
"Patuhi
perintahku, [Lemegeton's demon]."
Sebuah golem yang
terbuat dari mineral langka bergerak untuk mematuhi perintah Momonga. Akhirnya
Momonga menerima bahwa Realitas Virtual telah berubah menjadi dunia nyata. Hal
terpenting bagi Momonga selanjutnya adalah melindungi diri.
Meskipun para NPC yang
dia jumpai sejauh ini sangat menghormatinya, itu tidak berarti bahwa yang akan
dia jumpai nantinya berlaku sama. Lebih baik mencegah daripada menyesal.
Momonga harus
memastikan fungsionalitas dari para Golem, item legendaris dan magic miliknya
di dalam Nazarick... Keselamatan dirinya dipertaruhkan dalam hal ini.
"Akhirnya, dengan
ini masalah pertama sudah terselesaikan."
Melihat Golem,
pikirannya sedikit lega. Golem hanya mematuhi perintah yang dikeluarkan oleh
tuannya, jadi dalam situasi terburuk--- seperti pemberontakan NPC--- setidaknya
dia mempunyai jaminan keselamatan.
Momonga melihat
jarinya-jarinya yang tinggal tulang belulang. Dia memakai 9 cincin di 10
jarinya, dengan hanya menyisakan sebuah jari di tangan kiri yang dibiarkan
kosong. Di Yggdrasil, biasanya tidak mungkin menggunakan banyak cincin di jari
manapun kecuali untuk jari manis di tangan kanan dan kiri. Tetapi, karena
momonga menggunakan kemampuan khusus dari sebuah item magic, dia bisa memakai
banyak cincin di seluruh tangan dan menggunakan seluruh kemampuannya pula. Dia
tidak hanya disebut spesial, dia terkenal sebagai salah satu dari banyak
ability user terbaik di server itu. Salah satu cincin di tangan Momonga adalah
cincin Ainz Ooal Gown. Memungkinkan baginya untuk berteleport dengan bebas
diantara setiap ruangan yang ada di Nazarick. Setiap anggota Ainz Ooal Gown
harus memakai cincin ini. Setelah mengaktifkannya, dia mulai berpindah ke
terowongan yang gelap hingga dia tiba pada cahaya putih di ujungnya.
"Sukses...."
Setelah teleportasi
berhasil, Momonga lalu berjalan melewati lorong yang lebar. Udara di sekeliling
lantai ini beraroma rumput dan tanah, baunya seperti sebuah hutan. Momonga
semakin yakin bahwa tempat ini benar-benar menjadi nyata.
Sebuah pertanyaan
muncul di benaknya ketika dia berjalan. Karena tubuhnya hanya terdiri dari
tulang dan tidak mempunyai paru-paru maupun trakea di dalamnya, bagaimana
caranya dia bisa bernafas? Sebuah keraguan nyata melintas di pikirannya, tetapi
dia mulai merasa bodoh dan langsung menyerah memikirkan hal tersebut.
Setelah hampir sampai
di ujung lorong, sebuah pintu terbuka secara otomatis untuk Momonga. Di sisi
lain ada arena yang luas dan dikelilingi oleh beberapa lapisan dari auditorium.
Amphiteater berbentuk
oval ini mempunyai panjang sekitar 180 meter, dengan lebar 156 meter dan tinggi
48 meter. Dibentuk menyerupai Coloseum dari Kerajaan Romawi.
Sebuah mantra yang
disebut [Continual Light] / Cahaya berkelanjutan diaktifkan ke seluruh bangunan
sehingga cahayanya selalu terang seperti siang hari di dalam. Para penontonnya
terdiri dari beberapa Golem yang tidak menunjukkan tanda-tanda aktif.
Tempat ini disebut
sebagai Arena. Para gladiator dimainkan oleh para penyusup dan penontonnya
terdiri dari para Golem dan anggota Ainz Ooal Gown yang duduk di tribun VIP.
Tak perduli seberapa keras atau sebanyak apapun penyusupnya, mereka disini
dipastikan untuk bertemu ajalnya.
Saat ini, sebuah
langit gelap terlihat di atas arena dan jika tak ada cahaya magic di dekatnya,
kamu bisa melihat bintang-bintang di langit yang gemerlapan. Lantai 6 Nazarick
diselimuti oleh langit buatan. Tidak hanya bisa berubah dengan pelan dari waktu
ke waktu, bahkan juga ada matahari terbit, lengkap dengan efek siang harinya.
