
Momonga duduk di kursi
dan melihat cermin di depannya. Sekitar 1 meter lebarnya dan tidak memantulkan
wajah Momonga, tapi sebuah padang rumput. Cermin itu layaknya sebuah televisi,
menunjukkan gambar dari dataran jauh.
Rumput di dataran
tersebut bergoyang, menunjukkan itu bukan hanya gambar diam.
Waktupun berlalu,
matahari terbit dengan pelan, cahayanya menyapu kegelapan yang menyelimuti
dataran. Pemandangan yang indah ini layak untuk dijadikan puisi, sangat berbeda
dari lokasi Nazarick sebelumnya, dunia terpencil Helheim.
Momonga meraih cermin
tersebut dan mengusapkan tangannya ke kanan. Gambar di dalam cermin berubah.
Ini adalah Cermin
untuk melihat pemandangan jauh.
Ini adalah item magic
yang digunakan untuk menunjukkan gambar dari daerah tertentu. Sangat berguna
bagi pemain yang ingin PK (Player Killing) atau PK membunuh PKK (Player Killing
Killer). Namun, magic level rendah yang bisa menahan mantra untuk mengumpulkan
informasi bisa menyembunyikan orang dari matanya. Ditambah lagi, sangat mudah bagi
penggunanya untuk di serang balik oleh barrier tipe serang, jadi ini adalah
item rata-rata pada umumnya.
Namun, untuk keadaan
saat ini, sebuah item yang bisa menunjukkan dunia luar adalah item yang sangat
berguna.
Momonga menikmati
kualitas seperti film dari rumput di dalam cermin ketika gambarnya berubah.
"Kelihatannya aku
bisa menggerakkan gambarnya dengan lambaian tangan. Dengan begitu, aku tidak
akan melihat tempat yang sama."
Pemandangan dan sudut
pandang yang terlihat di cermin yang melayang pun berubah. Meskipun dia
melakukan beberapa kesalahan tadi, Momonga terus merubah isyarat tangannya
untuk merubah pemandangan di dalam cermin, berharap dia bisa menemukan
seseorang. Namun, sampai sekarang, dia tidak menemukan siapapun -- contohnya, manusia.
Dia mengulangi isyarat
sederhana yang sama lagi dan lagi, tapi seluruh gambar yang dia dapatkan juga
sama: dataran. Momonga mulai bosan, jadi dia menoleh ke arah orang lain di
ruangan itu.
"Ada apa,
Momonga-sama? Saya siap menerima perintah anda."
"Tidak, bukan
apa-apa, Sebas."
Sebas adalah orang
lain yang ada di ruangan itu. Dia mungkin tersenyum, tapi ucapannya terlihat
memiliki makna lain. Meskipun Sebas sangat loyal sekali pada Momonga, dia
pernah keberatan atas pelesiran Momonga ke permukaan tanpa pengikutnya yang
ikut serta.
Memang benar, setelah
Momonga kembali dari permukaan, Sebas menegur dan menasehatinya.
Momonga berkata dalam
hati.
"Apa yang harus
kulakukan padanya..."
Bersama Sebas membuat
Momonga teringat teman guildnya Touch Me. Lagipula, Touch Me-san adalah orang
yang mendesain Sebas.
Tetap saja, dia tidak
membuatnya persis dengan Touch Me. Bahkan cara Sebas marah mengingatkan
padanya.
Seteleh menggerutu di
dalam hati, Momonga kembali melihat cerminnya.
Momonga berencana
untuk mengajari Demiurge pelajaran yang sulit tentang bagaimana mengontrol
mirror magic. Inilah yang dikatakan Momonga kepada Demiurge tentang jaringan
keamanan lain.
Meskipun terlihat
lebih sederhana untuk menyerahkan tugas tersebut kepada bawahannya, Momonga
ingin mengerjakan tugas ini sendiri. Sebenarnya dia ingin menggunakan sikap
bahwa dia-juga-bisa-kerja untuk menginspirasikan dan memperoleh respek dari
bawahannya. Oleh karena itu, dia tidak boleh terlihat menyerah di tengah jalan.
Tetap saja, mengapa dia tidak bisa memindahkan ke titik yang lebih tinggi? Jika
saja ada petunjuknya... Dengan berpikir demikian, Momonga melakukan pekerjaan
yang melelahkan tentang bagaimana mengendalikan cermin-cermin itu dengan malas,
berkali-kali mengulangi percobaan dan kesalahan.
Dia tidak tahu sudah
berapa lama.
Mungkin hanya
sebentara, tapi sejauh ini pekerjaannya tidak membuahkan hasil, dan akhirnya
dia merasa ini semua membuang waktu.
Momonga dengan santai
melambaikan tangannya dengan ekspresi datar, tiba-tiba matanya melebar.
"Oh!"
Terkejut, bahagia,
bangga, reaksi Momonga adalah semua itu. Pada akhirnya, dia merubah
isyarat tangannya dan layar tiba-tiba berubah seperti yang dia inginkan. Ini
adalah tangisan kegembiraan yang bisa terlihat pada seorang programmer yang
bekerja lembur selama delapan jam.
Sorak dan tepukan
tangan menyambutnya. Asal suara itu adalah Sebas.
"Selamat,
Momonga-sama. Pelayan anda Sebas sangat kagum pada kecakapan anda!"
