• Breaking News

    Senin, 10 September 2018

    Chapter 2 - Nordende


    Translator : TAKI-kun
    Selamat Membaca
    --------------------------------------------------------------------------------------------
    Aku melanjutkan perjalanan di jalan yang landai dengan pelan.

    Ladang gandum dan kebun anggur di kedua sisi jalan melukis seluruh area hijau yang indah dan subur.
    Di kejauhan, ada deretan gunung di bawah langit biru yang jernih. Aku masih belum melihat sosok manusia. Mungkin mereka sedang mengerjakan ladang di suatu tempat, jadi aku belum bisa melihat mereka.
    Sudah sebulan sejak perjalanan dimulai dari kerajaan Abalonia.
    Akhirnya aku sampai di Nordende.
    Pemandangan tampak identik dengan bagaimana yang aku rasakan sembilan tahun yang lalu, kecuali ukuran lahan yang dibudidayakan. karena sekarang terlihat sedikit lebih besar sekarang. Tapi, wajar bila daerah ini berkembang, karena sembilan tahun telah berlalu.
    Aroma tanah dan bau rumput yang menggelitik hidungku saat angin sepoi-sepoi bertiup.
    Aku memejamkan mata sejenak untuk merasakan angin bertiup ke arahku, lalu aku menatap pemandangan sejauh mata memandang.
    Jika aku terus menuju ke jalan ini, aku harusnya bisa menemukan beberapa rumah desa di depan. Lalu, di balik sana, seharusnya terdapat kawasan bunga yang dulu pernah memikat diriku.
    Itulah tempat yang kuimpikan selama perjalanan. Aku merasa sedikit cemas setelah memikirkannya lagi.
    Tiba-tiba, ada sesuatu yang masuk ke penglihatanku saat aku melihat-lihat kebun anggur yang indah. Itu adalah orang yang sedang berjalan sambil membawa tas jerami di bahunya.
    Lalu, seorang wanita yang sedang bekerja di kebun anggur itu pun keluar.
    Kulitnya yang berwarna kecokelatan, dengan rambutnya yang berwarna merah di kepalanya. Tingginya sekitar berada di posisi 160  sentimeter, tapi fisiknya tidak jelas karena pakaian kerja tebal yang dikenakannya.
    Wanita berambut merah itu berjalan ke arahku dengan elegan, dengan mata merahnya menatap lurus ke arahku. Kemauannya yang kuat ditunjukkan oleh tatapan tajam matanya.
    Untuk saat ini, akan menjadi sangat canggung jika aku tetap diam, jadi aku harus mengatakan sesuatu untuk memberi tahu dia bahwa aku tidak memiliki niat untuk bermusuhan.
    …Halo
    ….Halo. Um, kamu ini siapa ya? Aku belum pernah melihat kamu di sekitar sini sebelumnya, jadi aku sangat khawatir karena kamu telah bengong  tanpa melakukan apapun saat berdiri di depan lahan orang lain
    Dia melirik-ku ke atas dengan mata yang seolah sedang melihat orang yang mencurigakan.
    Melihat seseorang telah memberikan balasan yang sopan dari salamku tadi, sepertinya dia bukanlah orang yang jahat untuk saat ini. Nada suaranya memang agak parah, tapi dari sudut pandangnya, aku bisa dilihat sebagai orang yang mencurigakan yang telah berdiri di depan ladangnya. Ya, bagi pendatang baru yang datang ke desa pedesaan biasanya memang akan disambut seperti ini.
    Um, mohon maaf. Aku adalah seseorang yang ingin pindah ke desa ini. Aku bukanlah orang yang mencurigakan
    Dia bergumam "Hmmm" dengan nada ringan.
    ... Rambut hitam dan mata hitam, huh ...
    Eh?
    Aku tidak mengerti apa yang dia katakan sekarang karena betapa pendiamnya dia, jadi aku secara tidak sengaja mengeluarkan jawaban yang mencurigakan.
    Oh, itu bukan apa-apa Jadi, dari mana asalmu?
    Kerajaan Abalonia
    Dia terlihat tidak puas dengan jawabanku, tapi jika aku ragu untuk menjawab di sini, itu akan membuatku terlihat mecurigakan, jadi aku menjawabnya dengan jujur.
    Kamu berasal dari tempat yang sangat jauh, ya? Yah... kamu setidaknya tidak terlihat seperti pencuri bagiku. Aku akan membimbingmu ke tempat kepala desa
    Terima kasih
    Ketika aku datang ke sini sembilan tahun yang lalu, aku tidak pernah berkunjung ke rumah kepala desa. Ini melegakan karena seseorang dating untuk membimbing aku berkeliling.
    Tidak ada gunanya meninggalkan orang asing yang berkeliaran di sini sendirian, karena hal itu akan membuat orang-orang di sekitarnya menjadi tidak nyaman. Oleh karena itu ikutlah denganku"
    Gadis itu mengayunkan tangannya ke arahku seolah dia mengatakan " itu bukanlah masalah besar". Lalu, dia berbalik dan mulai berjalan.