Seseorang bisa merasa
santai hidup di dalam skenario fiksi ini, jadi usaha dari anggota guildnya
tidak sia-sia. Meskipun mood Momonga semakin meningkat ketika di disini,
situasi saat ini tidak memungkinkan baginya untuk terus seperti itu.
Momonga melihat
sekeliling. Arena ini seharusnya dikelola oleh si kembar itu... lalu
tiba-tiba..
"Hey
disana!"
Dengan sebuah
teriakan, sebuah siluet melompat dari tribun VIP. Jaraknya sekitar 6 tingkat
dan tak ada tanda digunakannya magic, hanya kemampuan fisik saja. Kakinya yang
lengkung dan lembut meredam benturan dan mengeluarkan ekspresi bangga dengan
tanda "V" yang berarti Victory atau kemenangan dengan tangannya.
Seorang anak
bertampang cewek dengan senyum yang menawan dan hangat di wajahnya. Rambut
emasnya melayang di bahu merefleksikan suasana di sekitar. Dengan warna mata
berbeda masing-masing biru dan hijau membuatnya bersinar seperti seekor anak
anjing. Telinganya yang lancip dan kulit yang gelap menunjukkan dia adalah
seorang Dark Elf(Peri Gelap), kerabat dekat dari Forest Elf(Peri Hutan).
Dengan Pakaian kulit
sisik naga yang hitam dan kemerahan dipadukan dengan rompi bertanda Ainz Ooal
Gown berwarna putih dan emas di dadanya. Di bawahnya, dia mengenakan satu set
celana putih dan di lehernya kalung dengan biji pohon ek (acorn) yang
mengeluarkan cahaya keemasan. Sebuah cambuk melingkar di pinggang. Dan di
punggung dia membawa busur raksasa yang mempunyai pegangan berukir yang indah.
"Ah, Aura."
Momonga berjalan
menuju si Dark Elf sambil menyebut namanya. Dia adalah seorang guardian dari
lantai 6 di dalam Mausoleum Nazarick yang ada di bawah tanah, Aura Bella Fiora.
Dia mampu mengontrol binatang buas magis, menjadi pawang binatang buas dan ahli
dari taktik gerilya.
Dengan langkah kecil,
Aura mulai berlari ke arah Momonga. Langkah kakinya memang terlihat kecil, tapi
dia lebih cepat dari binatang buas. Langkahnya cepat dan tepat dalam
memperpendek jarak.
Aura mengerem
tiba-tiba dengan kaki. Karena gesekan tersebut, sepatu yang terbuat dari
lempeng emas itu mengeluarkan debu yang terbang di belakangnya.
"Puh."
Terlihat dengan jelas
dia tidak berkeringat, Aura hanya pura-pura mengusap keningnya dan mengeluarkan
senyum mirip anjing yang ingin menyenangkan tuannya. Dengan nada tinggi dan
unik seperti anak-anak, dia menyapa Momonga:
"Selamat datang,
Momonga-sama. Selamat datang di lantai yang saya jaga!"
Sapaan tersebut tidak
se elegan atau sehormat Albedo dan Sebas, tapi terasa lebih akrab. Bagi
Momonga, dia tidak tahu jika perasaan akrab tersebut dibuat-buat. Itu karena
Momonga tidak cukup berpengalaman untuk membedakannya, hal ini membuat
kepalanya sakit. Ekspresi Aura penuh dengan senyuman dan dia tidak merasakan
rasa permusuhan apapun darinya. Tak ada respon juga dari "pemindai
musuh".
Momonga melihat ke
kiri dan kanan dengan matanya dan merenggangkan genggaman pada tongkatnya. Jika
situasi darurat, dia berencana untuk menyerang lalu mundur sekaligus, tetapi
kelihatannya dia tidak perlu melakukan hal itu.
"...Ah, apakah
aku mengganggumu sekarang?"
"Apa?
Momonga-sama adalah pemilik dari Nazarick, pemimpin tertinggi! tak perduli
kapanpun anda berkunjung, itu tidak disebut sebagai gangguan!"
"Jadi..... Aura,
dimana ...?"
Mendengar pertanyaan
Momonga, Aura buru-buru berbalik dan melihat ke arah ruangan VIP dan dengan
keras berteriak:
"Momonga-sama
disini! Jangan tidak sopan, dan cepatlah kemari!"
Di dalam bayangan
ruangan VIP, terlihat sebuah bayangan yang gemetaran.
"Mare, kamu
disana?"
"Ya, ya,
Momonga-sama. Karena dia sangat pemalu... dia tidak ingin meloncat!"