Berhasil, ini adalah
buah dari salah dan mencoba yang berulang kali, jadi kamu tidak perlu merespon
sejauh itu. Momonga berpikir demikian, tapi ketika dia melihat Sebas yang terlihat
sangat gembira, dia memutuskan untuk menerima dengan rendah hati pujian dari
kepala pelayannya.
"Terima kasih,
Sebas. Meskipun aku harus minta maaf karena sudah membuatmu menemaniku
lama."
"Anda bilang apa?
Dengan setia berada di samping Momonga-sama dan mematuhi perintah anda adalah
alasan bagi keberadaan seorang kepala pelayan. Anda tak perlu berterima kasih
atau meminta maaf kepada saya... walaupun, memang benar proses ini membutuhkan
waktu yang cukup lama. Momonga-sama, apakah anda ingin beristirahat
sejenak?"
"Tak perlu.
Undead sepertiku tidak terpengaruh oleh status negatif semacam lelah. Jika kamu
lelah, kamu boleh pergi dan istirahat."
"Terima kasih
atas kebaikan anda, tapi tidak terpikir bagi saya jika seorang kepala pelayan
beristirahat sementara tuannya sedang bekerja. Dengan bantuan item, saya juga
tidak terpengaruh oleh lelah. Perkenankan saya untuk tetap di sisi anda hingga
akhir."
Momonga menyadari satu
hal dari percakapannya dengan para NPC; salah satunya, mereka dengan santai
menggunakan istilah game dalam ucapannya. Sebagai contoh, skill, job class,
item, level, status negatif, dan lain sebagainya. Jika dia bisa menggunakan
istilah dalam game ketika berbira dengan mereka dengan cara yang tidak ironis,
akan lebih mudah dalam memberi mereka perintah.
Setelah menyetujui
permintaan Sebas, dia melanjutkan belajar cara mengendalikan cermin. Akhirnya
dia menemukan sebuah metode untuk merubah ketinggian dari sudut pandang.
Momonga tersenyum
puas, dan mulai mencari area yang berpenduduk.
Akhirnya, sebuah
gambar seperti sebuah desa muncul di cermin.
Letaknya sekitar
sepuluh kilometer dari selatan Nazarick. Ada hutan di dekatnya, dan ladang
gandum yang mengelilingi kota. Terlihat seperti desa pertanian yang sederhana.
Dari apa yang terlihat, desa tersebut tidak terlalu maju.
Ketika Momonga
membesarkan tampilan desa itu, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"... Apakah
mereka sedang mengadakan festival?"
Orang-orang berlarian
masuk dan keluar rumah di pagi ini. Mereka terlihat panik.
"Tidak, saya rasa
itu bukan festival."
Suara yang keras
muncul dari Sebas, yang melihat tampilan itu dengan tajam di samping Momonga..
Terlihat ada perasaan
jijik yang terpendam dalam kalimatnya. Ketika Momonga membesarkan gambarnya,
dia mengernyitkan dahi.
Banyak Knight
berpakaian lengkap mengayunkan pedangnya yang panjang ke arah penduduk, yang
berpakaian lusuh.
Ini adalah pembantaian.
Seorang penduduk desa
jatuh karena ayunan pedang knight. Penduduk tersebut tidak dapat melawan
mereka, dan hanya bisa berlarian. Para Knight itu mengejar dan membunuh
penduduk yang berlarian. Ada kuda yang sedang makan gandum di ladang. Kuda-kuda
itu pasti milik knight-knight tersebut.
"Cheh!"
Momonga mengejek,
bermaksud merubah gambar. Desa ini tidak lagi mempunyai nilai baginya. Jika dia
bisa mendapatkan informasi lebih dari itu, mungkn dia mempunyai alasan untuk
menyelamatkan mereka. Tapi saat ini, tidak ada alasan untuk menyelamatkan desa
ini.
Dia seharusnya
membuang mereka.
Momonga kaget
bagaimana dia bisa membuat keputusan tak berperasaan itu. Pembantaian keji
terjadi di depan matanya, tapi yang hanya bisa dia pikirkan adalah apa untungnya
bagi Nazarick. Tak ada belas kasihan, marah atau khawatir, emosi yang dimiliki
oleh manusia biasa pada umumnya.
Rasanya seperti
melihat pertunjukan Televisi tentang binatang dan serangga, dimana yang kuat
memakan yang lemah.
Jangan-jangan sebagai
seorang undead, dia tidak lagi bisa disebut sebagai bagian dari manusia
umumnya?.
Tidak, bagaimana bisa
begitu?
Momonga berusaha
menemukan alasan untuk membenarkan pemikirannya.
Dia bukanlah seorang
pembela keadilan.
Dia memiliki level
100, tapi seperti yang dia katakan pada Mare, penduduk dunia ini mungkin juga
berlevel 100. Oleh karena itu, dia tidak bisa bertingkah sembarangan di dunia
yang tidak diketahui ini. Meskipun terlihat bahwa knight tersebut melakukan pembantaian
satu sisi kepada penduduk desa, pasti ada alasan lain disini yang tidak dia
diketahui. Alasan seperti "penyakit", "hukuman",
"memberi contoh", dan lainnya yang terus bermunculan di otaknya. Dan
jika dia bisa mengalahkan knight itu, dia mungkin akan mendapatkan kemarahan
dari negara asalnya.
