Translator : TAKI-kun
Selamat Membaca
--------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah
meletakkan tas di dalam rumah kepala desa, aku pergi ke luar dengan membawa
makanan yang bisa dibawa kemana saja, seperti keju, raspberry dan biskuit.
Entah
bagaimana, aku masih ingat jalan ke ladang bunga.
Jika aku
tidak salah, dengan menuju ke arah barat dari plaza tengah desa mengikuti jalan
yang dilalui pepohonan, aku harusnya bisa mencapai ladang bunga.
Aku berjalan
ke selatan dari rumah kepala desa, dan menuju ke barat dari alun-alun.
Jumlah orang
dan rumah secara bertahap berkurang saat aku berjalan, akhirnya aku memasuki
jalan yang dikelilingi pepohonan.
Daun
hijau yang subur bergoyang dikarenakan
angin yang seakan menyambutku.
Dan, seolah
pohon sedang memikatku untuk masuk lebih dalam dan dalam.
Jika mendengarkan
dengan seksama, aku bisa mendengar suara serangga dan suara burung yang
berkicau di pohon.
Aku tidak
bisa menikmati alam yang santai seperti ini ketika hari-hariku sebagai
petualang, karena aku selalu berada di tempat yang banyak monster tinggal.
Jika aku
tahu betapa menyegarkannya perasaan ini, pasti
sangat menyenangkan pergi piknik atau berjalan di sini bersama anggota
partyku.
Meskipun
pada masa itu, yang aku lakukan hanyalah berusaha menjadi lebih kuat, karena
aku ingin hidup.
Ketika aku
melewati tempat-tempat seperti ini saat berada di kereta kuda, aku merasa
seperti ingin tidur, atau melakukan semacam latihan otot, sembari mengabaikan
hal lainnya. Itu membuatku berpikir tentang betapa sia-sianya saat itu.
Aku merasa
sekarang aku mengerti sedikit tentang perasaan anggota party saat mereka
menatapku tanpa berkata-kata selama masa itu.
Udara
menjadi berat saat aku berjalan lebih dalam menyusuri jalan setapak. Ini mulai
menyerupai hutan yang dulu pernah kukunjungi.
「Namun ... Jika aku keluar dari sini ...」
Ladang bunga
yang indah harusnya ada di sana. Aku telah dekat tempat tujuan.
Aku bisa
merasakan kakiku bergerak lebih cepat dan cepat saat aku maju selangkah demi
selangkah.
*crunch*,
*crunch*, aku menggerakkan kaki dengan segenap kekuatanku saat menginjak jalan
tanah. Kecepatanku berangsur-angsur
meningkat menjadi dua kali lipat dari biasanya.
Apa yang ada
di depan adalah tempat yang kuinginkan.
Aku
bertanya-tanya berapa kali aku memimpikan saat ini sejak aku di kerajaan.
Aku menggali
sisa ingatanku sejak sembilan tahun yang lalu, dan menggunakan imajinasiku
untuk mengisi kekosongan yang hilang dari hatiku.
Meski
begitu, tidak sekali pun aku bisa mengingat adegan ini dengan cukup baik. Aku
selalu berpikir bahwa, "Tidak, tidak seperti ini", setiap kali aku
mengumpulkan sebuah imajinasi di kepalaku.
Namun,
inilah yang sebenarnya ada disini, tontonan yang belum pudar sedikit pun sejak
sembilan tahun yang lalu.
Jalan dengan
pepohonan di kedua sisinya berakhir, dengan cahaya menyilaukan yang datang dari
ujung jalan.
Aku berlari
menuju cahaya itu dan itu dia, ladang bunga yang luas.
Bunga-bunga
yang berwarna merah, merah muda, oranye, kuning, dan putih telah sepenuhnya
mekar, dan mereka menyebar sejauh mata memandang. Warna dari bunga-bunga ini
adalah sesuatu yang tidak bisa aku gambarkan secara lengkap dengan kata-kata
karena kurangnya pengetahuan dan kosa kataku yang buruk; Aku hanya tahu bunga
memiliki gradasi warna yang luas.
Ini seperti
karpet yang terbuat dari berbagai jenis bunga.
Beberapa
jenis yang kulihat saat semakin dekat adalah bunga rapeseed, Tulip, Poppy, dan
Kiruruku*.
