Translator : TAKI-kun
Selamat Membaca
--------------------------------------------------------------------------------------------
Karena sudah
sekitar tengah hari setelah rumah baruku dipilih, Ergys-san dan aku memutuskan
untuk memakan bekal makan siang kami di sungai.
Sambil duduk
di tempat yang sedikit miring, kami melepaskan kain yang menutupi keranjang
bekal.
Lalu, di
dalamnya ada sandwich. Di sela-sela potongan roti itu terdapat tomat, selada,
dan daging ayam goreng yang terlihat sangat lezat.
Aroma
bahan-bahan segar dan gandum memang tak tertahankan.
Rasa laparku
muncul dengan cepat yang dibarengi dengan suara perutku yang menggerutu
dikarenakan bau makanan yang enak.
「Makanan ini terlihat lezat, bukan? 」
「Ya, kenapa kita tidak cepat-cepat untuk memakannya? 」
Agar
percakapan berakhir dengan singkat, aku
dengan segera menggigit sandwich yang kuambil dari kerajang bekal.
Tekstur roti
yang lembut dengan selada membuat setiap gigitan menjadi sangat nikmat. Dan,
karena tingginya tingkat kelembaban dari selada dan tomat, jadi hal tersebut
mengakibatkan berkurangnya rasa kuat yang berasal dari ayam goreng, sehingga
membuat makanan ini terasa enak. Keseimbangan rasa dari bahan yang digunakan
sangat dipertimbangkan. Aku bisa merasakan betapa semangatnya Flora membuat
sandwich ini.
Aku terus
makan sandwich ini, tapi saat perutku agak terasa kenyang, aku mulai
memperhatikan sekelilingku.
Angin
sepoi-sepoi bertiup kencang, selain itu pemandangan aliran sungai berulang kali
mengecil dan meluas.
Ketika aku
melihat arus di depan mata, aku bisa melihat ikan air tawar kecil beranang di
air sambil mengikuti arus sungai.
「Apakah ikan di sungai ini rasanya enak? 」
「Ya, rasanya enak sekali jika kau bisa memasaknya
dengan benar, karena ikan di sini tidak memiliki bau amis」
Aku berpikir
bahwa arus sungai ini sangat indah, tapi sepertinya ikan di sini juga cukup
lezat. Meskipun aku penah memasak ikan, aku tidak pernah memiliki metode yang benar
untuk menghilangkan bau amis karena sungai di kerajaan selalu kotor.
「Sudah lama
sekali aku tidak makan ikan bakar」
「Ohh, kedengarannya bagus. Apakah kau ingin meminjam
beberapa pancing atau jaring dari rumahku? 」
「Wah, Benarkah? Itu akan sangat membantu. Terima kasih」
「Itu tak masalah. Kalau begitu kau bisa membagi
beberapa tangkapan denganku sebagai gantinya. Karena aku juga ingin makan ikan 」
「Ya tentu saja. Kalau begitu, aku akan menangkap banyak
ikan 」
Kami memakan
sandwich sambil melakukan percakapan sepuasnya.
「Kalau begitu, ini sudah saatnya aku pergi karena Aldo-san
juga harus membersihkan rumah」
Ergys-san
berdiri dengan kedua keranjang makan siang yang dibawa di tangannya saat aku
sedang bersantai sambil meneguk air.
Aku
berencana untuk melakukan beberapa percakapan lagi dengannya, tapi aku juga harus
membersihkan rumah. Jika aku terlalu banyak bersantai di sini mungkin tidak akan
cukup waktu untuk bersih-bersih sampai matahari terbenam.
「Ya, terima kasih banyak telah mengenalkan rumah yang
bagus ini kepadaku. Ah, ngomong-omong, adakah orang yang bisa membuat peralatan
rumah di desa ini? 」
Setelah aku
membersihkan rumah, aku perlu mengatur kebutuhan sehari-hari seperti perabotan
dan peralatan makan.
Aku ingin
cepat mendapatkan semua kebutuhan itu sehingga aku bisa menjalani kehidupan
sehari-hariku.
「Ah, Benar juga. Ada baiknya kau memintanya lebih awal
karena butuh waktu untuk membuatnya. Tapi ya, orangnya cukup juga dekat dari
sini 」
Dengan
kata-kata itu, Ergys-san mengarahkan jarinya ke arah rumah yang berada di
antara hutan sebelumnya.