Momonga mengangkat
tangannya yang tinggal tulang dan mengusap tengkoraknya sambil berpikir.
Jangan-jangan setelah menjadi Undead, sesuatu yang berpengaruh ke otak menjadi
kebal terhadap dirinya, dia menjadi terbiasa dengan pemandangan seperti ini?
Tentu tidak.
Dia melambaikan
tangannya lagi, menunjukkan pemandangan dari bagian lagi dari desa itu.
Kelihatan ada dua
orang knight yang mencoba menghabisi penduduk desa yang sedang berusaha
melawannya. Si pria menarik diri, lengannya tertahan, dan dia tidak bisa
bergerak dari tempatnya berdiri. Di depan mata Momonga, orang tersebut ditusuk
dengan pedang. Mata pedang itu masuk ke dalam tubuhnya dan keluar dari sisi
lain. Itu adalah luka yang fatal, tapi pedang panjang itu tidak berhenti. Satu,
dua, tiga kali tusukan -- Knight itu terlihat seperti menyalurkan amarahnya
kepada penduduk desa.
Pada akhirnya,
penduduk desa itu ditendang oleh knight dan tersungkur ke tanah dan memuntahkan
darah ke udara.
--Penduduk desa itu
melihat lurus ke arah Momonga, Bukan, ini mungkin hanya kebetulan.
Ini pasti kebetulan.
Tidak mungkin
seseorang bisa mendeteksi cermin ini selain dari mantra anti lawannya.
Darah berbusa keluar
dari mulut penduduk desa saat dia membuka mulutnya. Matanya terlihat tidak
fokus, dan Momonga tidak tahu kemana arah pandangannya. Namun begitu, dengan
apa yang kelihatannya adalah nafas terakhir, dia mengucapkan kata terakhir:
--Tolong selamatkan
putriku--
"Apa yang ingin
anda lakukan?"
Sebas terlihat
menunggu saat untuk berbicara.
Hanya ada satu
jawaban. Momonga membelas dengan dingin:
"Tidak ada. Tak
ada alasan, nilai atau keuntungan menyelamatkan mereka."
"Saya
mengerti."
Momonga dengan santai
melihat ke arah Sebas -- sebuah bayangan teman satu guildnya.
"Ini... Touch
Me-san..."
Lalu, Momonga teringat
sesuatu.
--Menyelamatkan
seseorang ada hal yang lumra.
Ketika Momonga memulai
perjalanannya di Yggdrasil, memburu karakter heteromorphic adalah kebiasaan
umum, dan Momonga, yang memilih ras heteromorphic, telah di PK berkali-kali.
ketika dia akan meninggalkan Yggdrasil, kalimat itu, diucapkan oleh pria itu,
yang menyelamatkannya.
Jika bukan karena
kalimat tersebut, Momonga tidak akan ada disini.
Momonga menghela nafas
dengan lembut, lalu tersenyum. Sekarang dia malah teringat kenangan tersebut,
dia tidak punya pilihan selain menyelamatkan mereka.
"Aku akan
membayar hutangku.. disamping itu, cepat atau lambat, aku harus menguji
kekuatan bertempurku di dunia ini."
Setelah berkata
demikian kepada temannya yang tidak ada disana, Momonga melebarkan tampilan
desa itu hingga dia melihat semuanya. Setelah itu, dia mencoba untuk memilih
penduduk yang sedang menyelamatkan diri.
"Sebas,
tingkatkan keamanan Nazarick hingga level maksimum. Aku akan pergi dulu, dan
kamu bilang pada Albedo, yang berada di sebelah, untuk mengikutiku setelah
mengenakan seluruh perlengkapan bertarungnya. Namun, aku melarang dia membawa
'Ginnungagap'. Setelah itu, persiapkan unit pendukung. Sesuatu mungkin akan
terjadi yang membuatku harus mundur. Namun unit yang dikiim ke desa tersebut
harus memiliki kemampuan stealth (siluman) atau memiliki kemampuan tidak
terlihat."
"Saya mengerti,
tapi saya mohon tugas melindungi anda diberikan kepada saya."
"Lalu siapa yang
akan menyampaikan perintahku? Knight-knight ini sedang menghabisi desa
tersebut, yang itu artinya mungkin saja ada knight di dekat Nazarick yang
mungkin saja menyerang kita. Oleh karena itu, kamu harus tetap disini."
Gamba itu berubah, dan
sekarang menunjukkan seorang gadis yang melayangkan pukulannya ke arah knight.
Si gadis membawa gadis yang lebih muda saat kabur. Mungkin mereka saudara.
Momonga langsung membuka inventory miliknya dan mengambil tongkat Ainz Ooal Gown.
Saat si gadis berenana
untuk kabur, dia ditebas dari belakang. Karena waktu sudah mepet, Momonga
langsung mengucapkan mantra
"[Gate]"
Tidak mempunyai batas
jarak dan 0% kesalahan dalam lokasi tujuan.
Mantra yang diucapkan
Momonga adalah yang paling akurat dan ampuh di Yggdrasil.
Pemandangan di
depannya berubah dengan sekejap.
Fakta bahwa lawannya
tidak menggunakan mantra untuk menghalangi teleportasi membuat Momonga lega.
Jika dia ditolak dalam menyelamatkan mereka, namun dikepung pada akhirnya, akan
sangat buruk hasilnya.
