Translator : TAKI-kun
Selamat Membaca
--------------------------------------------------------------------------------------------Aku melanjutkan perjalanan di jalan yang landai dengan pelan.
Ladang
gandum dan kebun anggur di kedua sisi jalan melukis seluruh area hijau yang
indah dan subur.
Di kejauhan,
ada deretan gunung di bawah langit biru yang jernih. Aku masih belum melihat
sosok manusia. Mungkin mereka sedang mengerjakan ladang di suatu tempat, jadi
aku belum bisa melihat mereka.
Sudah
sebulan sejak perjalanan dimulai dari kerajaan Abalonia.
Akhirnya aku
sampai di Nordende.
Pemandangan
tampak identik dengan bagaimana yang aku rasakan sembilan tahun yang lalu,
kecuali ukuran lahan yang dibudidayakan. karena sekarang terlihat sedikit lebih
besar sekarang. Tapi, wajar bila daerah ini berkembang, karena sembilan tahun
telah berlalu.
Aroma tanah
dan bau rumput yang menggelitik hidungku saat angin sepoi-sepoi bertiup.
Aku
memejamkan mata sejenak untuk merasakan angin bertiup ke arahku, lalu aku
menatap pemandangan sejauh mata memandang.
Jika aku
terus menuju ke jalan ini, aku harusnya bisa menemukan beberapa rumah desa di
depan. Lalu, di balik sana, seharusnya terdapat kawasan bunga yang dulu pernah
memikat diriku.
Itulah
tempat yang kuimpikan selama perjalanan. Aku merasa sedikit cemas setelah
memikirkannya lagi.
Tiba-tiba,
ada sesuatu yang masuk ke penglihatanku saat aku melihat-lihat kebun anggur
yang indah. Itu adalah orang yang sedang berjalan sambil membawa tas jerami di
bahunya.
Lalu,
seorang wanita yang sedang bekerja di kebun anggur itu pun keluar.
Kulitnya
yang berwarna kecokelatan, dengan rambutnya yang berwarna merah di kepalanya.
Tingginya sekitar berada di posisi 160
sentimeter, tapi fisiknya tidak jelas karena pakaian kerja tebal yang
dikenakannya.
Wanita
berambut merah itu berjalan ke arahku dengan elegan, dengan mata merahnya
menatap lurus ke arahku. Kemauannya yang kuat ditunjukkan oleh tatapan tajam
matanya.
Untuk saat
ini, akan menjadi sangat canggung jika aku tetap diam, jadi aku harus
mengatakan sesuatu untuk memberi tahu dia bahwa aku tidak memiliki niat untuk
bermusuhan.
「…Halo」
「….Halo. Um, kamu ini siapa ya? Aku belum pernah
melihat kamu di sekitar sini sebelumnya, jadi aku sangat khawatir karena kamu
telah bengong tanpa melakukan apapun
saat berdiri di depan lahan orang lain 」
Dia melirik-ku
ke atas dengan mata yang seolah sedang melihat orang yang mencurigakan.
Melihat
seseorang telah memberikan balasan yang sopan dari salamku tadi, sepertinya dia
bukanlah orang yang jahat untuk saat ini. Nada suaranya memang agak parah, tapi
dari sudut pandangnya, aku bisa dilihat sebagai orang yang mencurigakan yang
telah berdiri di depan ladangnya. Ya, bagi pendatang baru yang datang ke desa
pedesaan biasanya memang akan disambut seperti ini.
「Um, mohon maaf. Aku adalah seseorang yang ingin pindah
ke desa ini. Aku bukanlah orang yang mencurigakan 」
Dia bergumam
"Hmmm" dengan nada ringan.
「... Rambut hitam dan mata hitam, huh ...」
「Eh? 」
Aku tidak
mengerti apa yang dia katakan sekarang karena betapa pendiamnya dia, jadi aku
secara tidak sengaja mengeluarkan jawaban yang mencurigakan.
「Oh, itu bukan apa-apa Jadi, dari mana asalmu? 」
「Kerajaan Abalonia」
Dia terlihat
tidak puas dengan jawabanku, tapi jika aku ragu untuk menjawab di sini, itu
akan membuatku terlihat mecurigakan, jadi aku menjawabnya dengan jujur.
「Kamu berasal dari tempat yang sangat jauh, ya? Yah... kamu
setidaknya tidak terlihat seperti pencuri bagiku. Aku akan membimbingmu ke
tempat kepala desa 」
「Terima kasih」
Ketika aku
datang ke sini sembilan tahun yang lalu, aku tidak pernah berkunjung ke rumah
kepala desa. Ini melegakan karena seseorang dating untuk membimbing aku
berkeliling.
「Tidak ada gunanya meninggalkan orang asing yang
berkeliaran di sini sendirian, karena hal itu akan membuat orang-orang di
sekitarnya menjadi tidak nyaman. Oleh karena itu ikutlah denganku"
Gadis itu
mengayunkan tangannya ke arahku seolah dia mengatakan " itu bukanlah
masalah besar". Lalu, dia berbalik dan mulai berjalan.
