• Breaking News

    Minggu, 26 Maret 2017

    Overlord Volume 1 Chapter (Akhir dan Permulaan) - Bagian 1



    Sekarang adalah tahun 2138 A.D., dan  istilah DMMO-RPG sudah menjadi hal yang lumrah.
    DMMO-RPG merupakan kepanjangan dari «Dive Massively Multiplayer Online Role Playing Game», yang merupakan sebuah game interaktif dimana orang – orang bisa menikmati dunia virtual layaknya di dunia nyata, dengan mengkoneksikan sebuah konsol ke dalam neuron nanointerface, yaitu sebuah jaringan nano-computer intracerebral yang terdiri dari cyber dan nano-technology.
    Yang dapat membuat seseorang masuk ke game seperti di dalam kenyataan.
    Di tengah banyaknya DMMO-RPG yang sedang bermunculan, terdapat satu game yang benar – benar populer.
    Yggdrasil. Game ini adalah game terbaik yang diproduksi oleh developer Jepang dan rilis 12 tahun yang lalu, di tahun 2126.
    Walaupun dibandingkan dengan DMMO-RPG lainnya, Yggdrasil merupakan sebuah game yang menawarkan kebebasan pemain yang sangat tinggi. Jumlah class yang menjadi basic game ini bisa  melebihi 2000 class, jika kau juga menambahkan normal class dan juga high-rank class.
    Level maksimum setiap classnya adalah 15, yang berarti setiap pemain harus memiliki sedikitnya 7 class atau lebih untuk mencapai level maksimum yaitu level 100. Selain itu, seseorang bisa merasakan berbagai macam class selama dia memenuhi seluruh syarat class tersebut. Jika sangat menginginkannya, bisa juga untuk mempunyai 100 profesi level satu. Namun cara ini sangat tidak efisien.
    Dengan kata lain, ini merupakan sistem yang tidak memungkinkan memiliki character yang identik kecuali kau memang membuatnya seperti itu.
    Level kebebasan di dalam game ini juga diterapkan pada visual. Jika kau menggunakan alat pencipta yang dijual secara terpisah, kau dapat mengubah penampilan senjata dan armor, data interior, tampilan karakter serta pengaturan detail dari tampilan awal pemain.
    Apa yang menunggu para pemain saat mereka pergi berpetualang adalah sebuah dunia yang sangat luas. Sembilan dunia terdiri dari Asgard, Alfheim, Vanaheim, Nidavellir, Midgard, Jotunheim, Niflheim, Helheim, dan Muspelheim.
    Sebuah dunia yang luas, class yang tak terhitung, dan  visual yang sepenuhnya bisa diatur.
    Fitur inilah yang memicu semangat para pemain Jepang dan menyebabkan fenomena yang disebut ‘visual popularity’.