Pemandangan di depan
mata sama dengan apa yang kita lihat sebelumnya.
Dua orang gadis yang
ketakutan didepannya.
Yang satu terlihat
seperti kakak dengan rambut pirang dikepang hingga dada. Kulitnya kecoklatan
karena bekerja di bawah terik matahari, sekarang berubah menjadi pucat
ketakutan, dan matanya yang gelap dibasahi oleh air mata.
Si adik -- seorang
gadis yang lebih muda -- membenamkan wajahnya di pinggang kakaknya, gemetar
ketakutan.
Momonga menatap dingin
pada knight yang berdiri di belakang dua gadis itu.
Mungkin dia kaget oleh
kemunculan Momonga yang tiba-tiba, tapi dia hanya menatap Momonga, lupa
mengayunkan pedang yang dipegangnya.
Momonga tumbuh tanpa
tahu kekerasa dalam hidupnya. Dia tidak terpikir bahwa dunia yang saat ini
ditempatinya adalah sebuah simulasi, tapi kenyataannya, dia tidak merasakan
sedikitpun rasa takut pada knight di hadapannya yang sedang memegang pedang.
Ketenangan ini bisa
membuat dia mengeluarkan keputusan yang dingin dan kejam.
Momonga mengarahkan
tangannya yang kosong ke depan dan mengucapkan mantra.
"[Grasp
Heart]"
Mantra ini akan
meremukkan jantung musuh, dan diantara mantra-mantra tingkat kesepuluh, ini
adalah mantra yang bisa mendatangkan kematian langsung dari tingkat sembilan.
Banyak mantra Necromantic yang dikuasai Momonga mempunyai efek kematian
langsung (instant death), dan ini adalah salah satunya.
Momongan memili mantra
ini sebagai pembuka karena meskipun ditahan, mantra ini akan membuat musuhnya
kaku.
Jika mantranya
ditahan, rencananya adalah menangkap dua gadis itu dan kembali ke [Gate] yang
masih terbuka. Dia sudah merencanakan rute mundurnya karena dia tidak yakin
bagaimana kemampuannya musuhnya.
Namun, kelihatannya
persiapan itu tidak perlu.
Perasaan seperti
sesuatu yang lunak remuk di jari Momonga menyebar ke lengannya, dan knight itu
langsung jatuh tersungkur diam ke tanah.
Momonga melihat ke
arah knight yang terjatuh.
Dia merasa bahwa
membunuh seseorang tidak memperlihatkan emosi apapun darinya...
Tidak ada rasa
bersalah, takut atau bingung dalam hatinya, seperti danau yang tenang. Mengapa
begitu?
"Ternyata
begitu... jadi bukan hanya tubuhku, tapi pikiranku juga sudah bukan
manusia."
Momonga mengambil
beberapa langkah ke depan.
Si kakak kebingungan
ketika Momonga berjalan melewatinya, mungkin ketakutan karena knight yang
tiba-tiba roboh dan tak bernyawa.
Momonga jelas datang
untuk menolongnya. Namun, si gadis terlihat kebingungan dengan kemunculan
Momonga yang tiba-tiba dan tingkahnya. Apa yang sedang dia pikirkan?
Meskipun Momonga ragu,
dia tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan mereka. Setelah memastikan luka di
punggung si kakak menembus hingga bajunya yang lusuh, Momonga maju dan
membelakangi mereka, dan menatap tajam ke arah knight yang baru saja muncul
dari rumah terdekat.
Knight itu juga
melihat Momonga, dan mundur karena ketakutan.
"...Jadi, kamu
berani mengejar wanita, tapi tidak dengan lawan yang kuat?"
Sambil memandang
knight yang sedang gemetar, dia sedang memikirkan mantra apa yang akan dia
gunakan selanjutnya.
Mantra pembukaan
Momonga adalah salah satu yang sangat dia sukai, 'Grasp Heart'. Magic semacam
ini adalah spesialisasi dari Momonga. Momonga telah menggunakan skill miliknya
untuk meningkatkan kemungkinan dari instant death, dan peningkatan kemampuan
necromancy miliknya membuat efektivitas dari 'Grasp Heart' turut meningkat. Namun,
itu artinya dia tidak bisa mengukur seberapa besar kekuatan dai knight itu.
Oleh karena itu, dia
seharusnya menggunakan mantra lain untuk melawan knight ini, sesuatu yang tidak
langsung membunuhnya. Dengan begitu, dia bisa mengukur kekuatan dari dunia ini
dan memastikan kekuatannya sendiri.
"..Karena aku
sudah berada disini, aku akan membuat beberapa percobaan. Dan kalian yang akan
menjadi kelinci percobaannya."
Mantra Necromancy yang
dimiliki Momonga membuatnya besar, tapi mantra serangan sederhana yang dia
gunakan sangat tidak memberikan efek yang begitu meyakinkan. Ditambah, karena
armor logam dari knight yang lemah terhadap efek listrik, di Yggdrasil,
kebanyakan orang akan menguatkan armor besi miliki mereka dengan magic untuk
menahan listrik. Namun, Momonga sengaja memilih menyerang lawannya dengan
mentra listrik untuk melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkannya.
Karena tujuannya
bukanlah untuk membunuh lawannya, tidak perlu meningkatkan efeknya dengan
skill.