「Di sana ada rumah Toack-san, pengrajin mebel. Aku akan
memberitahunya setelah ini, jadi tolong pergilah ke sana besok pagi dan
tanyakan padanya tentang hal itu 」
Aku terkejut
bahwa kami ternyata hidup berdampingan dengan pengrajin itu. Jika rumah kami
dekat, aku bahkan bisa pergi kesana sekarang juga.
「Aku mengerti, namanya Toack-san, bukan? Terima kasih
banyak! 」
Setelah
mengucapkan terima kasih, Ergys-san mengangkat keranjang bekal.
「Beri tahu aku saat kau telah selesai menyiapkan rumah.
Aku akan memperkenalkanmu kepada pemburu di desa ini lain waktu 」
「 Aku Mengerti! 」
「Kalau begitu, aku akan pergi dulu」
Setelah
memberiku jawaban, Ergys-san berbalik dan mulai berjalan.
Aku melihatnya
beberapa saat sebelum dia menghilang di kejauhan, dan kemudian kembali ke
rumahku.
Sekarang
saatnya melakukan pembersihan besar-besaran.
◆ ◆ ◆
Aku akan
segera memulainya berhubung aku masih memiliki banyak energi saat perutku
terisi penuh.
Meski tidak
ada yang tinggal di sini, rumah ini tidak dalam kondisi yang mengerikan.
Sepertinya
semua berkat penduduk desa di daerah ini yang bergiliran membersihkan rumah
kosong agar tidak membuatnya semakin suram.
Yah walaupun,
sepertinya sudah lama sejak penduduk sekitar melakukan pembersihan, bagian
dalam rumah tertutup debu yang cukup tebal.
Pertama,
mari kita membuka semua jendela untuk membiarkan udara masuk.
Lalu, aku
akan mengeluarkan sapu dan menyapu bagian dalam rumah, kemudian membuat
semuanya berkilau dan bersih dengan kain pel.
Rencana itu
terlintas di dalam pikiranku, aku mulai membuka jendela di ruang tamu.
「*uhuk uhuk*」
Begitu aku
membukanya, semua debu tiba-tiba bertebaran dan membuatku batuk.
Akan lebih
baik jika aku menutup mulutku dengan kain terlebih dahulu sebelum membukanya.
Aku kemudian
mengambil sepotong kain kecil dari tas jerami yang kubawa dan menempelkannya di
sekitar wajah, sehingga dapat menutupi hidung dan mulutku.
Aku tidak
bisa melakukannya lagi karena ada beberapa debu yang masuk ke dalam mataku.
Selanjutnya,
aku akan membuka semua jendela yang tersisa di ruang tamu, kamar tidur, area
mandi, ruang penyimpanan, dan toilet.
Dengan
demikian, aliran udara yang masuk ke rumah sekarang terhubung sehingga debu dan
udara yang segar akan saling bertukar tempat. Aku bisa melihat debu dengan
jelas melalui sinar matahari yang berasal dari jendela.
Kupikir akan
jauh lebih baik jika aku keluar rumah untuk saat ini, jadi aku menuju keluar
rumah dengan tergesa-gesa.
Tapi, aku
tidak ingin hanya berdiri disini dan tidak melakukan apa-apa, jadi aku pergi
untuk melihat-lihat di sekitaran rumah untuk melihat apakah ada lubang di
dinding atau tidak.
Aku
mengamati dinding di sekitar rumah, tapi sepertinya tidak ada daerah yang rusak
ataupun retakan di dinding.
Ternyata rumah
yang kutempati dalam kondisi yang cukup bagus.
Walaupun
terdapat beberapa gulma yang tumbuh di sekitar bagian luar rumah, bahkan ada
yang tumbuh di sepanjang dinding, tapi dengan mencabutnya maka tidak akan
menjadi masalah.
Aku
bersyukur kepada orang-orang yang telah merawat rumah ini. Aku akan berterima
kasih kepada mereka secara langsung saat aku bertemu dengan mereka.
Aku memakai
sarung tangan dan mulai mencabut rumput liar yang menempel di dinding.
Untuk rumput
liar yang sulit untuk dipetik dengan tangan, aku menggunakan pisau untuk
mencabutnya.
Aku terus
melakukannya sampai semua gulma disekitar dinding habis, lalu aku kembali ke rumah
untuk melihat kondisi debu.
Baguslah.
Udara sekarang jauh lebih enak untuk dihirup. Sepertinya semuanya berjalan baik-baik
saja.
Aku meraih
sapu yang dipinjamkan oleh Ergys-san dan membersihkan lantai.
Aku telah
meminjam semua alat pembersih yang diperlukan untuk kegiatan bersih-bersih
sehingga tempat ini menjadi lebih rapi.