Sebuah suara yang
hampir tak terdengar merespon panggilan Aura. Karena jarak dari ruangan VIP,
biasanya butuh keajaiban untuk bisa mendengar suara tersebut. Tetapi karena
Aura memakai kalung dengan magic di tubuhnya, itu menjadi tidak masalah.
"Tidak, tidak...
kakak...."
Aura menghela nafas
dan menjelaskan:
"Itu, Itu... Tn.
Momonga, dia hanya sangat pemalu, dan jelas tidak bermaksud tidak sopan."
"Aku mengerti
akan hal itu Aura, dan aku tak pernah meragukan loyalitasmu."
Sebagai sebuah
komunitas, kita harus memahami timing dari perkataan dan kebenaran dibaliknya.
Suatu ketika berbohong itu dibutuhkan untuk meyakinkan lawan bicara. Momonga
mengangguk pelan. Aura langsung lega dan menolehkan wajahnya ke ruangan VIP:
"Master
tertinggi, Momonga-sama datang ke lantai ini untuk bertemu para guardian. Ini
tidak sopan sama sekali, kamu seharusnya sadar akan hal itu! Jika kamu terlalu
takut untuk meloncat, Aku akan menendangmu hingga jatuh!"
"Um.. aku ingin
memakai tangga untuk turun..."
"Berapa lama kamu
ingin Momonga-sama menunggu?! Turun sekarang!"
"Aku tahu, Aku
tahu....!"
Dengan segala
keberaniannya, sebuah figur mungil melompat. Dark Wizard adalah titel dari Dark
Elf ini. Kakinya mendarat tidak tegap di tanah berbeda dengan Aura. Mungkin
karena hanya menggunakan kemampuan fisik, benturannya membuat dia tidak kokoh.
Setelah mendarat, dia
mulai berlari menuju keduanya dengan kecepatan penuh, walaupun masih jauh lebih
lambat dari Aura.
"Cepatlah!"
"Ya, ya..."
Seorang anak dengan
penampilan mirip Aura muncul. Meskipun panjang dari rambut, warna rambutnya,
warna matanya, atau tampilan wajahnya, si kembar itu tidak mirip satu sama
lain. Tapi jika Aura adalah matahari, maka Mare adalah bulan. Yang satu gemetar
ketakutan, sementara yang lain mengomelinya. Momonga merasa kaget bagaimana
mereka menampakkan ekspresi tersebut. Sejauh yang Momonga tahu, kepribadian
Mare tidak diprogram seperti itu. Para NPC hanya mempunyai sebuah ekspresi dan
meskipun jika peran para NPC diperluas, mereka seharusnya tidak mampu merubah
ekspresinya. Namun dua orang Dark Elf kecil di depan Momonga ini menunjukkan
berbagai macam ekspresi wajah.
"Maaf sudah
membuat anda menunggu, Momonga-sama..."
Anak kecil ini
terlihat ketakutan sambil mengintip Momonga. Dia mengenakan pakaian sisik naga
berwarna biru yang membosankan dan jubah berwarna hijau daun. Meskipun
pakaiannya mempunyai dasar putih yang sama dengan Aura, sisi bawah menunjukkan
sedikit kulit karena memakai rok. Seperti Aura, sebuah kalung terbuat dari biji
pohon ek (Acorn) dan memancarkan cahaya perak membungkus lehernya. Tangannya
yang ramping memakai sarung tangan sutra berwarna putih mengkilap sambil
memegang tongkat kayu berwarna hitam dan bengkok.
Mare Bello Fiora.
Mare dan Aura adalah
dua guardian dari lantai 6 di dalam Nazarick. Momonga menyipitkan matanya -
meskipun soket matanya kosong, dia mengamati keduanya. Aura berdiri tegak,
sedangkan Mare gemetar dan malu-malu di bawah tatapan Momonga.
Sama seperti dulu,
kelihatannya mereka masih teman.
"Semangatmu
sedang tinggi, bagus sekali."
"Oh.. akhir-akhir
ini agak membosankan, terkadang ada beberapa penyusup juga bagus.."
"Aku, aku tidak
ingin melihat penyusup.. Aku bisa ketakutan..."
Mendengar ucapan mare,
wajah Aura berubah:
"..Oh.
Momonga-sama, mohon permisi sebentar. Mare, kemari."
"Ah.. Ah.. sakit
kakak, kakak, sakit ah."
Setelah melihat
Momonga mengangguk, Aura menarik telinga lancip Mare. Setelah mereka
meninggalkan sisi Momonga, dia berbisik ke telinga Mare. Bahkan dari jauh kamu
bisa mendengar Aura yang menegur Mare.