    Sambil menunjukan kalau aku orang yang berhati baik, aku pun mulai mengikutinya sambil tetap diam.
    Saat aku mengikuti wanita itu di belakangnya, rumah-rumah desa dengan atap berwarna coklat yang berbaris dekat satu sama lain bisa terlihat di kejauhan. Mungkin di sana, bagian desa yang paling ramai, adalah pusat desa.
    Selain daerah itu, ada lebih sedikit rumah, dan mereka tersebar di sekitar tempat itu.
    Harusnya ada beberapa ratus orang yang tinggal di desa ini jika penduduknya tidak bertambah pesat sejak terakhir aku berada di sini.
    Kami terus berjalan menyusuri jalan tanah dan rumput selama beberapa saat. Lalu, kami bertemu dengan seorang pria yang sedang mendorong gerobak.
    Oya, Aisha, siapakah orang ini?
    Wajar saja, pria yang tidak mengenalku menghentikan kakinya dan bertanya.
    Dia memanggil wanita ini dengan nama, Aisha.
    Saya datang untuk pindah ke desa ini
    Ohh begitu. Itu adalah sesuatu yang tidak biasa kudengar. Aku berharap bisa berteman denganmu!
    Terima kasih, saya juga menantikannya!
    Aku menundukkan kepalaku pada pria yang menunjukkan senyuman ramah.
    Oya oya, kamu orang yang santun
    Pria itu tampak sedikit terkejut, lalu dia menjawab sambil tersenyum cerah.
    Mungkin aku telah terbiasa dengan reaksi ini yang sudah tertanam dalam diriku sejak awal masa petualangan melalui hubungan dengan para senior. Kembali pada masa itu, meskipun aku hanyalah seorang petualang pemula, aku menunjukkan formalitas yang sama dan hormat seperti yang dimiliki seseorang jika mereka ingin menjadi orang magang yang baik.
    ... Dia ingin mendapat izin dari kepala desa untuk pindah
    Aisha-san, tolong, tidak perlu memberitahunya apa yang sedang kita lakukan.
    Dia tampaknya tipe orang yang akan mengatakan semuanya dengan lantang dan jelas.
    Hmm ... Jika dia adalah orangnya, kupikir tidak akan jadi masalah. Baiklah, beritahu aku jika dia disetujui untuk tinggal disini
    Pria itu tampaknya cukup terbiasa dengan tindakan Aisha, dan mulai menarik gerobaknya sambil tersenyum riang.
    Setelah mengalami skenario serupa beberapa kali saat berjalan bersama Aisha, kami telah mencapai bagian tengah desa, di mana banyak rumah berkumpul.
    Aku bisa merasakan tatapan dari pria yang sedang melakukan berbagai jenis pekerjaan rumah tangga, dan para wanita yang sedang mengeringkan cucian. Aku sudah terbiasa dengan ini, sejak saat ini sama seperti saat di guild petualang.
    Hal ini memang sesuatu yang wajar jika kau adalah seorang pendatang baru di sebuah desa atau petualang pemula yang baru memulai petualangan.
    Meski, rasanya lebih enak disini karena berada di sini tidak ada tatapan petualang yang kasar. Namun, dikelilingi oleh mata dari kejauhan memang terasa tidak terasa nyaman.
    Jika aku tidak ditemani oleh Aisha yang membimbingku di sini, pasti akan jauh lebih buruk lagi.
    Aku ingin cepat bisa sampai ke titik di mana aku benar-benar bisa mengabaikan semua orang.
    Mari kita lihat pemandangan di sekitar untuk saat ini.
    Dibandingkan dengan sembilan tahun yang lalu, jumlah bunga yang ditanam sepertinya telah meningkat, dan desa ini terasa lebih mewah dari sebelumnya.
    Ada bunga dalam warna yang cerah seperti merah dan kuning, begitu juga dengan warna yang dingin, seperti biru dan ungu.
    Aku tidak merasakan apa-apa selain sukacita saat melihat rumah-rumah itu.
    Salah satu rumah sepertinya menggunakan warna yang berbeda untuk menampilkan gradasi yang menarik.
    Bagaimana kau menanamnya agar bisa seperti itu?
    Bunga-bunga di Nordende memang sangat indah.
    Meski pun bunga tidak bisa dimakan, aku tetap akan meluangkan waktu untuk merawatnya dengan hati-hati di rumahku sendiri.
    Desa ini selalu begitu indah saat bunga mekar
    Selalu? Apakah kamu pernah di sini sebelumnya
    Aisha, yang sedang berjalan di depanku, menengok ke belakang dan bertanya sebagai tanggapan setelah aku bergumam ketika memeriksa beberapa bunga dari rumah penduduk desa.