Debu yang
menumpuk di lantai mulai berterbangan lagi, tapi kali ini aku baik-baik saja
berkat kain yang menutupi mulut dan hidung.
Selanjutnya,
aku masuk ke ruang tamu yang besar dan menyapunya dengan sapu.
Ketika aku
memastikan bahwa sebagian besar debu telah hilang, termasuk debu yang berada di
dapur, aku menuju ke sungai di luar dengan sebuah ember untuk mengambil air.
Seharusnya
tak akan jadi masalah jika aku menggunakan air sungai untuk mengepel. Air
sungai disini cukup bersih.
Aku merendam
lap ke dalam seember air, dan mulai membersihkan dapur terlebih dahulu. Jika aku
langsung mengepel lantai yang masih kotor, maka kain pel akan menjadi kotor.
Lalu, aku mengepel
dinding ruang tamu dan dapur, bilas kotoran dengan air dan mengulang hal
tersebut.
Berikutnya
adalah dinding di bagian belakang ruangan. Setelah selesai, lantainya juga tak
lupa kupel.
Aku
berkali-kali pergi ke sungai untuk mengambil air, dan meremas kain tersebut
agar kotorannya hilang.
Setelah beberapa
saat aku mulai merasakan sakit yang berasal dari punggung bagian bawah saat aku
mengepel lantai.
Aku merenggangkan
punggungku untuk melonggarkan otot yang kaku.
「Uuu ...」
Aku
benar-benar harus memberikan pekerjaan ini kepada seorang ibu rumah tangga.
Selain membersihkan, mereka juga bisa menangani tugas seperti memasak, mencuci
pakaian, dan mengasuh anak. Selain itu, mereka juga bisa membersihkan halaman
...
Karena aku
sangat kesusahan melakukan perkerjaan ini, aku seperti bisa merasakan perasaan
ibu rumah tangga yang mengeluh tentang suami mereka yang tidak memuji mereka
atas kerja keras yang telah dilakukan.
Sambil
mengagumi kehebatan ibu rumah tangga, aku memusatkan perhatian pada pengepelan
dan berhasil menyelesaikan pembersihan sebelum matahari terbenam.
「Ohh, sekarang terlihat cukup bagus. Aku hampir tidak
bisa mengenali tempat ini 」
Aku
mengeluarkan suara kekaguman dengan melihat rumah ini yang begitu bersih.
Dinding
berdebu dan lantainya dipoles dengan indah, sehingga mendapatkan kembali warna
aslinya.
Warna-warna
cerah terlihat jauh lebih bagus daripada yang pertama kali aku lihat.
Perasaan puas
karena penampilan bersih dari rumah ini menyebar di dadaku. Aku merasa segar
kembali.
Aku duduk di
lantai yang sudah dibersihkan dan bergumam sambil melihat ruang tamu.
「Apakah ini yang disebut kegembiraan dari seorang ibu
rumah tangga? 」
Ini terasa
sangat berbeda dengan perasaan yang kudapatkan saat menyelesaikan quest. Apakah
karena quest kali ini ada di rumah yang kutempati?
Aku memahami
bahwa kondisiku saat ini sangat lucu dan aku pun tertawa terbahak-bahak.
Saat aku
melepaskan kain yang menutupi mulut, aku menyadari kain tersebut jatuh di
tanah.
Oh tidak,
kain ini sudah kotor. Rambut dan
pakaianku juga terlihat kotor. Tidakkah aku akan membuat lantai kotor lagi jika
aku duduk di sini?
Setelah
memikirkan itu, aku berlari ke luar rumah dengan cepat sambil membersihkan debu
yang menempel di pakaianku.
Debu terbang
setiap kali aku menepuk pakaianku.
Ketika aku menyadari
bahwa tubuhku sudah cukup kotor, aku merasa harus mandi saat ini juga.
Aku akan
berkunjung ke rumah Toack-san besok untuk memesan beberapa perabot, jadi aku
lebih baik membersihkan diriku dulu.
Aku
mengeluarkan dua gelang dari tas jerami, dan menuju ke arah area bak mandi
setelah aku memakai gelang tersebut.
Aku telah
membuat bak mandi yang besar ini menjadi berkilau dan bersih.
Aku
mengulurkan tangan yang telah dipasang gelang dengan formasi mantra biru muda
yang terukir di atasnya dan meneriakkan,
「Air」
Lingkaran
sihir biru muda muncul di telapak tanganku. Lalu dari sana, air keluar dengan
kencang.