"Ah, Penyusup.
Mare sama sepertimu, aku juga tidak ingin melihat mereka...."
Aku hanya berharap
bertemu mereka ketika aku sudah siap, pikir Momonga setelah melihat guardian
kembar itu dari kejauhan.
Setelah Mare pulih
dari serangan verbal Aura, dia berlutut dengan mata berkaca-kaca. Pemandangan
ini terlihat seperti hubungan saudara antara keduanya. Momonga melihatnya dan
menyunggingkan senyum sambil berkata dalam hati:
"He he, Mare
memang tidak cocok untuk membunuh musuh. Dia lebih cocok untuk membuat teh dan
mendengarkan kakaknya. Tapi setelah dipikir-pikir... Mare dan Aura sudah pernah
tewas sekali... Bagaimana mereka menghadapinya?"
Sebelumnya, 1500 orang
menyerang makam ini dan sampai di lantai 8. Dulu Aura dan Mare tewas. Mereka
seharusnya mampu mengingatnya ya khan?
Bagaimana konsep
kematian bagi keduanya sekarang? Pada akhirnya, apakah punya efek signifikan
pada mereka? Sesuai dengan pengaturan pada Yggdrasil, setiap kematian akan
menyebabkan kehilangan hingga 5 level dan item equipment (perlengkapan)
miliknya akan jatuh. Jika sebuah karakter berlevel kurang atau sama dengan 5,
karakter tersebut akan menghilang setelah tewas. Tapi karena seorang player
mempunyai proteksi spesial, mereka tidak akan menghilang, namun, level mereka
akan dikurangi hingga tersisa satu.
Keuntungan dari skill
"rebirth", "resurrection of the dead", dan magic untuk
membangkitkan lainnya, adalah bisa mengurangi jumlah level yang hilang.
Terlebih jauh, jika kamu menggunakan item yang benar, kamu hanya perlu membayar
kematian itu dengan sedikit experience.
Untuk NPC lebih
sederhana lagi. Selama guild membayar biaya menghidupkan kembali yang besarnya
tergantung pada level NPC tersebut, maka kebangkitannya takkan berakibat
apapun.
Kematian seringkali
digunakan untuk mengasingkan pemain yang kuat. Upgrade level tidak hanya
membutuhkan banyak experience poin, namun equipment yang dijatuhkan akibat
kematian itu saja sudah merupakan hukuman yang berat. Namun di Yggdrasil,
pengasingan bukanlah hal yang buruk. Aku dengar bahwa perusahaan penghasil game
berharap para pemain tidak akan takut terhadap pengasingan dan berani untuk
bertualang di area baru. Si Pemberani akan menemukan hal yang belum diketahui
dan menghadapi hal-hal baru di dungeon. Dengan peraturan kematian ini, keduanya
pernah menghadapi 1500 orang yang mencoba membunuh mereka. Apakah setelah
dibangkitkan, sekarang mereka adalah orang yang berbeda?
Sementara Momonga
ingin memastikan hal ini, dia tidak ingin menciptakan kecurigaan. Mungkin
Serangan besar juga merupakan pengalaman mengerikan bagi Aura. Tidak baik
menanyakan hal ini hanya karena penasaran. Hal terpenting bagi anggota Ainz
Ooal Gown adalah para NPC tercinta yang mereka ciptakan.
Konsep kematian
sekarang dan masa lalu kelihatannya berubah. Kematian di dunia nyata, tentu
saja, berarti semuanya selesai. Tapi mungkin sudah tidak lagi. Meskipun Momonga
percaya bahwa dia harus mencobanya, sebelum dia mendapatkan informasi yang
cukup, dia tida akan mampu untuk memutuskan tindakan selanjutnya. Lebih
bijaksana untuk menyimpan masalah ini sekarang.
Sejauh ini, meskipun
Momonga tahu bahwa Yggdrasil sudah banyak berubah, masih banyak pertanyaan yang
muncul.
Selagi Momonga
merenungkan tentang hal ini, Aura melanjutkan khotbahnya. Momonga merasa ini
agak sedikit menyedihkan. Di masa lalu, sementara teman-teman dan
kakak-kakaknya bertarung, Momonga akan diam di pinggiran. Tapi sekarang
berbeda.
"Kita hentikan
hal ini sekarang, okay?"
"Tapi
Momonga-sama, sebagai seorang penjaga, Mare-!"
"Jangan khawatir
Aura, aku mengerti perasaanmu sebagai penjaga lantai. Tentu saja kamu tidak
akan senang ketika Mare mengucapkan perkataan pengecut seperti itu di depanku.