TL Note : Kiruruku merupakan jenis bunga yang hanya ada di dalam cerita ini (bunga fiksi)
TL Note : Kiruruku merupakan jenis bunga yang hanya ada di dalam cerita ini (bunga fiksi)
Langit juga
sedang cerah, diwarnai dengan warna biru.
Saat angin
bertiup dari satu arah, aroma bunga yang harum melayang saat bunga-bunga itu
bergoyang mengikutinya.
「...... ..」
Aku menatap
adegan ini tanpa berkedip. Tidak, maksudku, itu bahkan tidak bisa digambarkan
karena terlalu indah untuk mengedipkan mataku.
Menyaksikan
pemandangan yang begitu indah sehingga orang tidak berpikir itu bisa ada di
dalam dunia... Hampir seolah-olah aku
sendiri telah diisolasi dalam dimensi yang terpisah.
Saat melihat
pemandangan yang lainnya ternyata saling terkait melalui warna, pikirku-
Tidak perlu
lagi membicarakan kenangan yang ada mimpiku lagi, pemandangan di depan mataku
ini jauh lebih indah.
Warna,
bunga, dan nuansa udara yang berbeda dari apa yang aku bayangkan. Selain itu,
aku tidak bisa membayangkan bau, angin, atau suara yang ada. Imajinasiku masih
sangat kurang.
Kupikir
pemandangan dari sembilan tahun yang lalu terukir di pikiranku karena itu tak
terlupakan. Namun, ini adalah fakta yang kuketahui bahwa ingatan manusia
sangatlah terbatas.
「... aku akhirnya disini」
Kata-kata
itu keluar dari mulutku yang kering.
Inilah
adalah pemandangan yang kuimpikan; tempat yang aku rindukan selama satu
setengah bulan terakhir.
Aku sekarang
disini.
Air mata
keluar saat perasaan hangat memenuhi dadaku dari berbagai emosi kebahagiaan dan
kegembiraan yang bercampur aduk.
Aku menyeka
air mata dari pipiku dengan tergesa-gesa dengan punggung tanganku.
Aku
bertanya-tanya apakah air mata ini terbentuk dari perasaan tersentuh karena
semua emosi ini. Aku bahkan tidak mengetahuinya.
Ini adalah
pertama kalinya aku mengalami hal seperti ini.
Aku merasa
bingung karena tidak bisa memahami emosi yang kurasakan, tapi rasanya seperti
lubang kekosongan yang tercipta sejak aku menjadi pembunuh naga sudah sedikit
terisi.
Aku selesai
menyeka air mata dan mulai berjalan lagi setelah emosiku tenang.
Aku ingin
menikmati tontonan bunga yang indah ini dari berbagai sudut pandang, tidak
hanya dari satu pandangan.
Aku memilih
daerah tanpa ada bunga yang mekar dan terus berjalan.
Seiring
perubahan pandanganku, aku melihat lebih banyak jenis bunga.
Bunga dalam
bentuk yang belum pernah kulihat sebelumnya, beberapa bentuknya pendek,
beberapa bentuknya panjang, beberapa berbentuk lapisan kelopak yang ditumpuk
bersama. Ini sangat memalukan bahwa aku sama sekali tidak tahu apa nama dari
bunga-bunga itu.
Namun, ini
agak menyenangkan untuk dipikirkan. Apa nama mereka, kapan mereka mekar, dan
arti nama mereka.
Aku pergi menyusuri
ladang bunga saat aku menikmati warna dan aroma, seiring dengan bau tanah dan rerumputan.
Mencium aroma bunga harum yang menempel pada bajuku saat aku berjalan, rasanya
tidak masalah meski aku tidak mencucinya. Aku menduga aroma yang berasal dari
Fiona-san juga tercipta dari penggunaan bunga.
Aku berjalan
melewati bukit sambil memikirkan hal-hal itu saat aku menatap bunga-bunga itu.
Aku sudah
berjalan sekitar seratus meter jauhnya setelah melintasi bukit, tapi ladang
bunga masih terus membentang di depanku.
Selain itu,
bentuk dan warnanya bahkan sedikit berbeda dari yang kulihat sebelumnya.
Di sini
saja, ada banyak jenis bunga.