Jika mantra
yang kulapalkan adalah "Tombak air" atau "Tembakan air",
maka yang keluar adalah air yang
berbentuk seperti tombak atau bola, selain itu konsumsi mana dari mantra
tersebut juga akan meningkat.
Tapi,
mantranya hanya "Air", maka konsumsi mana akan menjadi kecil dan aku
akan bisa menggunakannya dalam waktu yang lama.
Saat bak
mandi dipenuhi air yang cukup, aku menutup telapak tanganku, lalu lingkaran
sihir menghilang, dan mantra itu berhenti. Ini sangat mudah untuk digunakan.
Berikutnya
adalah memanaskan air.
Kali ini aku
mengankat tangan kiri yang dilengkapi dengan gelang yang memiliki formasi sihir
merah di atasnya, lalu meneriakkan,
「Api」
Kemudian,
sebuah lingkaran sihir merah muncul di telapak tanganku, dari lingkaran
tersebut api seukuran kepalan tangan keluar.
Karena nyala
api yang kutembakan ke dalam air, maka air di dalam bak mandi mulai membuat gelembung dan
mulai mendidih.
Itu terlihat
jauh lebih menakutkan daripada yang kukira, jadi aku pergi untuk berlindung di
area ganti ruangan.
「Woah, ini sangat menakutkan. kupikir hal ini tidak
akan menjadi masalah besar karena Kurune selalu membuatnya terlihat sangat aman
... 」
Setelah
suara yang keluar dari air menjadi tenang, aku kembali ke kamar mandi untuk
melihat situasi.
Ada awan
panas dan uap yang berasal dari air di bak mandi.
Kurasa kalau
itu Kurune, dia pasti bisa menyesuaikan suhu dengan tepat. Sayangnya, mantra
dari alat sihir tidak dapat benar-benar disesuaikan sedemikian rupa sehingga
mungkin saja suhu di dalam bak mandi menjadi lebih panas.
Untuk saat
ini, aku akan membuka jendela dan menunggu beberapa saat sebelum mencelupkan jari
ke dalam air untuk menguji suhu air di bak mandi yang mengerikan ini.
Ya, suhunya
masih terlalu panas. Untungnya aku menunggu sedikit dan tidak langsung mencelupkan
jariku.
Setelah
menunggu agak lama lagi, suhu airnya menjadi pas, jadi aku mulai melepas
pakaian di ruang ganti.
Sama seperti
kemarin, aku membilas tubuh dengan air panas untuk membersihkan kotoran
terlebih dahulu.
Sayang
sekali aku belum punya sabun, jadi aku hanya bisa membilas tubuh dengan handuk
dan air panas.
Dengan
bagian kepala dan tubuhku yang telah bersih, aku masuk ke bak mandi untuk menghilangkan
kelelahan hari ini.
Ketika aku keluar
dari bak mandi, aku langsung menuju ke ruang tamu untuk mengganti pakaian
karena aku lupa membawa pakaian ke ruang ganti.
Karena aku badanku
masih terasa hangat, jadi aku berjalan di sekitar rumah dengan telanjang bulat.
Aku sudah terbiasa melakukan ini. Karena kemarin aku tinggal di rumah orang
lain jadi aku tidak bisa bertingkah seperti ini.
Sambil
merasakan kegembiraan, aku mulai mengeluarkan pakaian dari tas jerami. Pada
saat itu, aku mendengar seseorang mengetuk pintu.
「Aku datang」
Aku
memberikan jawaban dengan santai.
-Oh, sial.
Sudah terlambat saat aku menyadarinya.
「Maaf sudah mengganggu waktumu, Aldo-san. Um, aku
berpikir bahwa aku akan membawakan makan malam karena mungkin saja kau masih sibuk
membersihkan rumah--- 」
Ternyata orang itu adalah Flora, dia langsung
masuk ke dalam rumah setelah membuka pintu, dan tubuh telanjangku tepat berada di depan matanya.
Kenapa aku
ingin menjerit seperti seorang wanita sekarang?
「「 ............ 」」
Aku bisa
merasakan mata Flora perlahan memindai wajahku. Lalu dia semakin turun,
kemudian wajahnya tiba-tiba mulai memerah.
「U, Um」
Aku tergagap
tanpa sengaja karena aku tidak tahu harus berkata apa dalam kondisi seperti
ini, tapi kemudian Flora berkata.
「Aku, MINTA MAAF !! PERMISI!! 」
Teriaknya
sambil berlari keluar rumah.
Ah, sekarang
aku sudah melakukannya. Aku membuatnya lari lagi kali ini.
Padahal aku berpikir bahwa
kita sudah sedikit lebih dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TULIS KOMENTAR