    Dengan meledaknya popularitas game tersebut belakangan ini, hal itu telah mencapai level pengakuan dimana Yggdrasil dan DMMO-RPG dianggap sebagai sesuatu yang sama di Jepang.
    —Namun, semua itu adalah cerita di masa lalu.
    Sebuah meja bundar yang megah dipenuhi kilauan batu obsidian berada di tengah – tengah ruangan guild, dikelilingi oleh 41 tempat duduk yang mewah.
    Tapi kebanyakan diantara kursi – kursi itu kosong.
    Hanya dua sosok yang terlihat di tempat di mana semua anggota pernah menggunakannya untuk duduk.
    Salah satunya menggunakan pakaian yang rumit, seragam akademi berwarna hitam dengan pinggiran berwana emas dan ungu. Dekorasi di lehernya tampak agak berlebihan, tapi anehnya hal itu terlihat cocok dengan dirinya.
    Meskipun, kepala yang menggunakan kerah mewah itu tak lebih dari sebuah tengkorak, tanpa kulit dan daging. Terdapat cahaya merah gelap di dalam rongga kosong di matanya, dan sebuah objek seperti lingkaran berkilauan di belakang kepalanya.
    Sosok lain yang sedang duduk juga bukanlah manusia. Tubuhnya terlihat seperti gumpalan lengket berwarna hitam. Dari penampilannya, mengingatkan kita akan adonan yang digunakan untuk mengaspal jalan, bergetar dan tidak pernah mempertahankan bentuknya bahkan untuk satu detikpun.
    Yang pertama adalah seorang Overlord yang menduduki peringkat teratas diantara para Elder Liches —Seorang Magic Caster yang telah berubah menjadi undead di dalam perjalanannya mencari sihir. Yang lainnya adalah Elder Black Ooze, sebuah ras dengan kemampuan asam terkuat diantara para tipe Slime.
    Sayangnya, mereka bukanlah monster.
    Mereka adalah karakter pemain.
    Ras di dalam Yggdrasil dibagi menjadi 3 kategor yaitu klasik, ras humanoid yang memiliki tampilan seperti manusia seperti dwarf dan elf; ras setengah manusia dengan wajah yang buruk seperti goblin, orc dan ogre dipilih karena kekuatan fisiknya; dan ras campuran yang memiliki kemampuan monster dan status yang lebih tinggi dari ras lainnya, tapi ada batasan dalam aspek-aspek lainnya. Jika high rank class dari ketiganya dimasukkan, jumlahnya mencapai total 700 class.
    Tentu saja. Overlord dan Elder Black Ooze adalah salah satu ras campuran tingkat tinggi yang bisa dipilih oleh pemain.

    Diantara kedua orang itu, Overlord dapat berbicara tanpa menggerakkan mulutnya. Meskipun ini adalah DMMO-RPG generasi yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya,  tapi secara teknologi tidak mungkin untuk mengubah ekspresi karakter ketika berbicara.
    "Wow, sudah lama sekali ya, Meromero-sama. Meskipun ini adalah hari terakhir dari Yggdrasil, sejujurnya aku tidak mengira akan ada orang yang benar-benar muncul."
    "Aku setuju. memang sudah lama sekali ya, Momonga-sama."
    Elder Black Ooze menjawab dengan suara pria dewasa, dibandingkan dengan Overlord, tidak ada jejak yang bisa disebut semangat hidup.
    "Ini pertama kalinya sejak anda pindah kerja di dunia nyata, jadi sudah berapa lama ya kira-kira?.. Kalau tidak salah 2 tahun?"
    "Ah.. kelihatannya memang benar. Sudah lama juga… Ya Ampun, ingatanku tentang waktu sudah kacau karena terlalu banyak melakukan shift lembur malam setiap hari akhir-akhir ini."
    "Bukankah itu adalah tanda yang berbahaya? Apakah anda baik-baik saja?"
    "Secara fisik? Aku sudah hancur lebur. Tidak sampai pergi ke dokter sih. Tapi aku benar-benar ingin melarikan diri. Walaupun, tetap saja aku harus mencari uang untuk kebutuhan hidup, jadi aku harus bekerja untuk istriku tercinta sambil dicambuki seperti seorang budak."
    "Wow.."
    Overlord — Momonga menaikkan dahinya dan membuat isyarat jengkel.
    "Benar-benar tak tertahankan."
    Suara suram dari Meromero, sarat dengan perasaan realitas yang menakjubkan, mengalir menuju Momonga seperti damage dari sebuah serangan.
    Keluhannya tentang pekerjaan di dunia nyata membuat kehidupannya semakin menjauh.
    Cerita tentang bawahan yang kurang ajar, rencana kerja yang dirombak total dalam semalam, kritikan dari atasan karena gagal memenuhi target, berhari-hari pulang malam karena pekerjaan yang banyak, beban yang semakin meningkat telah merusak lingkaran kehidupannya, dan jumlah obat yang dikonsumsinya pun meningkat setiap harinya.
    Pada akhirnya, percakapan itu berakhir pada satu sisi karena keluhan Meromero yang meledak seperti bendungan yang jebol.
    Ada banyak orang yang menghindari pembicaraan tentang dunia nyata di dalam dunia virtual.
    Perasaan untuk tidak mengikursertakan dunia nyata ke dalam dunia virtual adalah hal yang sudah biasa.