Tapi aku juga percaya bahwa di saat ada orang yang menyerang Makam Nazarick,
kamu dan Mare akan dengan berani berdiri dan bertarung hingga akhir. Dan selama
dia mampu melakukan hal ini, kamu tak perlu menyalahkannya sebanyak ini."
Aura berjalan menuju
mare dan menariknya dan Momonga berkata padanya:
"Mare, Lihat
betapa menyedihkannya dirimu, kakakmu yang baik hati pasti akan memaafkanmu.
Kamu seharusnya berterima kasih padanya."
Mare mengeluarkan
sedikit ekspresi terkejut dan melihat kakaknya. Aura dengan cepat membalasnya:
"Uh? tidak,
tidak, bukan seperti itu! Kamu seharusnya berterima kasih pada
Momonga-sama!"
"Aura, itu tidak
penting bagiku. niat baikmu telah dipahami dengan baik. Aku tidak meragukan
kemampuan Mare sebagai seorang guardian."
"Ah, ya, ya!
Terima kasih, Momonga-sama."
"Te.. Terima
kasih."
Mereka memberi hormat
dengan tulus dan Momonga akhirnya merasa tidak enak. Penyebabnya karena tatapan
mereka menusuk Momonga dengan mata yang bersinar-sinar. Tak pernah Momonga
dilihat dengan hormat setinggi itu, Momonga mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya
dengan berdehem sedikit:
"Baiklah, ya, aku
akan akan bertanya padamu Aura, apakah kamu merasa bosan tidak ada penyusup
yang datang?"
"Ah, tidak,
it-itu.."
Melihat ekspresi
ketakutan dari Aura, Momonga merasa bahwa pertanyaannya salah:
"Aku tidak akan
menyalahkanmu, jadi silahkan keluarkan isi hatimu."
"..Memang benar,
sedikit bosan. Tidak ada musuh di dekat sini yang bisa menandingi saya dalam
bertarung lebih dari 5 menit."
Sambil menjawab, dia
mendekatkan kedua jari telunjuknya. Sebagai guardian dari lantai ini, dia sudah
mencapai level 100. Hanya ada sedikit yang bisa menyamainya dalam kekuatan di
Makam ini. Berbicara mengenai NPC, termasuk Aura dan Mare, total jumlahnya ada
9 orang yang bisa, dengan satu pengecualian.
"Bagaimana jika
kamu melawan Mare?"
Tiba-tiba saja, tubuh
Mare mulai gemetar. Dia menggelengkan kepalanya dengan kuat, dan dengan matanya
yang lembab dan terlihat ketakutan. Aura melihat Mare yang ketakutan dan
menghela nafas. Dari hembusan nafasnya, bau yang manis memenuhi udara sekitar.
Teringat kemampuan Aura, Momonga mundur dari bau tersebut.
"Ah, maaf,
Momonga-sama!"
Aura
melambai-lambaikan tangannya untuk mengusir bau tersebut.
[Passive Skill]
Aura, yang mempunyai
skill spesial sebagai pelatih (trainer), juga bisa mengaktifkan semacam buff
(penguat) atau debuff (peluntur) dengan kemampuan ini. Skill ini dipicu oleh
nafas dan efeknya bisa mencapai radius beberapa meter. Jika penggunanya
terus-terusan menggunakan skill ini, efeknya bisa melebar hingga jarak yang menakjubkan,
bahkan radiusnya hingga 10 meter.
Di dalam Yggdrasil
ketika terkena efek dari Buff atau DeBuff, sebuah icon akan muncul di depanmu
untuk menunjukkan bahwa efek tersebut aktif. Tapi sekarang ini berubah dan tak
tampak lagi, dan itu membuatnya menyebalkan.
"Tidak ada lagi,
efeknya sudah berhenti!"
"Ini ah..."
"... Tetapi
karena Momonga-sama adalah Undead, efek dari skill ini seharusnya tidak berguna
bagi anda ya khan?"
Di dalam Yggdrasil
memang benar. Undead tidak akan terkena efek dari segala Buff, tak perduli baik
atau buruk, semuanya sama.
"... Apakah aku
sudah masuk dalam jarak skill ini?"
"Mmm...."
Aura menyusutkan
lehernya dan Mare yang ada disampingnya melakukan hal yang sama.
"... Aku tidak
marah, Aura." Momonga mencoba untuk menenangkan mereka dengan selembut
mungkin.