Sambil menunjukan
kalau aku orang yang berhati baik, aku pun mulai mengikutinya sambil tetap
diam.
Saat aku
mengikuti wanita itu di belakangnya, rumah-rumah desa dengan atap berwarna
coklat yang berbaris dekat satu sama lain bisa terlihat di kejauhan. Mungkin di
sana, bagian desa yang paling ramai, adalah pusat desa.
Selain
daerah itu, ada lebih sedikit rumah, dan mereka tersebar di sekitar tempat itu.
Harusnya ada
beberapa ratus orang yang tinggal di desa ini jika penduduknya tidak bertambah pesat
sejak terakhir aku berada di sini.
Kami terus
berjalan menyusuri jalan tanah dan rumput selama beberapa saat. Lalu, kami
bertemu dengan seorang pria yang sedang mendorong gerobak.
「Oya, Aisha, siapakah orang ini? 」
Wajar saja,
pria yang tidak mengenalku menghentikan kakinya dan bertanya.
Dia
memanggil wanita ini dengan nama, Aisha.
「Saya datang untuk pindah ke desa ini」
「Ohh begitu. Itu adalah sesuatu yang tidak biasa kudengar.
Aku berharap bisa berteman denganmu! 」
「Terima kasih, saya juga menantikannya! 」
Aku
menundukkan kepalaku pada pria yang menunjukkan senyuman ramah.
「Oya oya, kamu orang yang santun」
Pria itu
tampak sedikit terkejut, lalu dia menjawab sambil tersenyum cerah.
Mungkin aku
telah terbiasa dengan reaksi ini yang sudah tertanam dalam diriku sejak awal
masa petualangan melalui hubungan dengan para senior. Kembali pada masa itu,
meskipun aku hanyalah seorang petualang pemula, aku menunjukkan formalitas yang
sama dan hormat seperti yang dimiliki seseorang jika mereka ingin menjadi orang
magang yang baik.
「... Dia ingin mendapat izin dari kepala desa untuk
pindah」
Aisha-san,
tolong, tidak perlu memberitahunya apa yang sedang kita lakukan.
Dia
tampaknya tipe orang yang akan mengatakan semuanya dengan lantang dan jelas.
「Hmm ... Jika dia adalah orangnya, kupikir tidak akan
jadi masalah. Baiklah, beritahu aku jika dia disetujui untuk tinggal disini 」
Pria itu tampaknya cukup terbiasa dengan tindakan Aisha, dan
mulai menarik gerobaknya sambil tersenyum riang.
Setelah
mengalami skenario serupa beberapa kali saat berjalan bersama Aisha, kami telah
mencapai bagian tengah desa, di mana banyak rumah berkumpul.
Aku bisa
merasakan tatapan dari pria yang sedang melakukan berbagai jenis pekerjaan
rumah tangga, dan para wanita yang sedang mengeringkan cucian. Aku sudah
terbiasa dengan ini, sejak saat ini sama seperti saat di guild petualang.
Hal ini
memang sesuatu yang wajar jika kau adalah seorang pendatang baru di sebuah desa
atau petualang pemula yang baru memulai petualangan.
Meski,
rasanya lebih enak disini karena berada di sini tidak ada tatapan petualang
yang kasar. Namun, dikelilingi oleh mata dari kejauhan memang terasa tidak terasa
nyaman.
Jika aku
tidak ditemani oleh Aisha yang membimbingku di sini, pasti akan jauh lebih
buruk lagi.
Aku ingin
cepat bisa sampai ke titik di mana aku benar-benar bisa mengabaikan semua
orang.
Mari kita
lihat pemandangan di sekitar untuk saat ini.
Dibandingkan
dengan sembilan tahun yang lalu, jumlah bunga yang ditanam sepertinya telah
meningkat, dan desa ini terasa lebih mewah dari sebelumnya.
Ada bunga
dalam warna yang cerah seperti merah dan kuning, begitu juga dengan warna yang
dingin, seperti biru dan ungu.
Aku tidak
merasakan apa-apa selain sukacita saat melihat rumah-rumah itu.
Salah satu
rumah sepertinya menggunakan warna yang berbeda untuk menampilkan gradasi yang menarik.
Bagaimana kau
menanamnya agar bisa seperti itu?
Bunga-bunga
di Nordende memang sangat indah.
Meski pun bunga
tidak bisa dimakan, aku tetap akan meluangkan waktu untuk merawatnya dengan
hati-hati di rumahku sendiri.
「Desa ini selalu begitu indah saat bunga mekar」
「Selalu? Apakah kamu pernah di sini sebelumnya 」
Aisha, yang
sedang berjalan di depanku, menengok ke belakang dan bertanya sebagai tanggapan
setelah aku bergumam ketika memeriksa beberapa bunga dari rumah penduduk desa.