    Namun, dua orang disini tidak berpikir demikian.
    Guild —  merupakan sebuah kelompok yang dibentuk, diatur dan dioperasikan oleh sekumpulan pemain. Nama guild mereka adalah Ainz Ooal Gown, yang mempunyai dua peraturan untuk membuat pemain baru bergabung.
    Pertama, kau harus menjadi anggota masyarakat di dunia nyata. Yang kedua, kau harus memakai class dari ras campuran.
    Karena sifat dasar dari guild tersebut, ada banyak kasus dimana keluhan tentang pekerjaan di dunia nyata menjadi sebuah topik, dan ini diterima oleh para anggota guild lainnya. Bisa dikatakan percakapan 2 orang ini adalah pemandangan yang biasa setiap harinya di Ainz Ooal Gown.
    Setelah beberapa waktu terlewati, perkataan sedih dari mulut Meromero akhirnya berhenti.
    "...Maafkan aku atas keluhan-keluhan tadi. Aku tidak punya banyak kesempatan untuk menyalurkannya."
    Meromero menggoyangkan sebagian tubuh yang memperlihatkan dia sedang membungkuk. Merespon hal ini, Momonga dengan cepat menyahut.
    "Tidak apa, Meromero-sama. Akulah yang seharusnya meminta maaf atas kehadirannya, meskipun anda kelelahan di dunia nyata."
    Dibandingkan dengan sebelumnya, setitik kegembiraan muncul dari Meromero.
    "Terima kasih banyak, Momonga-sama. Aku lega bisa bermain game ini dan bertemu dengamu."
    "Aku juga lega mendengarnya."
    "..Tapi aku sudah waktunya bagiku untuk.."
    Tentakel Meromero bergerak di udara seperti menyentuh sesuatu. Dia mengoperasikan console miliknya.
    "Ah, anda benar. Sekarang sudah larut."
    "Maafkan aku, Momonga-sama."
    Momonga menghela nafas dengan lembut untuk menyembunyikan emosi yang muncul dari dalam dirinya.
    "Ya begitulah, sayang sekali.. sejujurnya, waktu yang menyenangkan telah berlalu dengan cepat"
    "Aku ingin bersamamu sampai akhir, tapi aku sudah kelelahan."
    "Anda pasti benar-benar lelah. Kalau begitu silakan logout dan istirahatlah."
    "Maafkan aku... Momon— bukan, Guildmaster, apa yang akan anda lakukan?"
    "Aku berencana untuk tetap online sampai akhir. Masih ada waktu.. siapa tahu, ada pemain lainnya yang akan muncul."
    "Begitu ya.. Sejujurnya, aku tidak mengira tempat ini masih ada."
    Saat ini, benar-benar hal yang bagus tidak memiliki kemampuan untuk menunjukkan ekspresi wajah. Karena jika kemampuan seperti itu ada, seseorang pasti akan terlihat menyeringai dalam sekali tatapan. Momonga menutup mulutnya untuk menekan emosi yang tiba-tiba muncul.
    Dia berusaha mempertahankan guild karena mereka membuatnya bersama-sama, jadi wajar saja baginya karena dipenuhi perasaan-perasaan yang tak tergambaran saat kata-kata itu dikeluarkan oleh salah seorang temannya. Tapi perasaan itu dengan cepat disingkirkan melalui perkataan Meromero selanjutnya.
    "Sebagai seorang guildmaster, anda telah menjaga tempat ini agar kita bisa kembali setiap saat. Terima kasih atas segala sesuatunya."
    ".. Kita semua membuat tempat ini bersama-sama. Sudah menjadi tugas seorang guildmaster untuk mempertahankan dan mengaturnya agar setiap anggotanya bisa kembali kapanpun."
    "Berkat kehadiran anda kami bisa menikmati game ini hingga puas... Saat kita ketemu selanjutnya, pasti akan sangat menyenangkan di Yggdrasil II."
    "Aku belum mendengar sekuelnya.. Tapi aku benar-benar mengharapkan hal itu terjadi."
    "Kita akan bertemu lagi saat waktunya tiba! Kalau begitu, aku benar-benar merasa ngantuk sekali, jadi aku akan logout... aku lega bisa bertemu dengan anda untuk terakhir kalinya. Sampai jumpa."
    "..."
    Untuk sesaat, Momonga tak bisa berkata apapun; namun, dia memberi ucapan terakhir saat itu juga.
    "Aku juga menikmatinya. Sampai jumpa."
    Emoticon senyum muncul di atas kepala Meromero. Karena tak ada kemampuan untuk merubah ekspresi wajah di Yggdrasil, pemain menggunakan emoticon untuk mengungkapkan emosi mereka. Momonga mengoperasikan consolenya dan memilih emoticon yang sama.
    Lalu, Kata terakhir dari Meromero yang terdengar.
    "Sampai jumpa lagi di tempat yang berbeda."
    Anggota terakhir dari 3 orang yang muncul hari ini telah menghilang.
    Menghapus semua jejak pengunjung, keheningan kembali ke aula guild. Sebuah keheningan yang menghapus ingatan dan emosi.