"Aura.. kamu tak
perlu setakut itu. Apakah kamu mengira kalau mengeluarkan skill begitu saja
bisa berefek padaku? Aku hanya bertanya apakah ya atau tidak aku berada di
dalam jarak skillmu."
"Ya! Anda sudah
masuk dalam jarak skill saya."
Aura merasa lega
mendengarkan respon dari Momonga. Momonga merasakan tekanan dari dalam bajunya
dan perutnya mulai berguncan. Jadi jika dia melemah, apa yang harus dia
lakukan? Setiap kali dia memikirkan ini, dia ingin menyingkirkan pemikiran ini.
"Jadi apa
efeknya?"
"Hasilnya..
seharusnya [Fear] / ketakutan."
"Bagus,
bagus..."
Dia tidak merasakan
[Fear]. Di Yggdrasil, anggota guild atau teman satu tim tidak bisa menyerang
satu sama lain. Meskipun peraturan ini seharusnya tidak berlaku lagi, tapi
tetap saja harus dipastikan dahulu.
"Selama yang aku
ingat, kemampuan Aura tidak akan berefek negatif ke sekutunya."
"Huh?"
Aura tidak bisa
menahan tatapannya. Mare, yang ada disampingnya, juga mengeluarkan ekspresi
yang sama. Momonga bisa menebak dari ekspresi mereka berdua bahwa kejadiannya
bukan seperti itu.
"Apakah aku salah
mengingatnya?"
"Ya, saya bisa
dengan bebas merubah jarak jangkauan efeknya, mungkin anda lupa dengan hal
ini?"
Peraturan yang
melarang kawan menyerang satu sama lain benar-benar tidak efektif. Mare yang
berada di dekatnya kelihatannya tidak terkena, tapi mungkin karena dia memakai
item yang mencegah efek tersebut.
Item Artifak yang
dipakai Momonga tidak memiliki daya tahan terhadap efek ini, apakah itu karena
dia adalah Undead? Mengapa Momonga tidak merasakan [Fear]?
Ada dua spekulasi.
Entah dia mengandalkan kekuatan dari basic ability untuk menahannya. Atau karena
kemampuan spesial yang dia milikinya, yaitu "The Spirit of the
deceased" (Spirit dari yang telah tiada).
Karena dia tidak tahu
yang mana yang benar, Momonga bermaksud melakukan percobaan lebih jauh.
"Bisakah kamu
mencoba menggunakan efeknya pada orang lain?"
Aura memiringkan
kepalanya dan membuat suara aneh, Sekali lagi, mengingatkan Momonga pada anak
anjing dan dia tidak bisa menahan diri untuk mendekat dan mengelus kepala Aura.
Rambutnya selembut
sutra dan terasa sangat nyaman. Karena Aura tidak menunjukkan rasa tidak
nyaman, Momonga tidak bisa menahan diri untuk menyentuh wajahnya pula. Tapi
mata Mare yang memandang dari samping membuat Momonga berhenti. Apa yang
menyebabkan Mare seperti ini? Setelah menerka sebentar, Momonga melepaskan
tangannya dan mengusap rambut Mare dengan tangan lain. Rambut Mare terasa lebih
bagus, ketika Momonga memikirkan hal ini, akhirnya dia teringat sesuatu:
"Aku butuh
sesuatu darimu. Bermacam-macam percobaan sedang dalam proses..... Yang mana aku
ingin meminta bantuanmu untuk itu."
Meskipun masih
gembira, segera setelah Momonga melepaskan tangannya dari kepala mereka, mereka
mengeluarkan rasa malu meskipun entah bagaimana bercampur dengan rasa bangga.
Aura dengan gembira
merespon:
"Ya, saya akan
melakukannya! Momonga-sama, silahkan minta apapun."
"Pertama tunggu
dulu-----"
Momonga membawa
tongkat yang melayang ke tangannya. Ada kemampuan saat ini dari tongkat
tersebut, dan diantara kemampuan yang banyak itu, Momonga memilih perhiasan
dekorasi di tongkatnya.
Item dengan Level
Kemampuan Artifak (Artifact-ability level) bernama "Moon Jade"
-------disebut Moonlight Wolf.
Dia akan memanggil 3
hewan buas keluar tiba-tiba. Karena efek Magic Pemanggilan Monster (Monster
Summmon Magic) disini dan di Yggdrasil sama, Momonga tidak kaget.
Moonlight Wolf dan
Siberian Wolf sangat mirip, kecuali yang pertama memancarkan cahaya perak.
Diantara Momonga dan Moonlight Wolf ada ikatan yang mengagumkan, terlihat
dengan jelas siapa masternya.