    Aku pernah sekali kesini, itu merupakan sembilan tahun yang lalu
    Sembilan tahun yang lalu ?!
    Aisyah berteriak dengan suara yang sedikit nyaring setelah mendengar apa yang kukatakan.
    Bagi seorang gadis yang sepertinya selalu menjaga ketenangannya, cukup mengejutkan melihatnya seperti itu.
    Ya, tapi benarkah itu begitu mengejutkan?
    Tidak, itu bukan apa-apa. Maaf tentang hal itu
    Untuk pertanyaanku, Aisha memberi jawaban dengan nada rendah karena mengungkit hal tersebut.
    Tidak, tunggu, bahkan jika kau mengatakan itu bukan apa-apa, kau benar-benar ingin tahu tentang hal ini kan... Apakah aku telah melakukan sesuatu saat berada di sini sembilan tahun yang lalu? aku tidak bisa mengingatnya dengan baik.
    Di sini. Rumah kepala desa
    Aku ingin bertanya pada Aisha lagi apa sebenarna yang dia kagetkan, tapi sepertinya kita sudah sampai di tempat kepala desa.
    Ini adalah rumah yang dibangun sedikit lebih besar dari bangunan yang berada di pusat desa. Di antara bangunan tersebut, ada juga yang terlihat seperti jenis gudang yang digunakan untuk menyimpan makanan.
    Rumput hijau subur tumbuh di sekitar area sekitar rumah. Sepertinya akan sangat nyaman berbaring di atas rumput tersebut.
    Di sini, ya ...
    Kalau begitu, cepatlah dan masuk
    Dengan begitu aku mulai mempersiapkan diri untuk masuk ... * tok * * tok *, Aisha sudah mulai mengetuk pintu.
    ... Hmm apa yang terjadi? Kenapa aku merasa gugup meskipun aku tidak bertemu dengan orang yang memiliki status social yang tinggi? Apakah karena ada kemungkinan aku tidak bisa tinggal di sini jika kepala desa mengatakan “tidak”? Aku merasa aku bahkan tidak merasa gugup saat melawan monster.
    Tidak lama kemudian, aku mendengar suara wanita keluar dari balik pintu dan menjawab "Haii".
    Ah, silakan masuk
    Setelah mendengar jawaban itu, Aisha membuka pintu tanpa kekhawatiran dan memasuki rumah tersebut. Apa tidak masalah tidak menunggu orang yang berada di dalam untuk membuka pintunya sendiri?
    Cepatlah  masuk
    Setelah Aisyah berkata begitu, aku masuk bersama dia saat sedang ragu-ragu.
    Ara, aku tahu itu. Aisha-chan
    Orang yang menyambut kami adalah wanita cantik dengan rambut berwarna pirang bergelombang dengan mata yang berwarna jade*.
    TL Note : jade disini merupakan warna mata yang berwarna agak kehijauan
    Kupikir orang ini pasti sudah cukup tua, tapi dia terlihat seperti istri yang berhasil menjaga wajah cantik yang tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan.
    ... Aku rasa aku pernah melihatnya di suatu tempat sebelumnya. Apakah itu hanya imajinasiku?
    Fiona-san, bukankah aku cukup tua untuk dipanggil "-chan " lagi saat mengatakan namaku?
    Aku telah memperhatikanmu bermain seperti anak perempuanku sendiri sejak kau masih kecil, jadi kau tahu Aisha-chan akan selalu menjadi anak-ku di hati ini
    Wanita itu menepiskan protes Aisha sambil tersenyum.
    Aisha sepertinya tidak bisa memprotesnya dengan jawaban lain, dan tubuhnya bergerak sedikit seolah dia merasa malu. Rupanya, untuk orang yang tegas seperti Aisha, Fiona adalah lawan yang tidak cocok baginya.
    Jadi, kau membawa tamu yang belum pernah aku lihat sebelumnya, ya? Apakah kamu akan mengenalkanku pada pacarmu?
    Wanita itu dengan tenang melihat ke arahku dengan mata yang berwarna jade.
    Memiliki Aisha sebagai pacarku sebenarnya merupakan bukan ide yang buruk, tapi dia terlihat seperti seseorang yang akan menahan pria di bawah jempolnya.
    Bukan begitu. Dia datang dari kerajaan Abalonia, ingin pindah ke desa ini.
    Oh ara..datang dari tempat yang jauh. Ayo masuk dan bicaralah dengan suamiku, dia merupakan kepala desa disini
    Baiklah (Aisha) (dalam bahasa jepangnya di bilang *Haaiiii)
    Alih-alih terlihat seperti pacarku, dia lebih terlihat seperti seseorang yang tinggal di rumah ini. Agar bisa berbicara dengan kepala desa, kami pun dipandu ke sebuah ruangan di dalam rumah oleh istri kepala desa.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    TULIS KOMENTAR