"[Dragon
Lightning]"
Sebuah Petir berbentuk
naga berwarna putih dan mengandung listrik mengeluarkan suara gemercik di
sekitar lengan dan bahu Momonga. Kilatan itu menyala terang dan langsung
melonjak ke arah knight yang ditunjuk Momonga.
Tidak mungkin
menghindari atau bertahan terhadap serangan tersebut.
Knight yang terkena
sengatan oleh petir berbentuk naga tersebut bersinar dengan terang dalam
sekejap. Walaupun seperti menghina, itu adalah pemandangan yang indah.
Cahaya di matanya
meredup, dan knight tersebut jatuh tersungkur ke tanah seperti boneka yang
terputus talinya. Tubuh di dalam armor itu pun hitam legam dan gosong dan
mengeluarkan bau tak sedap.
Momonga berencana
menggunakan mantra lain untuk mengikutinya, tapi dia merasa bodoh ketika dia
bercermin pada kelemahan knight tersebut.
"Lemah sekali...
Dia benar-benar tewas hanya dari itu..."
Bagi Momonga, mantra
level 5 'Dragon Lightning' adalah mantra lemah. Ketika berburu pemain level
100, Momonga biasanya menggunakan mantra tingkat 8 atau yang lebih tinggi.
Magic tingkat 5 hampir tak pernah ia gunakan.
Sekarang ketika dia
sudah tahu bahwa knight cukup lemah untuk dihabisi dengan magic tingkat 5,
Ketegangan pada Momonga sirna dalam sekejap. Tentu saja, itu bisa dikarenakan
dua orang knight ini memang lemah diantara kelompoknya, tapi tetap saja, itu
adalah rasa lega yang luar biasa. Tapi, Rencana untuk mundur dengan magic tidak
berubah.
Knight ini mungkin
hanya fokus dengan serangan, di Yggdrasil, serangan ke arah leher akan
terhitung sebagai serangan kritikal dan akan memberi luka lebih, tapi di dunia
nyata, mungkin bisa fatal akibatnya.
Daripada bersantai,
Momonga meningkatkan pertahanannya. Sungguh bodoh jika mati karena dia bersikap
kurang hati-hati. Selanjutnya, dia akan melanjutkan mencoba kekuatannya.
Momonga mengaktifkan
salah satu skill nya.
"[Membuat Undead
tingkat menengah, Death Knight]"
Ini adalah salah satu
skill Momonga, yang akan membuat bermacam-macam undead. Death Knight yang dibuat
adalah monster undead favorit Momonga, yang mana biasa dia gunakan sebagai
perisai daging.
Sekitar level 35,
meskipun kekuatan serangannya hanya bisa disejajarkan dengan monster level 25,
kekuatan pertahanannya sangat bagus, setara dengan monster level 40. Tapi
monster-monser di level tersebut tidak berguna bagi Momonga.
Namun, Death Knight
mempunyai dua skill penting.
Salah satunya adalah
kemampuannya untuk menarik semua serangan musuh. Yang lain adalah ketika mereka
dihidupkan, mereka bisa selamat dari serangan apapun walaupun HP nya tinggal 1.
Momonga menyukai Death Knight untuk digunakan sebagai perisai karena dua skill
ini.
Saat ini, dia juga
bermaksud menggunakan mereka sebagai perisai.
Di Yggdrasil, ketika
dia menggunakan skill untuk menciptakan undead, mereka akan muncul dari langit
di sekitar pemanggilnya. Namun, di dunia ini agak berbeda.
Sebuah awan kabut
hitam muncul. Awan tersebut menuju langsung ke arah tubuh knight yang jantungnya
hancur dan menyelimutinya.
Kabut tersebut
tiba-tiba terangkat, dan bergabung dengan tubuh knight itu. Setelah itu, knight
tersebut bergetar seblum pelan-pelan bangun dan berdiri seperti zombie.
"Eeeeek!"
Momonga mendengar
lengkingan dari dua gadis di belakangnya, tapi dia tidak punya waktu
mengkhawatirkan mereka. Lagipula, dia juga cukup terkejut dengan penampilan di
depan matanya.
Dengan suara seperti
basah dan menetes, beberapa tetesan hitam seperti nanah keluar dari sela-sela
helm knight itu. Pasti keluarnya dari mulut knight.
Cairan hitam yang
keluar tanpa henti, hingga menutupi seluruh tubuh knight. Terlihat seperti
manusia yang diselimuti oleh lendir. Benar-benar tertutup oleh cairan hitam,
tubuh knight itu mulai memutar dan berubah.
Setelah beberapa
detik, cairan hitam yang jatuh dari tubuhnya sekarang adalah Death Knight.
Dengan tinggi sekitar
2.3 meter, dan tubuhnya terlihat agak besar. Tidak lagi mirip manusia, tetapi
binatang liar.
Dia tangan kirinya dia
memegang perisai besar yang menutupi sekitar tiga perempat tubuhnya -- perisai
tower, dan di tangan kanannya dia memegang flamberge dengan mata pisau yang
berkelok-kelok. Senjata dengan panjang 130 cm ini dimaksudkan untuk dipegang
dengan kedua tangan, tapi Death Knight yang besar bisa dengan mudah memegangnya
dengan satu tangan. Sebuah aura berwarna merah kehitaman yang mengerikan
menutupi mata pedang flamberge, yang berdenyut seperti jantung.