Hal lain
yang berbeda dari beberapa saat yang lalu adalah ada sebuah pohon yang berdiri tegak
sendirian di kejauhan.
Tidak begitu
besar ataupun kecil, itu adalah pohon yang bisa kutemukan di mana saja, tapi
bercampur dengan bunga.
Persis
seperti itu, aku ingin beristirahat di bawah pohon itu.
Rasanya akan
enak tidur siang sambil berbaring di bawah pohon. Ini pasti akan menjadi tempat
yang bagus untuk menghindari panasnya musim panas.
Aku berjalan
menuju pohon tersebut.
Aku teringat
musim panas yang ada pikiranku. Namun, aku tahu bunga disini juga mengubah
warna tergantung musimnya juga.
Siapa yang
mengajari aku hal ini?
Aku bahkan
tidak bisa mengingatnya dengan baik, karena sudah sembilan tahun yang berlalu...
Aku
memutuskan untuk menghilangkan pikiran-pikiran itu dari kepalaku, karena sangat
mudah untuk membuat kenangan palsu jika kau berusaha terlalu keras untuk
mengingat sesuatu dan akhirnya menjadi bingung.
Ini bukan
sesuatu yang penting sekarang. Mari nikmati pemandangan yang indah ini.
Lalu, aku
sampai di sisi pohon saat aku menikmati pemandangan yang indah ini dengan
saksama.
「Kakiku sedikit lelah, kurasa aku akan istirahat
disini. 」
Begitu aku
mulai duduk di bawah naungan pohon, seorang wanita keluar dari ladang bunga.
Dengan
rambut berseri dan berambut pirang yang sampai ke pinggangnya, dan matanya yang
besar dan bulat berwarna hijau terang seperti zamrud.
Aku bisa
melihat bahwa dia lebih muda dariku, karena dia memiliki wajah seperti bayi,
tapi dari lekukan wajahnya dia hampir mirip seperti boneka.
Tubuhnya
yang ramping terbungkus dengan kain blus putih yang terasa sangat kebersihan,
dan pinggulnya yang melengkung dibungkus dengan rok berwarna biru tua.
"Peri"
yang tiba-tiba mampir di kebun bunga ini dan tidak diragukan lagi dia adalah
wanita yang cantik.
TL Note : Peri disini merupakan kata kiasan karena kecantikan wanita tersebut
TL Note : Peri disini merupakan kata kiasan karena kecantikan wanita tersebut
Dari melihat
berbagai bunga dan buah dari keranjang yang ada di tangannya, aku mengerti
bahwa dia telah mengumpulkannya untuk sementara waktu.
Peri itu
menatapku dengan ekspresi tertegun.
Karena agak
memalukan hanya saling memandang, aku memutuskan untuk berbicara dengan
peri-san untuk saat ini.
「... Um, hai」
「- ?! 」
Bahu peri
itu tiba-tiba bergetar setelah aku memulai interaksi dengan memberikan salam.
Mungkin dia
terkejut dari melihat pria berusia dua puluh tujuh tahun yang tiba-tiba
berbicara dengannya.
Bagaimanapun,
agar tidak menakut-nakuti dia lebih jauh lagi, aku memasang ekspresi lembut di
wajahku tanpa bergerak sedikit pun.
「... ..E, erm ...」
Gadis itu
bergumam dengan suara yang malu-malu, dengan wajah yang sedikit merah.
Dengan
gelisah dia menggerakkan bola matanya yang bulat dan berwarna hijau lalu menutupnya.
Apakah dia orang yang pemalu?
Ketika
kupikir begitulah yang terjadi tidak peduli bagaimana aku melihatnya, sebuah
ekspresi muncul di wajah gadis itu, seolah dia mempersiapkan dirinya setelah
mengumpulkan semua keberanian yang dia miliki dan...
「... H, Halo! 」
Teriaknya
lalu dia lari ke arah desa.
Sementara
aku melihat punggungnya yang kecil menjadi lebih kecil dan kecil saat aku
berkedip, lalu aku bergumam pada diriku sendiri.
「... Apakah wajahku benar-benar menakutkan? 」
Mantap cuyy... Buat hiburan selingan sambil nunggu One Piece Sub Indo rilis haha
BalasHapussip gan mohon dukungannya ya
Hapus