「Aku pernah sekali kesini, itu merupakan sembilan tahun
yang lalu」
「Sembilan tahun yang lalu ?! 」
Aisyah
berteriak dengan suara yang sedikit nyaring setelah mendengar apa yang kukatakan.
Bagi seorang
gadis yang sepertinya selalu menjaga ketenangannya, cukup mengejutkan
melihatnya seperti itu.
「Ya, tapi benarkah itu begitu mengejutkan? 」
「Tidak, itu bukan apa-apa. Maaf tentang hal itu 」
Untuk
pertanyaanku, Aisha memberi jawaban dengan nada rendah karena mengungkit hal
tersebut.
Tidak,
tunggu, bahkan jika kau mengatakan itu bukan apa-apa, kau benar-benar ingin
tahu tentang hal ini kan... Apakah aku telah melakukan sesuatu saat berada di
sini sembilan tahun yang lalu? aku tidak bisa mengingatnya dengan baik.
「Di sini. Rumah kepala desa 」
Aku ingin
bertanya pada Aisha lagi apa sebenarna yang dia kagetkan, tapi sepertinya kita
sudah sampai di tempat kepala desa.
Ini adalah
rumah yang dibangun sedikit lebih besar dari bangunan yang berada di pusat
desa. Di antara bangunan tersebut, ada juga yang terlihat seperti jenis gudang
yang digunakan untuk menyimpan makanan.
Rumput hijau
subur tumbuh di sekitar area sekitar rumah. Sepertinya akan sangat nyaman
berbaring di atas rumput tersebut.
「Di sini, ya ...」
「Kalau begitu, cepatlah dan masuk」
Dengan
begitu aku mulai mempersiapkan diri untuk masuk ... * tok * * tok *, Aisha
sudah mulai mengetuk pintu.
... Hmm apa
yang terjadi? Kenapa aku merasa gugup meskipun aku tidak bertemu dengan orang
yang memiliki status social yang tinggi? Apakah karena ada kemungkinan aku
tidak bisa tinggal di sini jika kepala desa mengatakan “tidak”? Aku merasa aku
bahkan tidak merasa gugup saat melawan monster.
Tidak lama
kemudian, aku mendengar suara wanita keluar dari balik pintu dan menjawab
"Haii".
「Ah, silakan masuk」
Setelah
mendengar jawaban itu, Aisha membuka pintu tanpa kekhawatiran dan memasuki
rumah tersebut. Apa tidak masalah tidak menunggu orang yang berada di dalam
untuk membuka pintunya sendiri?
「Cepatlah masuk」
Setelah
Aisyah berkata begitu, aku masuk bersama dia saat sedang ragu-ragu.
「Ara, aku tahu itu. Aisha-chan 」
Orang yang
menyambut kami adalah wanita cantik dengan rambut berwarna pirang bergelombang dengan
mata yang berwarna jade*.
TL Note : jade disini merupakan warna mata yang berwarna agak kehijauan
TL Note : jade disini merupakan warna mata yang berwarna agak kehijauan
Kupikir
orang ini pasti sudah cukup tua, tapi dia terlihat seperti istri yang berhasil
menjaga wajah cantik yang tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan.
... Aku rasa
aku pernah melihatnya di suatu tempat sebelumnya. Apakah itu hanya imajinasiku?
「Fiona-san, bukankah aku cukup tua untuk dipanggil
"-chan " lagi saat mengatakan namaku?」
「Aku telah memperhatikanmu bermain seperti anak
perempuanku sendiri sejak kau masih kecil, jadi kau tahu Aisha-chan akan selalu
menjadi anak-ku di hati ini」
Wanita itu
menepiskan protes Aisha sambil tersenyum.
Aisha
sepertinya tidak bisa memprotesnya dengan jawaban lain, dan tubuhnya bergerak
sedikit seolah dia merasa malu. Rupanya, untuk orang yang tegas seperti Aisha,
Fiona adalah lawan yang tidak cocok baginya.
「Jadi, kau membawa tamu yang belum pernah aku lihat
sebelumnya, ya? Apakah kamu akan mengenalkanku pada pacarmu? 」
Wanita itu
dengan tenang melihat ke arahku dengan mata yang berwarna jade.
Memiliki
Aisha sebagai pacarku sebenarnya merupakan bukan ide yang buruk, tapi dia
terlihat seperti seseorang yang akan menahan pria di bawah jempolnya.
「Bukan begitu. Dia datang dari kerajaan Abalonia, ingin
pindah ke desa ini. 」
「Oh ara..datang dari tempat yang jauh. Ayo masuk dan
bicaralah dengan suamiku, dia merupakan kepala desa disini 」
「Baiklah」 (Aisha) (dalam bahasa jepangnya di bilang *Haaiiii)
Alih-alih
terlihat seperti pacarku, dia lebih terlihat seperti seseorang yang tinggal di
rumah ini. Agar bisa berbicara dengan kepala desa, kami pun dipandu ke sebuah
ruangan di dalam rumah oleh istri kepala desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TULIS KOMENTAR