Tubuhnya yang besar
ditutupi oleh armor logam penuh yang terbuat dari armor hitam, dan dipenuhi
hiasan merah yang menyerupai pembuluh darah. Armor itu juga ditutupi oleh
duri-duri pada setiap permukaannya, dan terlihat seperti bentuk dari kebrutalan
manusia. Tanduk siluman muncul dari kepalanya, dan bisa dilihat wajahnya yang
membusuk di bawahnya. Dua point cahaya kejam dan penuh kebencian bersinar di
celah mata dari wajahnya yang mengerikan.
Dengan jubah hitam
yang sudah compang-camping melambai tertiup angin, Death Knight menunggu
perintah Momonga. Dilihat dari penampilannya memang cocok dinamakan dengan
'Death Knight'.
Sama seperti Primal
Fire Elementar dan Moonlight Wolves yang dia panggil, Momonga menggunakan
ikatan mental dengan monster panggilannya dan menunjuk mayat dari knight yang
terkena 'Dragon Lightning'.
"Habisi semua knight
yang menyerang desa ini."
"OOOOOOOAAAAAAHHHHHH!"
Death Knight itu berteriak.
Sangat keras sehingga
suaranya menggetarkan uadara, dan dipenuhi rasa haus darah yang membuat semua
yang mendengarnya pecah merinding.
Death Knight itu
berlari, secepat kilat. Caranya maju tanpa ragu seperti anjing pemburu yang
mencium mangsanya. Kebencin Undead terhadap makhluk hidup membuatnya sensitif
untuk mangsa yang akan dibantai.
Sementara bayangan
Death Knight semakin menjauh, Momonga sangat menyadari perbedaan antara dunia
baru ini dan Yggdrasil.
Dan itu adalah tentang
"kebebasannya".
Pada dasarnya, Death
Knight seharusnya tetap bersama di sisi Summoner (pemanggil)nya untuk menunggu
perintah dan menyerang musuh apapun yang mendekat. Namun, yang ini justru
mengabaikan perintah tersebut dan meluncur serta menyerang sendiri. Perbedaan
ini mungkin berakibat fatal dalam situasi yang tidak diketahui seperti
sekarang.
Kehilangan kata-kata,
Momonga menggaruk kepala dan menghela nafas.
"Dia kabur...
tidak mengira perisai akan mengabaikan orang yang seharusnya dia lindungi. Dan
lagi, aku juga yang memberinya perintah seperti itu."
Momonga menyalahkan
dirinya sendiri karena salah perhitungan.
Meskipun dia bisa
membuat beberapa Death Knight lagi, sebaiknya dia menyimpan penggunaan
'abilities' nya yang terbatas sementara dia tidak yakin terhadap musuh dan
situasinya. Tetap saja, Momonga adalah mage di garis belakang. Tanpa garis
depan yang ikut campur tangan untuknya, dia sama saja seperti telanjang.
Oleh karena itu, dia
harus menciptakan pelindung lain. Kali ini, dia akan mencoba membuat satu lagi
yang tanpa mayat.
Baru saja memikirkan
itu, sebuah bentuk manusia datang melewati Gate yang masih terbuka. Di saat
yang bersamaan, durasi Gate pun berakhir, dan pelan-pelang menghilang.
Seseorang yang dibalut
oleh armor plate hitam penuh sekuju tubuh berdiri di depan Momonga.
Baju armor itu
terlihat seperti demon. Ditutupi oleh duri dan tidak memperlihatkan sedikitpun
celah tubuh yang terlihat. Sarung tangan cakarnya memegang perisai berbentuk
layang-layang berwarna hitam di satu tangan dan bardiche (kapak dengan mata
pisau panjang melewati porosnya) yang memancarkan sinar hijau menyakitkan di
tangan lainnya. Jubah berwarn merah darah tertiup angin, sementara sepasang
benda dibawahnya juga berwarna merah seperti darah segar.
"persiapannya
memakan sedikit waktu. Saya mohon maaf atas keterlambatan saya," suara
Albedo yang merdu keluar dari celah helmet.
Level Albedo adalah
kelas Dark Knight dengan fokus pertahanan. Hasilnya, diantara 3 petarung
berlevel 100 di Nazarick -- Sebas, Cocytus dan Albedo -- Albedo memiliki
kemampuan pertahanan yang paling besar.
Dengan kata lain, dia
adalah perisai terkuat di Nazarick.
"Tidak, tidak
apa-apa. Kamu datang di saat yang tepat."
"Terima kasih.
Kalau begitu.. bagaimana kita menghabisi makhluk hidup rendahan ini? Jika
Momonga-sama tidak ingin mengotori tangan dengan darah, saya dengan senang hati
akan menghabisi mereka."
"..Sebenarnya apa
yang dikatakan Sebas padamu?"
Albedo tidak menjawab.
"Ternyata begitu,
kamu tidak memperhatikan... maksudku adalah menyelamatkan desa ini. Musuh kita
adalah knight yang memakai armor, seperti mayat yang ada disana."
Momonga melihat Albedo
mengangguk mengerti, dan mengalihkan matanya ke tempat lain.
"Kalau
begitu.."
Dua orang gadis itu
semakin menciut di depan tatapan Momonga, dan mencoba sebaik mungkin
mengecilkan diri sendiri. Mungkin itu karena Death Knight, atau karena mereka
mendengar raungannya, atau karena mereka mendengar ucapan Albedo, tapi tubuh
mereka gemetar tak terkontrol.
