kami berbicara,
dan dia juga sempat mengajukan beberapa pertanyaan kepadaku.
Rasanya
seperti jarak diantara kami sedikit berkurang dengan adanya makan malam ini.
Aku yakin dia tidak perlu melarikan diri pada saat kita bertemu lagi.
Setelah itu,
aku menambah dua piring lagi pot-au-feu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TULIS KOMENTAR