    Dengan melihat kursi yang tadi diduduki Meromero, Momonga mengeluarkan sebuah kata yang ingin dia katakan tadi.
    "Aku tahu anda lelah, karena hari ini adalah hari terakhir dari game dan anda sudah berada disini, bisakah anda tetap berada di sini sampai akhir?"
    Tentu saja tak ada jawaban. Meromero sudah keluar menuju dunia nyata.
    "Haah..."
    Momonga menghela napas dalam.
    Pada akhirnya dia tidak bisa mengatakan kata – kata itu.
    Kenyataan jika Meromero selalu kelelahan sudah terlihat dari moodnya saat berbicara. Tapi saat Meromero melihat email yang dia kirimkan dan datang hari ini, untuk hari terakhir kalinya di Yggdrasil. Dia seharusnya sudah sangat berterima kasih, tanpa mengaharapkan hal yang lebih dari ini.
    Momonga menatap kursi dimana Meromero duduk beberapa waktu yang lalu, kemudian melihat sekelilingnya. Yang terlihat olehnya adalah 39 kursi yang kawan – kawan lamanya pernah gunakan untuk duduk. Setelah sekilas melihat sekeliling, matanya kembali melihat tempat duduk Meromero sekali lagi.
    “Mari bertemu lagi di tempat lain …”
    Mari kita bertemu suatu hari nanti.
    Sampai bertemu lagi.
    Dia telah mendengar kalimat itu berulang kali. Tetapi mereka tidak pernah memegang kata – kata mereka..
    Tak ada seorang pun yang kembali ke Yggdrasil.
    “Hanya saja kapan dan di mana kita akan bertemu lagi …”
    Bahu Momonga bergetar hebat. Lalu perasaan yang sudah dia tahan sampai saat ini pun meledak.
    “— JANGAN BERCANDA!”
    Dengan teriakan marah, dia memukulkan tangannya ke atas meja. Menilai tindakan itu sebagai serangan, sistem menghitung variable yang tak terhitung jumlahnya seperti damage dari serangan tangan kosong Momonga, pertahanan dari struktur meja dan menampilkan hasilnya dimana jumlah serangan yang dihasilkan Momonga adalah “0”.
    “Tempat ini adalah Grand Underground Grave of Nazarick yang kita bangun bersama! Bagaimana mungkin kalian menyerah begitu mudahnya?!”