Mungkin saja memang
semua itu.
Momonga merasa bahwa
dia seharusnya menunjukkan maksudnya untuk menolong dan mengulurkan tangannya
kepada si kakak, tapi dua gadis itu terlihat salah menerima maksudnya.
Si kakak ketakutan
hingga ngompol, diikuti oleh si adik.
".."
Bau amonia memenuhi
udara sekitar, dan Momonga merasakan kelelahan luar biasa yang tak pernah ada.
Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan Albedo juga tidak bisa membantu,
jadi Momonga memutuskan untuk melanjutkan mencoba menunjukkan maksud baiknya.
"...Kamu
kelihatannya terluka."
Sebagai seorang
pekerja, Momonga sudah lama terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengabaikan
sesuatu.
Momonga, yang
pura-pura tidak tahu, membuka 'inventory' miliknya dan mengambil sebuah tas
kecil dari dalam. Meskipun disebut tas punggung tak terbatas, dia hanya bisa
menyimpan item 500.000 buah.
Pemain Yggdrasil
biasanya meletakkan item yang ingin digunakan langsung ke dalam tas ini, karena
item di dalam tas bisa di tempatkan ke 'hotkey' pada tampilan game.
Setelah mencari dari
beberapa tas ini, dia menemukan sebuah botol kecil yang mengandung potion
berwarna merah.
Itu adalah 'Minor
Healing Potion' (Potion untuk mengobati dengan efek minimum).
Potion ini bisa
mengembalikan 50 HP, dan pemula di Yggdrasil selalu menggunakannya. Namun,
Momonga yang saat ini tidak membutuhkan item ini sama sekali. Itu karena potion
ini hanya menyembuhkan energi positif. Bagi seorang Undead seperti Momonga,
Potion ini malahan seperti racun yang melukai. Namun, tak semua anggota guild
adalah Undead, jadi Momonga menyimpan beberapa item ini untuk berjaga-jaga.
"Minumlah."
"Momonga
menawarkan potion merah itu". Wajah si kakak pucat ketakutan sambil
menjawab:
"Sa, Saya akan
meminumnya! Hanya saja tolong lepaskan adik saya--"
"Kakak!"
Dia memandang adiknya
yang menangis mencoba menghentikannya, sementar si kakak meminta maaf pada
adiknya dan mengambil potion itu. Reaksi mereka membuat Momonga bingung.
Lagipula, dia tela
menyelamatkan mereka dalam keadaan yang sempit, dan bahkan dia sudah menawarkan
potion kepada mereka. Mengapa mereka bersikap seperti ini di depannya? Ada apa?
Mereka tidak percaya
sama sekali padaku. Meskipun aku ingin biarkan mereka atas takdirnya sendiri
pertama, akhirnya aku menjadi penyelamat mereka pada akhirnya. Mereka
seharusnya menangis dan memelukku karena berterima kasih. Bukankah itu adalah
hal yang wajar dalam manga dan film? Tapi ini sama sekali kebalikannya.
Apa yang salah?
Jangan-jangan 'diterima langsung' hanya milik mereka yang cantik dan tampan?
Sementara ekspresi
kebingungan terjadi di wajah Momonga yang tak ada daging itu, suara manis pun
muncul:
"...Momonga-sama
menawarkan pada kalian sebuah potion untuk menyembuhkan karena kebaikan
hatinya, tapi kalian berani menolaknya.. dasar makhluk rendahan memang pantas
mati sepuluh ribu kali karena itu."
Albedo mengangkat
senjatanya seperti biasa, bersiap memenggal mereka di tempat itu.
Mengingat sikap mereka
pada Momonga seperti ini meskipun dia sudah mempertaruhkan nyawanya untuk
menyelamatkan mereka, Momonga bisa mengerti perasaan Albedo. Namun, jika dia
membiarkannya membantai mereka, maka tidak ada gunanya dia menyelamat mereka.
"Tunggu, tunggu,
jangan buru-buru. Ada waktu dan tempatnya untuk ini, jadi turunkan
senjatamu."
"..Mengerti,
Momonga-sama," Albedo membalas dengan lembut dan menarik kembali
senjatanya.
Namun, dia masih
memancarkan nafsu membunuh, hingga titik dimana dua orang gadis itu ketakutan.
Perut Momonga yang memang tidak ada mulai kram.
Dengan kata lain, dia
harus segera meninggalkan tempat ini secepat mungkin.
Jika dia terus disini,
siapa yang tahu tragedi lain yang mungkin akan terjadi?
Momonga menawarkan
potion lagi.
"Ini adalah potion
untuk menyembuhkan. Tidak berbahaya. Cepatlah diminum."
Ucapan Momonga yang
lembut, tapi ditopang dengan maksud kuat. Dan juga dibarengi ancaman jika dia
tidak meminumnya, dia akan dibantai.
Mata si kakak melebar
dan menelan habis potion itu. Setelah itu, rasa kaget memenuhi wajahnya.
"Tidak
mungkin..."
Dia menyentuh
punggungnya, lalu menggoyangkan tubuhnya tidak percay dan meraih punggungnya.
"Sakitnya sudah
hilang?"
"Y.. Ya, benar..."