"Moonlight Wolf
ya?"
Suara Aura menunjukkan
bahwa dia tidak mengerti apa maksudnya memanggil monster selemah itu.
Moonlight Wolf cukup
gesit dan bisa digunakan untuk meluncurkan serangan tiba-tiba, tapi level
mereka hanya sekitar 20 an. Dari perspektif Momonga dan Aura, sangat jelas
sekali ini adalah monster yang lemah. Tapi untuk tujuan tertentu, level monster
tersebut dirasa cukup. Tidak, semakin lemah maka semakin baik.
"Okay, aku akan
memasukkannya ke dalam jarak dari efek nafasku."
"Hm? Apakah kamu
bisa?"
"Tidak
masalah."
Momonga ragu untuk
memaksa Aura melakukannya. Sekarang ini situasinya sudah tidak sama lagi dengan
saat di dalam game, ada kemungkinan dia tidak akan mematuhinya. Ada juga
kemungkinan kemampuan Aura tidak bisa digunakan dengan baik. Untuk mengatasi
situasi ini, dia harus melibatkan pihak ketiga, maka diputuskan untuk memanggil
Moonlight Wolf.
Serigala itu
terengah-engah, tetapi Momonga tidak merasakan rasa tidak enak apapun. Dia
mencoba untuk bersantai dan jelas sekali tidak ada perasaan aneh. Dia juga
berada dalam jarak yang sama dengan Moonlight Wolf yang kelihatannya sudah
terkena skill Aura, jadi dia yakin bahwa kemampuan Aura benar-benar sudah
aktif.
Dari pengalaman ini
bisa disimpulkan bahwa fungsi skill yang mempengaruhi mental tidak mempengaruhi
Momonga. Itu artinya ----
Di dalam game, bagi
ras sub-human dan ras lainnya, ketika salah satunya mencapai hirarki ras yang
ditentukan sebelumnya, maka dia akan mendapatkan kemampuan spesial dari ras
ini. Khususnya ras Lich, seperti Momonga, juga punya kemampuan spesial yang
lain ----
Setiap hari, seseorang
bisa memanggil undead tingkat tinggi berjumlah 4, undead tingkat sedang
berjumlah 12, undead tingkat rendah berjumlah 20, negative contact, desperate
Aura V [Instant Death], negative guard, dark soul, dark light, immortal
blessing, kemampuan untuk menegasi damage level IV, Thrusting Weapon Resistance
level V, Slashing Weapon Resistance Level V, High-Tier Repel Resistance level
III, Hight Tier Magic Invalidation level III, Menghapus serangan berproperti
Es/Asam/Listrik, Menguatkan Pandangan Magic / Tembus pandang.
Dan juga kemampuan
tambahan dengan level profesional--- Menguatkan Magic instant death, Ahli Dark
Ritual (Ritual kegelapan), aura immortality (keabadian), Membuat Undead dan
banyak lagi lainnya. Kemampuan spesial yang mendasar adalah Undead. Fatal Blow
Invalidation, Fungsi Serangan Repel menjadi tidak efektif, Menghapus
Makan/Racun/Sakit/Tidur/Instant Death/Paralisis, magic necromancer, Tahan
terhadap flesh damage, tidak memerlukan oksigen, menghapus debuff, tahan
terhadap drain energy (pencurian energi), kemampuan memulihkan energi negatif,
dan penglihatan malam.
Tentu saja ada juga
kelemahan terhadap semua hal yang positif: Rawan terhadap Light dan Sacred
Attack level IV, Rawan terhadap assault weapon level V , Sacred damage
punishment level II, Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan api menjadi dobel
dan lain sebagainya.
---Kemampuan dasar ini
dipelajari sebagai Undead dan kemampuan spesial diperoleh ketika upgrade.
Kemampuan Momonga sangatlah tinggi.
"Jadi, dengan
hasil ini.. Terima kasih. Aura, apakah kamu punya pertanyaan?"
"Tidak, tidak
juga."
"Ini sudah cukup
- kembalilah sekarang."
Tiga ekor Moonlight
Wolf menghilang tanpa jejak.
"...
Momonga-sama, apakah anda datang ke lantai kami hari ini untuk melakukan
percobaan?"
Mare juga
menganggukkan kepala.
"Huh? Ah, bukan
itu. Aku kemari untuk berlatih."
"Berlatih? Huh?
Momonga-sama, anda?"