    Apa yang mengikuti kemarahannya hanyalah kesunyian.
    “… Tidak, bukan seperti itu. Mereka tidak menyerah. Mereka hanya dihadapkan kepada pilihan antara “kenyataan” dan “fantasi”. Ah, hal ini tak bisa dihindari, dan tidak ada pengkhianatan. Ini pasti merupakan pilihan yang sulit bagi mereka …”
    Momonga bergumam seakan menghibur dirinya sendiri lalu berdiri dari tempat duduknya. Dia berjalan ke arah dinding di mana sebuah staff tergantung di sana.
    Memiliki lambang dewa Herme Yunani sebagai motifnya, staff ini terbentuk dari tujuh ular yang saling melilit, Terdapat permata yang berbeda warna di setiap mulutnya. Cengkeramannya terlihat seperti kristal, dan mengeluarkan cahaya putih kebiruan.
    Staff dengan kualistas tertinggi ini merupakan ‘senjata guild’ di mana setiap guild hanya diperbolehkan memiliki satu, dan merupakan item yang menjadi simbol dari Ainz Ooal Gown.
    Semula, guildmaster seharusnya membawa ini bersamanya, jadi mengapa staff ini hanya tergantung di dinding sebagai hiasan?
    Itu karena staff ini adalah eksistensi yang melambangkan guild.
    Kehancuran dari senjata guild sama artinya dengan pembubaran guild. Karena hal itu senjata guild biasanya disimpan di tempat yang paling aman. Meskipun dengan kemampuan yang luar biasa senjata guild tidak pernah dibawa keluar, bahkan guild terkemuka seperti Ainz Ooal Gown tidak terkecuali, staff ini tidak pernah digunakan oleh Momonga meskipun sebenarnya benda itu dibuat untuknya, dan hanya menjadi hiasan dinding.
    Momonga mengulurkan tangannya ke arah staff, tapi dia berhenti di tengah jalan. Pada saat ini— meskipun mengetahui penutupan layanan Yggdrasil semakin dekat, dia merasa ragu atas tindakannya yang tidak menghargai kenangan berharga saat mereka membuat benda ini bersama – sama.
    Hari – hari yang mereka habiskan berpetualang untuk membuat senjata guild ini.
    Masa lalu yang indah di mana mereka membagi guild kedalam beberapa kelompok dan mengumpulkan bahan – bahan seakan sebuah konstes, berdebat tentang bagaimana penampilan senjata itu nantinya, menggabungkan saran semua anggota dan membuatnya sedikit demi sedikit.
    Itu adalah masa kejayaan dari Ainz Ooal Gown — waktu ketika mereka berada di posisi puncak.
    Ada anggota yang tetap datang meskipun kekelahan karena lembur. Bahkan ada anggota yang datang sehabis bertengkar dengan istrinya karena mengabaikan waktu bersama keluarga. Ada juga yang tertawa tanpa beban dan mengatakan jika dia mengambil cuti.