Si Kakak mengangguk
dengan kaku, menandakan tidak sakit lagi.
Kelihatannya luka
kecil padanya bisa dengan mudah disembuhkan oleh potion healing tingkat rendah.
Setelah dia
mendapatkan kepercayaan mereka, Momonga melanjutkan pertanyaannya. Tidak ada
cara lain untuk menanyakannya, dan tergantung jawabannya, mungkin bisa
berakibat pada langkahnya di masa depan.
"Kamu tahu
magic?"
"Ya, ya.
Alchemist yang datang ke desa kami... temanku, tahu bagaimana menggunakan
magic."
"..Begitukah.
Maka ini bisa dengan mudah dijelaskan. Aku adalah seorang Magic Caster."
Momonga lalu
mengucapkan mantranya:
"[Anti-Life
Cocoon]"
"[Wall of
Protection From Arrows]"
Sebuah kubah cahaya,
sekitar 3 meter radiusnya mengelili dua saudari itu. Mantra kedua tidak
terlihat oleh mata telanjang, tapi ada sedikit perubahan pada udara. Pada
mulanya dia berencana menggunakan mantra anti-magic juga, tapi dia tidak tahu
magic macam apa yang ada di dunia ini, jadi dia tidak melakukannya untuk
sementara. Jika musuh memiliki magic caster, maka itu adalah nasib buruk
mereka.
"Aku telah
mengucapkan mantra pertahanan yang mencegah makhluk hidup datang mendekat, dan
juga mantra yang melemahkan efektivitas dari serangan yang ditembakkan
kepadamu. Selama kamu tetap disini, kamu seharusnya aman. Ah, untuk jaga-jaga,
aku akan memberimu ini."
Setelah menjelaskan
dengan tenang efek dari magic yang membuat keduanya bengong, Momonga mengambil
sepasang benda yang terlihat seperti tanduk. Kelihatannya, magic tidak
menghalangi mereka, karena mereka bisa masuk begitu saja melewati kubah yang
dibuat Momonga saat dia melemparkan benda itu kepada dua orang gadis tersebut.
"Ini disebut
'Horns of Goblin General'. Jika kamu meniupnya, Sekelompok Goblin -- dengan
kata lain, monster-monster kecil -- akan muncul. Perintahkan mereka untuk
melindungimu."
Di Yggdrasil, kristal
data elektronik yang dijatuhkan oleh monster bisa dimasukkan ke dalam item
apapun (kecuali item tertentu), untuk membuat item apapun. Dengan kata lain ada
artifak tertentu yang tidak bisa dibuat oleh pemain dan mempunyai status yang
tetap. Tanduk ini adalah salah satunya.
Momonga pernah
menggunakan tanduk ini sebelumnya, dan saat itu dia berhasil memanggil 12 orang
goblin yang beberapa kemampuan. Ada 2 Goblin Archer, satu Goblin Mage, satu
Goblin Cleric, Dua Goblin Rider dan serigala tunggangannya, serta Pemimpin
Goblin.
Meskipun disebut
pasukan Goblin, jumlah mereka sangat sedikit dan mereka sangat lemah.
Ini adalah item sampah
bagi Momonga. Herannya adalah mengapa dia masih tidak membuangnya. Tetap saja,
Momonga cukup pintar mampu menggunakan item sampah ini untuk kegunaan yang
baik.
Poin bagus lainnya
tentang item ini adalah Goblin yang dipanggil akan tetap berada bersama mereka
sampai terbunuh daripada menghilang dalam beberapa saat. Itu bisa memperpanjang
waktu untuk para gadis itu.
Setelah Momonga
selesai, dia berputar untuk pergi, membawa Albedo bersamanya dan menuju ke desa.
Namun, setelah beberapa langkah, sepasang suara memanggilnya.
"Ah.. te- terima
kasih sudah menyelamatkan kami!"
"Terima
kasih!"
Kalimat itu
menghentikan Momonga, dan ketika dia berputar, dia melihat dua orang mata gadis
itu basah oleh air mata karena berterima kasih padanya. Dia menjawab:
"..Tidak usah
dipikikan."
"Dan, mungkin ini
mungkin kurang ajar bagi kami, tapi, tapi hanya anda yang bisa kami andalkan.
Tolong! Selamatkan orang tua kami!"
"Baiklah, jika
mereka masih hidup, aku akan menyelamatkan mereka."
Mata kedua saudari itu
melebar ketika mendengar ucapan Momonga. Wajah mereka mencerminkan ketidak
percayaan pada hati mereka, tapi akhirnya sadar dan menundukkan kepala
berterima kasih.
"Te.. Terima
kasih! Terima kasih banyak! Dan, dan bolehkan kami tahu..."
Suara si gadis
terpatah-patah, dan dia bertanya seperti bergumam:
"Bolehkan kami
tahu nama anda...?"
Momonga hampir
membalas karena refleks, tapi apada akhirnya dia tidak menyebutkan namanya.
Nama
"Momonga" adalah nama seorang guild master dari mantan Ainz Ooal
Gown. Lalu bagaimana dia harus menyebut dirinya sekarang? Apa nama yang tepat
bagi orang terakhir yang berada di Great Tomb Nazarick?
--Ah, itu dia.
"...Ingat baik-baik
namaku. Aku adalah Ainz Ooal Gown."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TULIS KOMENTAR