Mata Aura dan Mare
semakin lebar hingga terlihat seperti hampir copot. Itu pasti membuat mereka
kaget jika aku, seorang Pemimpin tertinggi dan juga Penguasa Makam Nazarick,
tidak tahu mantra magic. Reaksi ini sudah diduga oleh Momonga dan dengan cepat
dia membalas:
"Ya."
Mendengar balasan
singkat dari Momonga, ekspresi Aura kembali normal. Momonga cukup puas dari
reaksi yang diduga.
"Maaf, boleh saya
bertanya, kalau begitu, senjata tingkat tertinggi apa yang bisa Momonga-sama
gunakan, yang legendaris?"
"Yang
legendaris?" Momonga kelihatannya agak bingung, tapi setelah melihat mata
Mare yang berkilau, dia menyadari bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan jujur
tanpa ada niat jahat apapun.
"Ini dia... senjata
yang dibangun bersama oleh para anggota guild. Sebuah senjata dari pemimpin
tertinggi, tongkat Ooal Gown."
Momonga mengangkat
tongkatnya lalu tongkat tersebut tiba-tiba memancarkankan cahaya yang indah.
Namun, di sekeliling cahaya tersebut, ada bayangan tidak menyenangkan dan
bergetar, yang hanya terlihat jahat.
Momonga terdengar
lebih bangga dari sebelumnya dan suaranya juga terdengar gembira:
"Tongkat ini,
yang terukir padanya, tujuh ular dan permata, setiap buahnya adalah sebuah
artifk dengan level relic. Karena termasuk satu seri item, ketika sudah selesai
dibuat, kekuatan yang dahsyat pun akhirnya terlihat. Kami menghabiskan banyak
waktu dan usaha untuk melengkapi seluruh koleksinya. Aku tidak tahu berapa
banyak monster yang kami lawan untuk bisa mendapatkan harta ini.. bukan hanya
itu, tongkat ini bisa lebih baik dari level artifak itu sendiri dan bisa
disejajarkan dengan item legendaris. Dan kemampuan paling hebat yang
dimilikinya adalah, bertempur otomatis... Ahem."
....Momonga terlalu
gembira. Meskipun di masa lalu teman-temannya itu membuat tongkat itu
bersama-sama, karena tongkat tersebut tak pernah keluar dari ruang takhta, tak
pernah ada kesempatan untuk memamerkannya. Ketika sekarang telah keluar, dia
ingin menunjukkannya kepada yang lain. Meskipun Momonga ingin melanjutkan untuk
pamer, emosinya menghentikannya.
Dia terlalu malu...
"..begitulah."
"Wow, kuat
sekali..."
"Anda adalah yang
terkuat, Momonga-sama!"
Mata dari dua orang
anak itu berkilauan, hampir membuat Momonga tertawa. Usaha untuk menahan
tawanya hampir saja membuyarkan ekspresinya - pada asalnya, tak ada ekspresi
untuk sebuah tengkorak -- lalu dia melanjutkan:
"Jadi aku akan
membuat sebuah percobaan dengan tongkat ini dan aku harap kamu bisa
membantuku."
"Ya! Kami akan
segera mempersiapkannya. Lalu.. kita bisa melihat kekuatan dari tongkat
ini?"
"Ya, tentu saja.
Aku akan membiarkanmu merasakan sendiri senjata terkuat yang aku bisa
gunakan."
"Menakjubkan!"
- Aura berteriak kegirangan dan meloncat-loncat.
Mare mencoba untuk
menyembunyikannya, tapi telinga panjangnya gagal untuk berhenti gemetar, bukti
dari rasa gembiranya. Ini buruk, aku butuh ekspresi serius, oleh karena itu
tidak bisa santai. Momonga mengingatkan dirinya sendiri untuk mempertahankan
kehormatan sebagai seorang pemimpin.
"..Ada satu hal
lagi Aura. Aku telah memerintahkan semua guardian lantai untuk kemari. Mereka
akan segera berkumpul disini dalam waktu kurang dari satu jam."
"Huh? kalau
begitu kita harus siap."
"Tidak, itu tidak
perlu, kita akan menunggu saja hingga mereka datang."
"Ah, setiap
guardian lantai? kalau begitu Shalltear akan datang juga?"
"Ya, semua
guardian lantai."
".....Oh."
Telinga panjang Aura
tiba-tiba mulai menurun.
Tidak seperti Aura,
Mare terlihat lebih sedikit bergerak. Menurut bahasa tubuh mereka, Aura dan
Shalltear tidak suka satu sama lain, tidak seperti Mare. Apa yang akan terjadi
sekarang? Momonga menghela nafasnya dengan lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TULIS KOMENTAR