    Ada saat – saat dimana mereka menghabiskan hari hanya untuk mengobrol, mendapat pekerjaan setelah sekian lama menganggur. Ada hari – hari di mana mereka merencanakan petualangan dan mengumpulkan harta. Ada juga saat mereka pergi menyerang dan menaklukkan kastil guild lainnya. Ada hari ketika mereka menghancurkan semua boss monster tersembunyi yang bisa mereka temukan. Mereka juga telah menemukan sumber daya yang belum ditemukan orang lain sebelumnya, serta menempatkan berbagai macam monster di markas mereka untuk menghadapi pemain lain yang menyerang.
    Tapi saat ini tidak ada seorang pun.
    37 dari 41 anggota telah berhenti, meskipun ketiga sisanya masih tetap menjadi anggota guild, namun hanya namanya saja yang masih tertera. Momonga tidak bisa mengingat kapan terakhir kali mereka muncul kecuali hari ini
    Momonga membuka konsolnya dan mengakses data game, tempat di mana dia mencari peringkat guild. Dulu mereka pernah berada di peringkat 9 dari sekitar 800 guild yang ada, tapi sekarang mereka sudah turun ke peringkat 29. Tetapi, ini masih lebih baik jika dibandingkan peringkat terendah yang mereka pernah alami yakni  48.
    Alasan guild bisa mempertahankan peringkatnya bukan karena campur tangan Momonga, tetapi berkat item yang ditinggalkan oleh teman – teman lamanya — peninggalan masa lalu.
    Meskipun banyak anggota yang menerlantarkan guild sekarang, ada kalanya dulu di mana guild ini bersinar.
    — Dan hasil dari jeri payah waktu itu adalah.
    Senjata guild: Staff of Ainz Ooal Gown.
    Momonga tidak ingin menerlantarkan senjata yang dipenuhi kenangan indah mereka semua, Namun perasaan yang bertentangan dengan hal itu mendorongnya.
    Selama ini, Momonga selalu mementingkan hasil keputusan mayoritas.
    Meskipun dia adalah seorang guildmaster, apa yang dia lakukan hanyalah sesuatu seperti menghubungi mereka semua.
    Karena itu, saat tidak ada anggota lain saat ini, keinginan untuk menggunakan otoritasnya sebagai guildmaster terlintas dalam pikirannya untuk pertama kali.
    “Perlengkapan ini masih belum cukup.”
    Bergumam pada dirinya sendiri, Momonga mulai mengoperasikan konsol untuk melengkapi avatarnya dengan equip yang pantas bagi posisinya sebagai guildmaster.

    Persenjataan di Yggdrasil diklasifikasikan berdasarkan ukuran data mereka. Semakin besar data, semakin tinggi pula kelas senjata tersebut. Mulai yang paling bawah, kelasnya adalah: Lesser, Minor, Medium, Major, Greater, Legacy, Relic, dan Legendary. Tapi saat ini, Momonga menggunakan persenjataan lengkap di kelas tertinggi dibandingkan kelas senjata sebelumnya— Divine.
    Pada jari – jari tanpa dagingnya terdapat sembilan cincin, di mana setiap cincin mempunyai kekuatan yang berbeda. Selanjutnya kalung, sarung tangan, sepatu, jubah, dan gelang semuanya merupakan item kelas Divine. Jika dinilai dari harganya, semua barang – barang tersebut merupakan item yang sangat berharga.
    Sebuah jubah terpasang di pundaknya, dan ada aura berwarna merah darah yang muncul didaerah sekitar kakinya. Meskipun aura itu ganas dan menakutkan, itu bukanlah berasal dari skill Momonga. Dia hanya menambahkan sebuah efek ‘chaostic aura’ kedalam jubahnya, berhubung masih ada ruang tersisa dalam kapasitas data visualnya. Jadi menyentuhya sangatlah aman.
    Banyak ikon muncul di sudut bidang penglihatan Momonga, menunjukkan peningkatan kemampuannya.
    Setelah mengganti perlengkapan dan mempersenjatai dirinya, Momonga mengangguk puas karena equip yang dia gunakan saat ini cocok dengan posisinya sebagai guildmaster. Lalu dia mengulurkan tangannya dan meraih Staff of Ainz Ooal Gown.
    Saat dia memegang staff itu di tangannya, tongkat itu mengeluarkan pusaran aura berwarna merah gelap. Terkadang membentuk wajah manusia yang kesakitan kemudian menghilang. Seolah – olah kita bisa mendengar suara manusia yang sedang menderita.
    “…visual efek yang menjijikkan.”
    Staff terkuat yang tidak pernah dipakai sekalipun akhirnya berada di tangan pemilik aslinya, bersama akhir dari Yggdrasil.
    Memastikan ikon yang menunjukkan peningkatan drastis dari statnya sekali lagi, dia merasa sedikit kesepian.
    “Haruskah kita segera pergi, simbol guild Ainz Ooal Gown? Tidak, bukan seperti itu — Ayo kita pergi, simbol guild Ainz Ooal Gown.”

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    TULIS KOMENTAR